Aku Melibatkan-Nya Setiap Kali Aku Memikirkanmu

Siapa saja yang membuatku tertawa, aku pastikan peluangnya membuatku jatuh cinta lebih besar. Namun setiap kali kumelihatmu tertawa, akulah yang dibuat jatuh cinta.

Basi sih kalo ngomongin tentang cinta, umurku dan umurmu yang sudah di atas 25 tahun sebenarnya sudah bukan usia yang menggembar-gemborkan perasaan yang sedang dirasakan. Tentangmu, masih tentangmu yang membuatku merindu.

Sejak Februari mutasi kerja menjadi awal kita bertemu di kota yang benar-benar asing buat kita. Untuk pertama kalinya kita mengawali misa bersama di gereja. Terakhir kali kita misa bareng di Bulan April, aku dan kamu, sepanjang jalan selalu saja terjebak pada suasana kikuk satu sama lain.

Dunia kerja memang dunia yang akan menyibukkan kita atau bisa jadi diantara kita belum ada chemistry. Kita hanya saling salting namun tak pernah intens komunikasi. Hingga akhirnya aku hanya mengenalmu dari apa yang orang lain katakan tentang kamu.

Sejak beberapa minggu ini kumemilih tuk berhenti peduli untuk segala hal yang berkaitan denganmu. Bingung, galau, tidak jarang pula aku bertanya-tanya sendiri, mungkin aku bukan kriteria yang kamu suka dan bisa saja kamu sudah menyukai seseorang. Hanya saja aku jenuh dengan bahasa tubuhmu saat berhadapan denganku. Semua mata bisa melihatnya. Kamu malu-malu tidak jelas, namun hanya sebatas itu.

14 Juni 2016
Semua pertahananku terpatahkan saat kau meluangkan waktumu duduk di ruanganku. Aku yang dah bertekad cool dan biasa saja, akhirnya melemah. Aku sempat tak yakin apa kita masih bisa ngobrol, karena keadaannya sudah berubah. Aku sudah ingin mengalihkan pandanganku dan melupakan sebersit harapan untuk dekat denganmu. Namun kemarin menjadi moment yang menurutku tak sekedar biasa. Mungkin biasa bagimu, tapi istimewa bagiku.

Perbincangan kita bukan lagi hanya sekedar tanya jawab, atau beberapa kalimat dengan jeda yang cukup panjang. Kamu cukup tau kebiasaan makanku, tentang apa yang tak kusuka, tentang kerinduanku aktif di gereja dan kemarin moment di mana aku menganggapmu bukan siapa-siapa menjadikanku lebih mudah tuk banyak bercanda denganmu.

Seperti yang dikatakan banyak orang, daya ingat menjadi tajam untuk setiap kata yang diucapkan dari orang yang spesial. Tak peduli berulang-ulang atau topik yang dibahas adalah biasa saja, tapi tidak biasa karena yang menyampaikan itu adalah dia yang tak sekedar biasa.

Kamu berbagi kegiatanmu semasa di Kalimantan, kamu ikut komunitas paduan suara meski kamu tidak pede dengan suaramu, yang jelas semua hal yang kamu bicarakan masih melekat jelas di ingatanku. Semakin lama aku menatapmu, semakin aku menyadari bahwa aku keliru bila aku terlalu cepat menilaimu hanya karena penilaian orang lain.

Hahaha, aku tertawa saat kamu mulai mau berbagi cerita tentang snorkeling pertama kali, kamu membawa banyak cemilan sementara teman-temanmu yang lain hanya membawa gula, sesuatu yang bisa cepat untuk menjadi sumber energi setelah snorkeling. Akhirnya di hari berikutnya kamu membeli cokelat karna kamu suka yang manis tapi juga harus enak.

Kamu tau? Bukan hanya ceritamu saja yang aku dengar, tapi juga aku merasa nyaman saat kamu bercerita, keluguanmu serta sifat pemalu itu menjadi bagian yang paling menarik darimu. Kamu adalah moodbooster untukku. Seperti dopping saat aku terlalu lelah dan berada pada kejenuhan karna sesuatu yang tak pasti.

Aku tak yakin kamu tertarik denganku, tapi aku yakin kamu itu memiliki tempat yang istimewa di hatiku hingga aku mengingatmu dalam setiap doaku. Aku melibatkan-NYA stiap kali aku memikirkanmu karena aku tak ingin merasakan perasaan yang terlalu dalam pada orang yang tidak tepat meski terbersit harapan kaulah pria yang tepat untukku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini