Aku Menyerah pada Keadaan yang Tidak Bisa Aku Ubah

Sepertinya ratusan purnama sudah berlalu, malam pun berganti malam dan kini musim panaspun sudah berganti menjadi musim hujan, tapi satu yang tetap sama, hatiku. Ya hatiku yang dari dulu sampai detik ini masih memilihmu, memilih untuk peduli dan mengasihi. Aku tidak perlu menjelaskan berapa banyak hal yang aku lakukan untuk membuatmu bahagia, membuatmu merasa dibutuhkan. Dulu aku percaya, bahwa kita tampak serasi saling bertukar cerita menata masa depan dan tumbuh dewasa bersama. Namun nyatanya itu hanyalah mimpi semu yang aku impikan seorang diri. Ya seorang diri, karena sejatinya kamu tidak menginginkan itu.

Advertisement

Terlalu sering aku mengucap kata maaf disaat aku mengatakan apa yang sebenarnya kurasa. Itu semata-mata karena aku ingin kamu mengerti dan paham, bahwa apa yang aku lalui, yang kita lakukan bukanlah hal yang mudah. Mungkin mudah bagimu, dan tidak berarti apa-apa karena kamu seorang pria atau ya laki-laki. Karena kamu belum pantas untuk mendapat julukan pria, yang aku tahu pria itu berani bertanggung jawab dengan semua tindakan yang dia lakukan dan tidak hanya untuk pelarian karena bosan dengan realita yang ada. Aku akui pemikiranmu yang luar biasa dewasa dan terkadang saranmu yang bijak, yang membuatku terkagum dengan sosokmu. Tapi sayang, hal itu tidak sejalan dengan sikap dan perilakumu yang masih kanak-kanak.

Kamu memilih untuk melakukan hal yang membuatmu bahagia, untuk "have fun" walaupun harus mengorbankan perasaan orang lain.

Berulang kali kamu mengkritik semua hal yang ada pada diriku dan aku menerima itu dengan lapang dada. Karena aku tau aku harus memperbaiki diri dan merubah sifat yang sekiranya dapat menghambatku untuk tumbuh dewasa. Namun apakah kamu pernah setidaknya memujiku dari ratusan kritikan yang kau berikan? Tidak. Karena memang bagimu aku terlalu kurang, kurang segalanya. Aku sadar akan hal itu, tapi ada hal yang harus kamu ingat bahwa dirimu juga memiliki banyak kekurangan. Kekurangan yang aku syukuri dan aku terima, karena aku menyayangimu apa adanya. Tidak pernah terbesit dipikiranku untuk merubahmu, ya aku ingin kamu berubah menjadi pribadi yang lebih baik tapi aku ingin kamu melakukan itu atas dasar keinginanmu sendiri.

Advertisement

Karena ketulusan itu adalah dengan menerima apa adanya lebihmu dan kurangmu, tanpa mengeluh walaupun kadang aku selalu menginginkan lebih tapi aku yakin kamu adalah ciptaan-Nya yang terbaik.

Kekhawatiranmu akan komitmen yang menurutku tidak masuk akal, kenapa? Karena kegagalanmu di masa lalu itu adalah kesalahanmu, atau takdir yang memang sudah seharusnya begitu. Masa lalu itu adalah pelajaran yang bisa kamu ambil bukan menjadi trauma. Dan kamu tidak bisa begitu saja mengorbankan perasaan wanita yang datang hari ini dengan tidak peduli dan menolaknya hanya karena kamu takut jatuh pada kecewa yang sama. Jika kamu dewasa, maka kamu tidak akan melakukan itu.

Advertisement

Mungkin benar orang bilang, cinta itu buta. Cinta itu ikhlas dan berkorban, tidak memilih dan tidak pernah memihak. Ia selalu hadir untuk mendamaikan dan menyembuhkan. Tapi mungkin cinta yang aku punya beda bentuknya. Cinta yang aku punya tidak bisa mendamaikan hatimu, menyembuhkan lukamu. Cinta yang aku punya terlalu besar, terlalu besar untuk kamu terima semuanya. Mungkin kamu butuh cinta dalam bentuk lain. Bukan cinta seperti yang aku punya. Tapi tak apa aku tidak pernah meminta kamu untuk mengembalikan hatiku utuh seperti semula, aku hanya ingin membuatmu sadar agar kamu tidak menyia-nyiakan wanita lain yang datang padamu dikemudian hari.

Pada dasarnya wanita itu tulus, apapun yang dia lakukan pasti dari dasar hati, ia tidak pernah pamrih. Jadi jika suatu saat ada seorang wanita yang datang padamu, menemanimu seperti apapun fisiknya, seburuk apapun sifatnya terimalah dia. Dia adalah wanita yang akan tetap disampingmu meskipun kamu usir berkali-kali, karena dia tau dan dia percaya bahwa kamu adalah alasan bahagianya dan begitupun sebaliknya.

Aku juga punya banyak cita-cita, aku juga ingin menjadi orang sukses. Jika menurutmu, aku bukan prioritasmu tak apa. Karena aku juga ingin mengejar banyak hal. Tapi setidaknya anggaplah aku ada, aku bukan barang hasil curian yang harus kamu sembunyikan dari teman-temanmu, dari keluargamu. Aku ingin dianggap ada, dianggap menjadi bagian yang pernah mengisi hari-harimu. Aku pernah menjadi alasan dibalik senyum dan tawamu. Aku pernah menjadi pendengar setia dikala kamu terpuruk oleh wanita yang dulu menyakitimu, aku pernah ada untuk membuatmu bangkit dan menyemangatimu. Aku pernah ada disana, entah kamu sadar atau tidak.

Mungkin untuk hari ini dan esok aku akan menjadi wanita yang tetap menyimpan perasaan ini sendiri. Tapi entahlah mau sampai kapan. Mungkin nanti disaat perasaan ini hilang, dan aku bisa pergi tanpa menoleh lagi, disaat itu pula kamu akan sadar. Entahlah. Apakah aku termasuk orang yang pantas untuk dikenang dan diingat? Atau tetap hanya akan menjadi rahasiamu yang kamu sembunyikan dari teman-temanmu. Aku ingin mundur dan berhenti. Aku tau kamu tidak akan ada disana untuk menghentikanku, bahkan sebenarnya kamupun tidak akan peduli. Aku menyerah, bukan menyerah pada perasaan yang aku punya untukmu, tapi menyerah pada keadaan yang tidak bisa aku ubah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pencinta parfum, penyuka cokelat dan pengagum sunset.

4 Comments

  1. Lilis Ribu berkata:

    Super sekali bikin baper bacanya

CLOSE