Sepertinya, Kamu Memang Partner Menua yang Menyenangkan. Untuk Itu, Biarkan Aku Bertahan

Ketika raga sudah mulai ringkih, saat semua mimpi masa muda satu persatu telah tergapai dengan sempurna, yang kita butuhkan hanyalah partner menua bersama, menikmati secangkir teh di pagi dan sore hari, membangun percakapan tanpa bosan, menikmati pagi hingga senja bersama, tertawa sampai napas tersengal-sengal, menenangkan dan saling menguatkan satu sama lain.

Dalam urusan asmara sebetulnya keinginanku cukup sederhana, partner yang bisa diajak berbagi cerita pengalaman dan segala hal sampai kita menua, ya tepatnya aku ingin menua bersamamu.

Bebas, perbincangan nggak harus melulu tentang kita, boleh tentang apa saja, dari acara musik, politik, acara telivisi yang semakin hari semakin membuat bingung dan memusingkan, atau justru tentang anak-anak kita yang telah sukses menggapai cita-citanya, bahkan hingga cucu-cucu kita yang selalu bikin rindu kita meradang. Atau mungkin nanti ketika kita sudah tua, aku lebih suka membicarakan bagaimana awal kita bertemu sampai kita seperti ini.

Ah.., aku selalu suka nostalgia bagian ini, membicarakan tentang bagaimana aku dan kamu saling mencintai tanpa jeda, bahkan aku mulai tertegun malu bila membayangkannya nanti, atau hanya sekedar duduk –duduk di beranda ketika senja, jika dingin mulai menusuk ke tulang-tulang, aku yang akan bersitegap mengambilkanmu selimut di ruang keluarga.

Hingga malam jatuh perlahan di pelipis kita, dan sesekali, aku sama sekali tak keberatan jika kau ajak pergi ke tengah kota , mengunjungi tempat-tempat yang waktu muda sering kita datangi, sebab apapun yang kita lakukan kita tak akan kehabisan kelekar tawa .

Manusia memang telah di takdirkan untuk saling bergantung satu sama yang lain, sama halnya denganku aku telah memilihmu, kamulah partner menua bersama yang selalu aku semogakan, berkali-kali mereka yang tak mengerti, menyarankanku menerima seseorang karena alasan tampang, kemapanan dan lain-lain.

Kemapanan? tentu terlihat sangat krusial untuk memastikan hidup kita baik-baik saja. Namun kenyamanan, kemauan untuk mendengarkan, serta keberanian berbicara dari hati ke hati itulah yang membuat hidup lebih berkualitas, namun sayangnya kualitas-kualitas itulah yang terlalu sering di lupakan manusia.

Tak semua rasa cinta pudar dimakan waktu. Apa yang membuatnya bertahan? aku ingin tahu, dan aku ingin mencari jawabannya bersamamu.

Sekilas ekspektasiku ini memang terdengar kelewat tinggi. Apalagi bagi mereka yang pernah terpuruk dengan urusan hati, tapi sebagaimana mereka, aku pun juga pernah terpuruk dan rasanya tak ingin jatuh cinta lagi tapi semua batas yang ku bangun luntur, ketika aku bertemu denganmu, aku juga ingat ceritamu kau juga pernah gagal dalam membina sebuah hubungan.

Kemudian saat bertemu denganku kau mengatakan ini saatnya kau berdamai dengan romansa, bukankah ini sudah cukup jadi bukti bahwa kita di telah di takdirkan, setelah perjalanan panjang kita masing-masing, ya kita akan menjadi partner menua bersama yang begitu istimewa punya latar belakang berbeda untuk melengkapi sebuh cerita.

Bukankah kau juga pernah menyaksikan sepasang manula bergandengan tangan, yang wanita melangkah ringan, yang pria membisikkan sesuatu di telinga wanita, sedangkan yang wanita tertawa? Tentu itu bukan perkara ringan, mereka yang masih bisa mencintai dan saling menemani hingga usia tak lagi muda mereka adalah orang yang cukup mengerti resep rahasia, apapun resep rahasia itu ,sekarang aku belum mengetahuinya, tapi, hei kita punya waktu seumur hidup untuk menemukan jawabannya bersama.

Oh iya berbicara tentang itu, bagaimana dengan kebiasaan mu merokok, apakah kau sudah mencoba menguranginya, tidakkah kau ingin seperti mereka kelak menua dengan sehat sehat saja, jadi ku mohon mulai dari sekarang bisakah kau mengurangi kebiasaanmu merokok itu, kau tentu tau merokok bisa mengganggu kesehatanmu bukan, aku bukan serta merta melarangmu, hanya karna keegoisanku, aku hanya perduli dengan kesehatanmu aku tidak ingin melihat kamu kesakitan jadi bisakah kau mempertimbangkannya?

Terimakasih telah mencintaiku dengan sungguh, soal perasaanku kepadamu tak perlu aku menjelaskan panjang lebar kepadamu kau tau jawabannya aku mencintaimu dengan sungguh dan aku juga telah meyakini kau lah partner menua bersama yang menyenangkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

81 Comments

  1. Diah Saputri berkata:

    fotonya harus pakai Raisa&Hamish ya? ?

  2. Anggi Iin berkata:

    hipwee mah gitu, source image gak pernah mention yg punya, cuma instagram doang, gak ngasih credit gak profesional lah

  3. Eko Wahyu Nugroho

  4. Chiee berkata:

    Black Andi 🙂

  5. FedeRina Bungsu berkata:

    Pagho Padamaley

  6. Rista Yuliantari berkata:

    Aditya Amor Patria ?

  7. Eva Er berkata:

    Fakhrizan Nazhif

  8. Fauzi Cassino berkata:

    Hak e..hak e…�

  9. Anisa Rahmi berkata:

    Wkwkwk share pak ji �