7 Tanda Kamu Udah Sepenuhnya Jadi Cewek Antidrama. Hidup Lebih Selow Jadinya

cewek antidrama

Banyak yang beranggapan bahwa kebanyakan cewek itu drama. Yah, sebenarnya, buka cewek saja kok yang drama. Ada kalanya, kita menjadi seseorang yang drama seperti bereaksi berlebihan terhadap sesuatu, atau curhat ke teman tentang sesuatu yang ditambahi bumbu-bumbu. Bener nggak nih?

Seiring pendewasaan, seharusnya sikap drama itu juga menghilang. Karena hidup sudah sulit dan berat tanpa harus dibuat lebih drama lagi. Yang simpel-simpel saja justru akan membuat hidup setingkat lebih gampang. Nah, inilah beberapa tanda perubahanmu yang dulu suka drama, kini jadi lebih simpel dan bersahaja.

1. Dulu saat ada masalah semuanya kamu bahas di media sosial. Sekarang benar-benar dipilah mana perlu dan nggak perlu diunggah

semua dicurhatin di media sosial via unsplash.com

Dulu setiap ada masalah, kamu selalu mengunggahnya ke media sosial. Tujuannya sih untuk mengundang simpati atau setidaknya mengharap seseorang datang dan bertanya “kamu kenapa?”. Kadang kamu juga menggunakan media sosial untuk tempat melampiaskan emosi dan marah-marah terhadap seseorang. Sekarang kamu lebih menahan diri dan memilah-milah mana sih yang perlu diunggah dan mana yang nggak.

2. Dulu kamu selalu jelek-jelekin mantan pas sudah putus. Sekarang pilih bungkam dan menyimpan semuanya di lubuk hati terdalam

umbar air orang via unsplash.com

Rasa sakit hati membuatmu merasa boleh menjelek-jelekkan mantan. Setidaknya di kalangan sahabat, curhatmu selalu dihiasi dengan aib-aib mantan yang kamu umbar. Pokoknya mantan adalah tokoh antagonis yang harus dibenci oleh semua orang. Sekarang kamu merasa itu nggak benar. Meski perpisahan menyakitkan, tapi kalian juga pernah bahagia bersama ‘kan? Kamu tak harus menjelekkan atau mengumbar aib orang untuk balas dendam.

3. Dulu langsung marah-marah saat teman mendadak batalin janji. Sekarang santai saja tapi mencatat dalam hati

dulu langsung marah-marah via pixabay.com

Memang nyebelin sih kalau ada orang yang membatalkan janji di detik-detik terakhir. Kita susah bersiap-siap dan tinggal berangkat, tiba-tiba dia bilang nggak bisa berangkat. Dulu kamu langsung marah-marah dan mengonfrontasinya. Sekarang kamu lebih selow. Kamu tak akan marah-marah, tapi kamu mencatat sikap temanmu dalam hati. Bukannya mendendam, tapi setidaknya kamu bisa mengantisipasi saat dia mengajak janjian lagi.

4. Dulu kamu langsung panik saat ada yang mengritik penampilanmu. Sekarang kamu bodo amat asalkan kamu nyaman

panik kalau dikritik via unsplash.com

Dulu, pendapat orang lain adalah segala-galanya bagimu. Kalau ada orang yang memberi komentar negatif atas bajumu, kamu bakal panik dan terpikir untuk langsung beli baru. Begitu juga saat ada yang mengritik hasil kerjamu, kamu menganggapnya sebagai serangan pribadi. Sekarang, kamu bisa lebih tenang dalam menghadapi komentar orang. Dibilang bajumu nggak matching kamu pun santai saja dan bilang “Iya nih, baju-baju lagi pada dilaundry”. Soal pendapat orang pun kamu bisa membedakan mana yang profresional dan mana yang personal.

5. Dulu kalau banyak kerjaan, ngeluh dulu sama teman-teman. Sekarang buru-buru dikerjain biar cepat kelar

kalo ada kerjaan langsung dikerjain via www.freepik.com

“Duh, ini banyak banget kerjaan. Mana dulu yang harus dikerjain? Ah, bentar update story dulu deh…”

Belum kelar pekerjaan satu, yang lain sudah datang. Deadline-nya barengan pula. Kepala rasanya ngebul sampai mau pecah. Dulu hal pertama yang kamu lakukan adalah mengeluh di media sosial. Hal kedua adalah meratapi nasib dan berpikir keras bagaimana cara menyelesaikannya. Sekarang kamu memilih untuk langsung kerja, karena kamu tahu mengeluh nggak akan membuat pekerjaanmu berkurang juga.

6. Dulu kamu ikut-ikutan benci seseorang hanya karena temanmu membencinya. Sekarang kamu bisa memilah dan tidak melibatkan diri dalam masalah

ikut-ikutan teman benci seseorang via pixabay.com

“Aku benci banget sama dia.”
“Lho, kenapa?”
“Soalnya dia mantan temanku, dan mereka putusnya nggak baik-baik.”

Dengan alasan solidaritas, kamu bisa membenci orang hanya karena temanmu membencinya. Kamu menjauhi seseorang hanya karena temanmu pernah punya masalah dengannya. Padahal kalau dipikir-pikir kamu nggak pernah punya masalah personal dengannya. Tapi itu dulu, sekarang kamu lebih memilih untuk nggak melibatkan diri dalam konflik, apalagi konflik yang sebenarnya urusan pribadi dan nggak ada hubungannya denganmu.

7. Dulu sering ngambek dan mendiamkan pacar kalau ada yang bikin nggak senang. Sekarang lebih suka langsung ngomong biar clear persoalan

diam-diaman kalo ngambek via www.freepik.com

Dulu aksi ngambek sering kamu lakukan saat pacar melakukan sesuatu yang bikin hatimu nggak senang. Kamu akan mendiamkannya, dan memaksanya mencari tahu sendiri kesalahannya. Kalau dia nggak tahu, kamu akan semakin marah! Sekarang kamu merasa itu kekanak-kanakan. Kamu memilih untuk mengatakannya secara langsung bahwa kamu sedang marah dan apa yang membuatmu marah. Karena kamu tahu masalah akan lebih terang jika diperbincangkan.

Sebagai manusia yang dikaruniai dengan perasaan, wajar saja kalau terkadang kita lebay menghadapi suatu keadaan. Lalu kita impulsif memberikan reaksi, yang barangkali akan disesali nanti. Yah, dulu kamu memang pernah menjadi orang yang “drama”. Sekarang urusan semakin banyak, dan kamu sadar bersikap drama hanya akan memperberat keadaan semata.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pecinta harapan palsu, yang berharap bisa ketemu kamu.

Editor

Not that millennial in digital era.