Sosokmu adalah Kejutan Terindah. Terima Kasih ya Mau Menggenggam Tangan Ini Lebih Lama

Beginilah cinta, perlu kesabaran, sebuah upaya pembuktian bukan sebatas kata-kata janji yang terdengar basi.

Entah, apa yang membuatku belakangan ini selalu berhalusinasi soal cinta. Di dalamnya ada kisah yang dibuat-buat, terlalu konspiratif. Sampai aku sendiri sulit membedakan mana yang nyata atau sekadar canda.

Advertisement

Bagaimana akal dan raga tidak bertengkar menciptakan narasi konspirasi. Sebab dari dulu cinta selalu saja tidak mengenal tempat dan waktu. Cinta yang aku rasa sering muncul pada kepala yang sebenarnya belum aku kenal seutuhnya. Seakan sedang memupuk yang sedang berjalan, aku tidak bisa menangkal bahwa semuanya masih dalam imaji yang aku buat sendiri. Seolah perasaan ini sudah berlangsung lama. Padahal hanya drama. Inilah yang kemudian menyeret otak menyusun diksi angan-angan.

Jujur saja tiap waktu yang terlintas di pikiran adalah bayangan akan khayal yang acap seperti sungguhan. Sosok itu sebenarnya memang ada, tapi alur ceritanyalah yang mengada-ada. Sebab ketertarikan yang begitu besar ini pada akhirnya membuat yang awalnya fakta berubah menjadi jauh dari realita.

Rupanya aku telah terlanjur terjebak dalam diorama adegan fiktif hingga lupa bahwa aku hidup di dunia. Diorama tanpa dialog. Aku menyayanginya, namun aku tidak mampu mengutarakannya. Lidah seolah kelu, tak sefleksibel biasanya, membuat gagu bahkan bisu. Rasa sayang tak semuanya harus ditampakkan, takut nanti malah dicampakkan. Terkadang begitulah sikap dewasa yang diri perlu tunjukkan untuk mencapai tujuan secara perlahan. Doakan saja semoga kelak takdir membentuk lengkung di bibir, menyerupai huruf keduapuluh-satu dalam alfabet.

Advertisement

Sejauh ini, senyum memang enggan beranjak dari aura dan raut muka tiap kali pribadi mendapat interaksi.  Kebahagiaan tanpa ragu merasuk dalam jiwa kala mengetahui jemari telah berhasil melipat jarak walau cuma sedikit. Setidaknya ada cakap yang sesekali mendarat, menempelkan semangat.

Beginilah cinta, perlu kesabaran, sebuah upaya pembuktian bukan sebatas kata-kata janji yang terdengar basi. Cinta itu butuh tindakan, jangan semata-mata di awal pendekatan. Cinta terlalu sensitif, yang saling bisa jadi asing. Ini soal perasaan, datangnya dari hati yang tak dapat abadi. Maksudnya, tanpa dijaga arti dari kesetiaan bisa sirna menjadi kesementaraan.

Advertisement

Jika dibuka lagi halaman yang lalu, sebenarnya aku masih hangat akan luka. Aku begitu menyayangkan saat setia malah berujung sia-sia. Harapan yang tengah dibangun tak lagi padu, menjadi cair lalu bercucur bagai tangisan. Sembab dan lembab. Wajah murung dan ingin dikurung. Seolah malas rasanya kembali bercengkerama dengan sesuatu bernama cinta.

Apatis dan skeptis. Pengalaman buruk di masa silam sedikit-banyak sempat membikin hati seperti acuh bahkan tak percaya lagi pada kasih sayang. Padahal apabila ditelisik lebih dalam lagi, segalanya bukan salah cinta, tetapi perbuatan yang memberi cinta itu yang tidak benar.

Kemudian kenapa nurani bisa kembali ke kodratnya yang mengakui bahwa dalam setiap napas yang berembus tersimpan kasih yang perlu disebar juga? Jadi kisahnya bermula atas dasar ketidaksengajaan. Aku yang gencar merapat agar ada benih cinta yang merekah malah sedikit mengalami susah. Namun semuanya tak berarti lagi kala hari istimewa itu datang, saat pertama kali kita bertukar pesan. Aku merasa dirimu mengajakku menuju paradiso walau aku tahu bahwa aku bermimpi terlalu jauh. Karena tiap baris kata yang kau tulis merupakan bentuk mengungkapkan apresiasi saja, tidak lebih.

Tidak banyak hal yang dapat aku sampaikan dalam tulisan ini. Yang jelas, aku terpesona akan dirinya yang rupawan. Sikapnya yang sedikit dingin justru membuatku semakin penasaran dan juga heran. Aku sudah bisa merasakan cinta yang begitu hebat, hingga kadang titik pikirku berdebat. Bagiku, ini sangat singkat tapi kenapa sudah terasa dekat?

Separuh warasku tampaknya nyaris hilang dalam bayang. Aku bersungguh-sungguh ingin memilikinya, berada di sampingnya. Sempat terencana dalam benak untuk selalu bertahan dalam kondisi ini. Saat aku berani mengorbankan waktu hanya demi melihatnya senang, menyentuh hatinya agar tenang. Tanpa ditahu kalau aku punya rasa.

Cinta ini telah berhasil membuatku lupa dengan fungsi inderaku. Rasa sayang ini mengubah diriku buta sebuta-butanya. Menjadi rungu tiap angin berupaya menyadarkan dadaku bahwa aku masih dalam radius fantasi. Lalu aku tak pernah menyerah, melangkah sekencang-kencangnya saat detik menyeretku kembali ke rentang waktu yang tepat. Aku tersesat dan meratap. Setengah nyawa akan kupertaruhkan, tapi apakah kamu peduli?

Perkara ini akan kuserahkan pada semesta. Aku hanya butuh menjalaninya dengan penuh ikhlas biarpun kemungkinan besar dapat saja menyebabkan batinku patah dan kalah. Salah satu bentuk dinamika hidup yang tak selalu sama serta harus diterima.

Betapa aku berharap dapat menjumpaimu dalam bentuk fisik. Tetapi aku sadar jika hal tersebut merupakan sesuatu yang cukup tidak gampang. Karena aku pernah bertanya perihal ini padamu dan kau mengatakan kalau tak mudah menemukan waktu berkunjung kembali.

Kita memang dipisahkan jarak, jauh atas letak. Lautan menjadi jeda, namun tak menjadikan cintaku reda. Lautan bukan ancaman alami, kadang lautan perlu diselami. Mencari kisah, menemukan kasih.

Apabila nanti nyaliku hadir, keberanianku mengusir khawatir. Pastinya aku hendak mengungkapkan tiap rasa yang aku simpan untukmu selama ini. Semoga kamu tidak menggantung apa yang aku rasakan. Kalau mungkin kamu belum dapat menetapkan pilihan, maka tenanglah, tentunya aku tak akan memaksamu segera menjawab. Selalu ada kesempatan untuk berpikir agar perjalanan kita tidak sebentar.

Namun janganlah membiarkan aku menunggu terlalu lama. Aku butuh kepastian. Ungkapkan saja apa yang kamu rasakan, katakan sejujur-jujurnya. Aku pasti berusaha untuk menerima segalanya dengan lapang dada, belajar lagi menjadi teman baikmu bila tidak adalah balasannya.

Cinta bisa jatuh kepada siapa saja, bahkan orang tak pernah kita kenal sebelumnya. Dan kamu salah satu orang yang tak terduga bagiku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pria kelahiran 25 Januari dengan talenta sederhana, pecinta film thriller/horror/action, penyuka musik ballad, pencurhat lewat tulisan, perupa lewat lukisan.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE