Aku Mencintaimu, Namun Tuhan Lebih Mencintaimu

Akulah yang pertama kali mencintaimu, akulah yang pertama kali suka denganmu. Laki-laki yang baik dan sopan pembawaanmu, membuatku ingin lebih mengenalmu. Aku berusaha agar bisa beberapa kali bersamamu. Hingga suatu saat kebersamaan yang kita lalui membuat aku dan kamu semakin dekat. Sehingga aku dan kamu memiliki hubungan.

Aku masih mengingatmu walaupun kau sudah tidak lagi bersamaku. Kebersamaan kita yang tidak singkat membuat aku jatuh cinta kepadamu. Pembawaanmu yang santai dan apa adanya, membuat aku semaikn yakin jika kamu mampu menerima aku apa adanya. Perhatianmu membuatku semakin ingin dekat denganmu. Kau membuatku tersentuh, ketika aku yang tak suka asap rokok, kau rela mematikan dan tidak merokok jika sedang denganku. Aku tahu itu pengorbanan yang tidak mudah bagi laki-laki perokok. Kau selalu menghubungiku di tengah malam, hanya untuk mengobrol bab yang membuat aku selalu cinta kepadamu. Suratmu yang 5 lembar hingga kini masih kusimpan dengan rapi dan akan kubaca jika aku rindu denganmu.

Aku merindukanmu, aku merindukan petikan gitar yang kau mainkan untukku. Aku merindukan saat kita kehujanan dan kau rela basah hanya untuk memayungiku. Aku merindukan pegangan erat tanganmu. Aku merindukan senyummu, aku merindukanmu.

6 tahun sudah kau meninggalkanku. Entah mengapa saat ini aku merindukanmu. Hanya doa yang dapat kupanjatkan supaya kamu mendapat tempat terindah di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Kau meninggalkanku bukan karena kau tak sayang kepadaku, namun Tuhan lebih saya terhadapmu. Tuhan ingin mengakhiri sakit yang kau rasakan, aku tahu Tuhan ingin membebaskanmu dari penderitaan yang sudah lama menghinggap di tubuhmu.

Kini aku baru mengerti jika saat kau memutuskan untuk mengakhiri hubungan denganku tanpa penjelasan, aku tahu kamu tidak ingin menyakitiku, karena kamu tahu jika kamu akan pergi jauh dan selamanya meninggalkan dunia ini. Saat aku benci kepadamu karena kamu memutuskan hubungan kita tanpa alasan, aku baru tersadar saat mendengar kabar tentangmu, jika kamu telah tiada. Dan aku mencoba membaca kembali isi suratmu kepadaku, jika kau tidak ingin menyakiti aku, jika kau juga berharap aku mendapatkan orang yang lebih baik darimu.

Terima kasih untuk sayang yang tulus untukku. Hingga kini aku belum bisa melupakanmu. Namun aku selalu mendoakanmu tenang di alam sana. Bahagia bersama orang-orang baik di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Aku akan menjadikan semua kejadian denganmu hal yang terindah dalam hidupku. Kau laki-laki pertama yang menbuatku tahu tentang ketulusan cinta. Kau laki-laki yang dapat membuatku berubah menjadi lebih baik, lebih mengenal diri sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

saya adalah seorang penyandang disabilitas. semoga dengan tulisan saya disini bisa memperkenalkan penyandang disabilitas kepada anda yang belum tahu. Trimakasih