Aku Menghukum Diriku Sendiri

Tidak ada satu wanita apun yang ingin seperti aku, mencintai seseoarng yang telah menjadi ayah lalu kemudian mencintai seseorang yg sebentar lagi akan menjadi seorang suami dari wanita lain. Namun apakah kita bisa memlih pada siapa kita akan jatuh cinta? pertanyaan yg sering aku dengar.

Advertisement

Hampir 6 bulan aku menjalankan hubungan yang tidak jelas bersama dia (seorang ayah dari putri kecilnya), akupun ingin mencintai orang lain yang masih single, tapi apa daya "hatiku tak bisa berdamai dengan keadaan", inipun terus berlanjut sampai aku berfikir untuk menikah dengannya, tapi "apakah aku sudah gila?" merebut suami dari orang lain? Tidak, aku tidak boleh seperti itu, aku sempat megutuk diriku,aku sempat berfikir "aku menghukum diriku sendiri karena kesalahan dimasa laluku", lalu "kita" kesepakatan bersama, akhirnya memutuskan untuk menyudahi ini semua dan aku harap dia tidak seperti itu lagi dengan yang lain.

Tidak, ini bukan akhir cari cerita kelamku atau bahkan aibku. Lalu aku membuka hati untuk orang lain seseoarang yang sudah hampir 6 tahun berpacaran dengan kekasihnya. Apa kalian bisa bayangkan selama hampir 6 tahun berpacaran apa saja yang sudah pernah mereka laukan? "Ok lupakan itu". Meskipun aku sudah tau masa lalunya dengan kekasihnya, walaupun aku sering terluka, aku masih melanjutkan hubungan itu.

Aku selalu mengajukan pertanyaan kepadanya "bagaimana jika kekasihmu itu mengajakmu menikah?". Dia sempat memintaku untuk menunggu, entah apa yang aku tunggu. Pada akhirnya dia bialng padaku kalau tahun ini dia akan menikah dengan kekasihnya itu. Ya, sekarang aku tau apa yang aku tunggu "pernikahannya dengan kekasihnya". Dan lebih gilanya lagi, dia ingin menjadikanku yg kedua. Memang dalam ajaran agamaku Mempunyai Istri lebih dari satu tidak masalah asalhkan mendapatkan persetujuan dari istri pertama, asalkan adil dan lainnya. Tetapi tanggapan orang tuaku? sahabatku? Sudah banyak yang aku jauhi demi hubunganku dan dia terus berjalan.

Advertisement

Dan lagi, aku seperti menghukum diri ku sendiri, aku seperti tak berhak bahagia. Banyak yang bilang "hidupmu masih panjang, masih banyak yang harus kamu raih". Lalu jika tuhan dan semesta menghendaki aku menjadi yg kedua, bagaimana? Bukan merebut, tapi "berbagi" itu katanya.

Aku tak bisa tertawa dengan lelucuan yang sama, tetepi aku bisa menangis dengan kesalahan yg sama. Ini bukan tentang hukuman, nyatanya biarkan Tuhan yg mengukum atas segala kesalahan-kesalahan umatnya. Ini tentang aku yang tak pernah bisa belajar dari masa lalu dan berusaha sok kuat.

Advertisement

Dan waktupun terus berjalan, hari pernikahannya sebentar lagi, namun aku seperti terbiasa dengan luka ini, tidak memikirkan bagaimana aku bisa bahagia.

Tak ada satu wanita pun yang ingin seperti aku, jika bahagia, membangun kebahagiaan itu di atas air mata orang lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Jatuh cinta itu suatu keputusan

CLOSE