Aku Ditakdirkan Menjadi Diriku

Hari ini entah yang kesekian kali, aku mencoba untuk keluar dari ruang gelap itu. Berulang-ulang aku katakan untuk menyerah, berulang-ulang juga aku berusaha untuk bangkit. Mengapa aku seperti ini? Normalkah?

Advertisement

Aku juga termasuk seseorang yang menganggap sesuatu yang simple bisa menjadi sangat rumit. Aku banyak mengalami tekanan, orang lain mungkin beranggapan “kamu terlalu berlebihan” atau “santai aja jangan terlalu dipikirkan”, namun aku tetap tidak bisa. Aku merasa seperti dipermainkan oleh pikiranku sendiri. Apakah orang lain juga seperti ini?


Aku merasa seperti hamster yang berlari-lari dalam lingkaran. Berlari dan merasa lelah namun tanpa tujuan, tidak ada jalan keluar hanya begitu dan akan terus begitu.


Pernah aku menyalahkan Tuhan, kenapa Ia memberikanku kehidupan seperti ini.

Advertisement

Rasa iri yang kadang muncul juga membuatku semakin merasa sulit. Kenapa aku harus jadi aku? Kenapa aku tidak bisa seperti dia? Hidupnya bahagia, karirnya sukses, uangnya banyak. Tapi lagi-lagi ini takdir, takdir Tuhan untuk diriku.

Aku merasa sudah melakukan semuanya, segala usaha telah aku lakukan. Tapi tetap saja, hasilnya nihil tidak berarti apa-apa. Lalu sebenarnya apa yang harus aku lakukan?

Advertisement

Lalu seseorang memberitahuku “semuanya bisa berubah jika kamu mau berusaha, terus mencoba tidak hanya sekali namun berkali-kali”.

Sekali lagi aku berfikir, semua ini memang tidak berubah jika aku tidak merubahnya. Aku harus kuat, aku harus pantang menyerah, hidup manusia itu tidak ada yang mudah.


“Gagal adalah hal yang wajar. Jika kamu tidak pernah gagal kamu tidak akan mendapat sesuatu yang lebih. Jika kamu tidak pernah gagal kamu tidak akan tahu dimana kekurangan kamu. Jika kamu tidak pernah gagal kamu akan jadi orang yang sombong. Sekali lagi, gagal itu hal yang wajar. Tapi kamu harus jadikan kegagalan itu motivasi untuk sukses”



“Kamu telah diciptakan Tuhan menjadi diri kamu. Mungkin kamu melihat orang lain hidupnya bahagia, tapi kamu tidak tahu didalamnya. Mungkin saja hidupnya lebih sulit dari hidup kamu. Semuanya butuh proses, butuh keyakinan, butuh konsistensi. Jika semuanya instan kamu juga akan cepat kehilangan semuanya”


Aku menangis, ya aku akui semua yang dikatakannya memang benar . Aku terlalu lemah, aku terlalu menganggap hanya diriku yang memiliki kehidupan yang sulit. Aku tidak pernah melihat dari sisi yang lain, dimana banyak diluar sana orang yang memiliki kehidupan yang lebih sulit.

Tuhan telah memberikan kehidupan, tubuh yang sehat dan lengkap, itu sesuatu yang harusnya aku syukuri. Kenapa aku tidak pernah menyadari ini semua?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE