Tentang Menjadi Muda, Mencoba Semua, dan Belum Tahu Akan Berakhir Di Mana

Prosesi bangun pagi sekarang tidak sesederhana dulu lagi. Kegiatan pertama di awal hari perlahan berubah jadi momen refleksi. Dalam kondisi mata setengah mengantuk, badan yang masih sedikit kaku dan hanya ingin bergelung malas — muncul pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang belum bisa dijawab tuntas.

Advertisement

Hidupku mau dibawa ke mana ya?

Yakin nih aku mau melakukan pekerjaan ini selamanya?

Dengan gaji segini, apa iya aku bisa hidup nyaman dan berkeluarga?

Bingung ke mana harus membawa arah hidup memang jadi bagian tak terpisahkan dari menjadi muda. Menjalani hidup yang penuh tanda tanya dan kecemasan seakan jadi tantangan yang selalu ada di hadapan. Belum lagi tuntutan yang terus datang dari kiri-kanan memaksa kita berakrobat demi penyesuaian.

Ah, tapi bukankah ini seninya? Muda, ingin menjajal semua — belum tahu pula akan berakhir di mana. Yakinlah, kita pasti sanggup menjalaninya.

Advertisement

Rasa cemas yang memenuhi udara itu wajar adanya. Toh sebenarnya kita ini masih anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa

Sebenarnya kita ini anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa

Sebenarnya kita ini anak kemarin sore yang belum tahu apa-apa via s371.photobucket.com

Tidak ada yang salah dengan ketakutan yang sering muncul tanpa permisi. Kekhawatiran-kekhawatiran random yang datang setiap hari juga sebenarnya tidak perlu membuat kita merasa merana setengah mati. Seperti undangan pernikahan yang berjubel datang di satu waktu — usia kita saat ini memang jadi saat paling tepat bagi munculnya semua pertanyaan itu.

Ini memang masanya kita banyak bertanya, waktunya kita menantang diri sendiri untuk menghadapi dunia meskipun sebenarnya belum tahu apa -apa.

Oke lah kita boleh merasa dewasa karena sudah mulai belajar hidup sendiri tanpa sokongan orangtua. Sudah merasakan perih dan nelangsanya putus cinta sebagai orang dewasa; sembari tetap harus bertanggung jawab atas semua beban kerja.But in the end, we are nothing more than a clueless creature. Dunia tetap menawarkan tantangan yang lebih beragam; lebih kelam dari semua kenakalan yang pernah kita lalui di panjangnya malam.

Advertisement

Ketidaktahuan ini juga sebenarnya bukan kutukan. Justru darinya, terbuka titik awal untuk menemukan

Justru dari ketidaktahuan tebuka titik awal untuk menemukan

Justru dari ketidaktahuan tebuka titik awal untuk menemukan via tumblr.com

Ada seorang kawan yang layak diberi predikat manusia ter-clueless sepanjang masa. Bagaimana tidak? Sedari duduk di bangku SMA dia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Dia memilih masuk jurusan IPA karena belum tahu ingin kuliah di jurusan apa. Setelah susah payah belajar Kimia dan Fisika, pilihan yang dilingkari saat masuk ke universitas justru Fakultas Hukum dengan pertimbangan nanti bisa lebih luwes mendaftar pekerjaan apa saja. Dan sekarang dengan gelar SH di belakang nama dia malah jadi auditor di salah satu lembaga negara, yang berarti mengharuskannya belajar Akuntansi yang kesulitannya selevel Sarjana.

Berkaca dari pengalamannya saya menyadari satu hal. Betapa ternyata ketidaktahuan bisa membuka berbagai pintu kesempatan. Menjadi sukses tidak mengharuskan kita memiliki tujuan hidup dari awal. Yang terpenting justru keinginan menantang diri untuk mencoba banyak hal.

Di akhir hari, kita akan mengerti. Hidup ternyata hanya harus dijalani. Hingga nanti lempengnya berderak — menemukan keseimbangannya sendiri

Hingga nanti lempeng hidup berderak menemukan keseimbangannya sendiri

Hingga nanti lempeng hidup berderak menemukan keseimbangannya sendiri via www.finchandfawn.com

Jika diibaratkan lempeng bumi, hidup sebenarnya sudah punya sistem demi menemukan keseimbangannya sendiri. Tuhan dan semesta sudah punya rencana di akhir hari. Hanya saja dua hal yang paling berkuasa di bumi itu ingin melihat kita berjuang, tidak hanya ongkang-ongkang kaki.

Bangun pagi, berkutat dengan tugas di jurusan yang makin ke sini sebenarnya makin tidak sesuai kata hati, sampai bekerja di bidang yang di mata orang belum pasti — adalah proses yang mesti dijalani.

Memencet tombol fast forward demi melewati proses ini memang terlihat menggiurkan. Kita bisa saja memilih untuk mengambil pekerjaan yang paling “aman”, bertahan dalam hubungan cinta yang tidak memberi ruang untuk berkembang hanya karena merasa sudah terlalu nyaman. Atau memutuskan bergantung pada orang-orang tertentu agar tidak perlu merasa kehilangan.

Mendapatkan jawaban dari seluruh kebimbangan yang muncul di usia ini memang menimbulkan rasa tenang di hati. Namun bukan ketenangan ‘kan yang mestinya kita cari di usia yang terlalu muda ini?

Bersulang untuk semua kebimbangan dan pertanyaan yang memenuhi kepala! Kamu tidak pernah sendirian. Kami di Hipwee pun juga mengalaminya. Kami ada untuk menemani kalian menemukan jawabannya 🙂

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat puisi dan penggemar bakwan kawi yang rasanya cuma kanji.

CLOSE