Di puncak titik jenuh, semangatmu terjun bebas tanpa parasut. Hari-hari terasa semakin berat dan pekerjaan yang kamu lakukan setiap hari semakin menyiksa. Semuanya terasa semakin berat dan kadang kamu hanya ingin gegoleran saja di kamar. Bersantai, nggak ada beban. Kamu tahu bahwa mood-mu yang berantakan itu butuh ditingkatkan. Tapi kalimat motivasi dan kutipan pun sudah nggak mempan, karena yang ada kamu malah mendumal “omong kosong”!
Kamu butuh penyemangat yang jauh lebih membumi dan relate dengan kehidupanmu sehari-hari. Padahal, penyemangat itu sebenarnya sudah kamu miliki dan alami lho. Nggak berwujud kalimat-kalimat inspiratif yang menggugah semangat, melainkan fakta-fakta pahit keseharian yang bikin kamu sadar bahwa kamu memang nggak punya pilihan selain kerja sekeras-kerasnya. Misalnya beberapa hal ini.
ADVERTISEMENTS
1. Cicilan bulananmu nggak mengenal kata cuti. Semalas apa pun harus kamu penuhi
Bila kamu ingin bermalas-malasan, kerja angot-angotan dan sekadarnya, pastikan kamu nggak punya daftar cicilan yang harus kamu lunasi setiap bulan. Karena daftar cicilan itu nggak seperti bosmu yang menerima pengajuan cuti. Ada atau nggak ada uang, kamu harus tetap membayar kecuali bila kamu ingin dikejar-kejar debt collector. Jadi, pilih mana, bekerja keras sampai kamu bisa melunasi cicilan dan hidup dengan tenang apa bermalas-malasan sekarang?
ADVERTISEMENTS
2. Orangtuamu nggak akan menjadi lebih muda. Di usia senja kebutuhan juga semakin banyak
Bukan hanya kamu, tapi orangtuamu juga menua. Semakin hari, mereka nggak akan bertambah muda. Tentunya kamu ingin membuat orangtuamu menjalani usia senja dengan lebih nyaman, bukan? Misalnya merenovasi rumah sehingga lebih nyaman untuk langkah mereka yang semakin terbatas. Biaya check up kesehatan yang semakin diperlukan. Atau mengajak liburan sekeluarga mumpung masih bisa. Semua itu bisa dilakukan bila kamu punya tabungan yang cukup hasil kerja kerasmu.
ADVERTISEMENTS
3. Berapa biaya yang kamu keluarkan dalam sekali kencan? Meski hemat juga tetap butuh uang
Meski dibilang hemat juga, pacaran tetaplah butuh biaya. Kadang-kadang pengen juga kencan fancy dan agak mahalan. Apalagi kalau sedang momen-momen spesial. Kamu juga ingin memberi kado yang berkesan. Bukannya memaknai hubungan dengan materi, tapi rasanya mustahil bila pacaran benar-benar tanpa biaya. Jadi, supaya hubungan lancar dan tabungan juga aman, mendingan kerja keras ‘kan? Belum lagi bila hubungan kalian sudah berorientasi serius. Masa nggak pengen nabung buat biaya pernikahan? Harga sewa gedung semakin mahal, lho.
ADVERTISEMENTS
4. Biaya resepsi nikah sih masih bisa ditekan, tapi bagaimana dengan biaya pendidikan anak kelak? Sekarang biaya TK saja bisa puluhan juta
Jangan lupa juga bahwa resepsi itu hanya satu hari. Setelah hari pernikahan itu, masih banyak sekali kebutuhan hidup. Belum lagi nanti bila kalian sudah dikaruniai buah hati. Biaya pendidikan harus dipikirkan mulai dari hari ini. Uang pangkal TK saja bisa sampai belasan juta. Ironisnya, ketika sudah berkeluarga, berhemat akan jadi lebih sulit karena kebutuhan memang semakin banyak. Apa nggak mau kerja keras sekarang dan menabung sebanyak-banyaknya mumpung masih muda?
ADVERTISEMENTS
5. Kalau nggak punya duit, bagaimana kamu bisa nongkrong di kafe atau beli es kopi? Untuk eksis memang butuh biaya
Ayo coba direview lagi kehidupanmu sehari-hari. Berapa kali kamu harus membeli es kopi dalam satu hari? Berapa banyak ajakan untuk nongkrong dengan teman-teman di akhir pekan atau sepulang kerja? Ada berapa banyak acara yang harus diikuti untuk sekadar menjalin relasi? Semua itu butuh biaya yang nggak sedikit ‘kan? Meski hanya kelihatannya hanya keluar uang 15 ribu untuk sekali beli es kopi, kalau dijumlahkan bikin pusing juga. Gaya hidup dan tuntutan untuk eksis butuh biaya. Karena itulah kamu harus lebih keras bekerjanya.
ADVERTISEMENTS
6. Menilik gaya hidupmu sekarang yang makan sembarangan dan jarang olahraga, sudahkah memikirkan biaya kesehatan di masa depan?
Masih soal kehidupan sehari-harimu, seberapa besar kepedulianmu atas urusan kesehatan? Apakah kamu masih suka makan sembarangan yang penting enak dan nggak peduli berapa asupan gula dan kolesterolnya? Apakah sehari-hari kegiatanmu hanya duduk di depan laptop dan jarang berolahraga? Dengan alasan kamu masih muda, hidup sehatnya nanti-nanti saja. Nah, kalau begitu, sudahkah kamu memikirkan tentang rincian biaya kesehatanmu di masa depan?
7. Coba cek wishlist-mu dulu, ada berapa banyak keinginan yang belum terpenuhi? Yakin mau direlakan gitu aja sampai di sini?
Saat mood berjuangmu sedang minim, coba ingat-ingat lagi daftar keinginan yang kamu miliki. Sudah ada beberapa yang terpenuhi, tapi masih sangat banyak wishlist yang hanya jadi wishlist dan nggak tahu kapan bisa diwujudkan. Tapi apakah keinginanmu untuk mewujudkannya sudah hilang? Apakah kamu yakin akan menjadikannya wishlist selamanya dan berhenti berusaha membuatnya jadi nyata?
8. Sekarang sih kamu nyaman tinggal di kosan atau kontrakan. Tapi apa nggak pengen suatu saat tinggal di properti milik sendiri?
Untuk saat ini, kamu masih nyaman tinggal di kontrakan atau kosan. Kamu merasa masih belum butuh mencicil sebuah rumah. Toh, belum berkeluarga juga. Tapi apa kamu yakin ingin seperti itu selamanya? Apa nggak ingin suatu saat bisa tinggal di rumah sendiri tanpa mengeluarkan biaya sewa bulanan? Apa nggak berniat mencicil properti mulai dari sekarang? Kan beda mengeluarkan uang setiap bulan untuk membayar sewa dengan membayar cicilan yang akhirnya rumah itu nanti kamu miliki.
Setiap orang bisa memotivasi dirinya dengan berbagai cara. Ada yang memilih memasang kata-kata inspiratif yang membakar semangat, dan itu cukup efektif untuk membuatnya merasa lebih baik. Tapi ada juga yang lebih termotivasi ketika disuguhi fakta-fakta bahwa nggak ada pilihan lain untuk kerja keras. Kan katanya ada the power of kepepet. Hehe