3 Perbedaan Utama “Perjuangan” Dulu dan Sekarang, Selamat Hari Pahlawan

Hari ini 10 November ya, tanggal yang diperingati secara nasional sebagai hari pahlawan. Sepanjang perjalanan tadi banyak melihat anak-anak yang menggunakan seragam tentara, dibalut dengan ikat kepala merah putih. Bahkan tadi ada parade anak-anak sekolah dasar yang berjalan menggunakan atribut perjuangan, seru ya melihat generasi kecil kita mengenali atribut perjuangannya, bahkan ada yang menggunakan baju perawat sambi membawa kotak obat.

Terbersit pertanyaan iseng dari “syahrini”, “mas bos, mereka apa mengerti ya tentang perjuangan pahlawan dulu, apa jangan-jangan mereka hanya tahu atribut saja, atribut perang-perang itu,?”, Syahrini memang iseng pertanyaanya, tapi saya rasa masuk akal ya pertanyaan syahrini itu. Mengenali atribut pahlawan atau mengenali makna Pahlawan?

Ketika sampai dikampus, saya melihat berita di televisi Presiden Jokowi memimpin upacara peringatan hari pahlawan di TMP kalibata lalu dilanjutkan dengan tebar bunga di makam para pahlawan. Para pahlawan itu, sekarang hanya tinggal batu nisan, bahkan banyak batu nisan di taman makam pahlawan yang tanpa nama.

Para pahlawan itu tubuhnya sudah menyatu dengan tanah Indonesia, tubuhnya sudah hancur dimakan usia tapi apa yang sudah dikerjakan para pahlawan itu kita rasakan saat ini. Apa yang dirasakan? hasilnya adalah bebasnya negeri ini dari penjajahan fisik atau penjajahan tradisional. Anda mungkin bertanya, kenapa saya tulis sebagai penjajahan fisik atau penjajahan tradisional?

Pada masa dulu negara ini dikontrol secara fisik oleh negara lain, yang disebut sebagai penjajah, negara ini diduki oleh negara lain, rakyatnya tidak memiliki kebebasan untuk menikmati negaranya sendiri. Muncullah pemberontakan dari rakyat yang disebutnya perjuangan, pemberontakan oleh pejuang untuk mengusir negara lain itu yang menduduki negara kita.

Muncul dimana-mana perlawanan secara fisik, perang dan perang terjadi. Mereka yang mengikuti perang terbuka harus siap untuk mati, siap untuk ditahan dan siap disiksa. Itulah gambaran perang di jaman penjajahan fisik dulu. Tetapi kini, apakah perjuangan seperti itu harus berakhir? Memang kondisi “penjajahan” sekarang berbeda dengan dulu, sehingga perjuangan pahlawan zaman ini juga seharusnya berbeda.

Ada 3 Perbedaan utama perjuangan Pahlawan Dulu dan Pahlawan Kekinian

Pertama, Dulu Perjuangan Fisik sekarang Perjuangan Pikiran

Kalau dulu berjuang itu harus mengandalkan kekuatan fisik, harus bergerilya malam-malam, masuk keluar hutan membawa senjata dan menahan lapar. Tetapi sekarang perjuangannya melalui Pikiran, bagaimana kita membebaskan Pikiran kita masing-masing dari belenggu penjajahan terselubung. Dulu perjuangan harus melalui berperang terbuka menggunakan bambu runcing, menggunakan senjata, tapi sekarang perjuangan dengan mendidik diri, mengajari diri bahwa diri kita memiliki hak untuk mengatur diri.

Kedua, Dulu Musuhnya Terlihat sekarang Musuhnya “terselubung"

Kalau dulu sudah terlihat jelas siapa musuhnya, sudah terlihat bedanya siapa yang musuh kita sehingga mudah mengenali untuk melawannya. tetapi saat ini musuhnya tidak terlihat, musuhnya terselubung, musuhnya bahkan banyak disekitar kita dan sering bersama kita. Musuhnya adalah informasi-infomasi yang tanpa disadari membelenggu diri dan melemahkan diri. Perjuangan saat ini harus lebih cerdas, lebih pintar lagi karena musuhnya tidak terlihat bahkan yang terlihat bukan musuh bisa saja menjadi musuh.

Ketiga, Dulu Senjatanya Mematikan Fisik sekarang Senjatanya Mempengaruhi Pikiran

Kalau dulu ketika berperang lalu terkena tembakan maka fisik yang terluka bahkan bisa menyebabkan kematian. Karena dulu memang perang fisik, penjajahan fisik, Tapi sekarang senjatanya membuat “mematikan” Pikiran, sekarang ketika anda terkena senjata musuh maka yang melemah adalah pikiran anda, memang secara fisik tidak apa-apa, secara fisik tidak ada luka, tetapi pikiran kita yang melemah. Pikiran kita yang dijadikan objek penjajahan sehingga diri kita tidak bisa bebas menggunakan Pikiran kita sendiri.

Dalam memperingati hari pahlawan 10 nopember, sudah seharusnya kita menyadari bahwa memang kita tidak lagi meniru perjuangan para pahlawan yang sudah gugur, kita tidak lagi mengangkat senjata, kita tidak lagi terjajah secara fisik. Kita harus menyadari bahwa perjuangan dulu dengan sekarang adalah berbeda, musuh yang dulu dengan musuh yang sekarang berbeda, dan penjajahan dulu dengan penjajahan sekarang berbeda. Kita jadikan perenungan peringatan hari pahlawan ini untuk menumbuhkan “karakter” pahlawan dalam diri untuk mewujudkan semua impian kehidupan dimasa kini dan masa depan.

Selamat hari Pahlawan, Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghargai Pahlawannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pakar Pikiran yang membuat metode AMC (alpha mind control) sebagai satu-satunya panduan untuk memgenali, mengontrol dan memaksimalkan Pikiran dengan cara mudah dan menyenangkan. Sudah dibuktikan oleh ratusan orang yang sudah mempelajari AMC, bahwa dengan menerapkan AMC dalam kehidupan maka hidup seseorang pasti berubah menuju kebaikan