Aku yang Menemani Saat Berjuang,Namun Saat Perayaan Kamu Acuhkan

Kita kenal mungkin sudah lama namun tak kerap saling sapa.Namamu sudah ada di contact bbm hampir satu tahun sebelum kita dekat seperti ini. Satu dua kali kamu memberi komentar dan memberi jempol saat aku mengganti display picture namun itu semua aku tanggapi seperti angin lalu. Pernah suatu ketika kamu mengirim suatu chat entah apa itu isinya aku pun sedikit lupa. Mungkin semacam kalimat pembuka untuk memulai bertukar pesan teks.

Dari sini semua bermula.Kita saling berkomunikasi secara intens. Dari membahas hal yang boleh di bilang hal remeh temeh hingga yang menuju arah serius. Tapi saat itu kamu masih punya hubungan sama pacarmu,aku sendiri pun tahu akan hal itu. Ya aku aku pun agak pasang badan supaya tidak menggangu hubunganmu sama dia. Namun entah masalahnya suatu ketika kamu bilang bahwa kamu sudah putus sama pacarmu itu. Aku sendiri pun kaget tentang hal itu. Aku tanya masalahnya apa tapi kamu bilang gak usah di bahas lagi itu bukan hal yang penting.

Kita sama-sama belum punya pacar saat itu. Kamu yang habis putus sama pacarmu dan aku yang sudah hampir setahun menjomblo(jangan tanya aku jomblo lama karena apa,itu sakit). Nah mungkin karena itu kita kenal lebih dekat. Saling bertukar kabar yang dulu sangat jarang namun sekarang hampir tiap menit. Member kabar walau hanya lewat pesan singkat.Hingga timbul rasa yang tak bisa terelakkan muncul diantara kita.Iya rasa yang membuat manusia bisa menjadi lupa daratan yaitu jatuh cinta .

Walaupun sudah sedekat kening dan sajadah saat sujud namun kita hanya sebatas teman dekat tidak lebih. Pernah suatu ketika aku tanya,mau di bawa kemana kita ini. Namun kamu hanya bungkam,seperti tak mau melangkah bersamaku yang katamu sudah membuatmu nyaman. Saat itu kamu beralasan bahwa tidak ingin punya ikatan dulu,ingin fokus skripsis. Aku pun tak mempermasalahkan itu,yang penting aku sayang kamu dan kamu pula begitu.

Hampir 3 bulan berlalu. Aku, Kamu dan Skripsimu berjalan beriringan. Aku yang selalu memberimu dukungan untuk segera menuntaskan skripsimu. Aku yang selalu ada buat kamu butuh. Aku yang selalu siap siaga bila kau panggil kapan saja untuk membantu ini itu.Aku yang selalu bilang ke kamu.

Satu langkah lagi untuk mencapai wisuda,satu belokan lagi untuk mencapai wisuda dan satu tanjakan lagi kamu harus semangat “.

Tak bosan-bosannya aku bilang seperti itu saat kamu bosan dengan skripsimu.

Satu bulan waktu tersisa untuk menyelesaikan skripsimu. Saat itu sudah sampai bab terakhir,walau masih ada satu dua yang harus direvisi namun tak apa.Berselang beberapa hari setelah selesai dengan revisi ada pengumungan bahwa namamu tertulis untuk mempertanggung jawabkan skripsi. Iya sidang skripsi,kita pun senang. Kamu memintaku untuk menemanimu sidang. Aku pun mengamini permintaanmu itu walau harus ijin tidak masuk kerja. Aku temanimu seharian untuk sidang skripsi.

Setelah hari sidang itu kita tak bertemu untuk beberapa hari. Entah mungkin kita sibuk dengan urusan masing-masing. Kabar lewat pesan singkat masih berjalan.Kita selalu berkabar hagat walau sesaat. Selalu member kabar walau hanya hal remeh temeh seperti sudah makan belum. Iya tak ada yang berubah. Namun suatu hari kamu menghilang entah kemana. Tak ada kabar apapun. Pesan singkatku pun tak kau balas. Seperti telah di telan bumi dirimu. Aku pun masih berpikir positif tentangmu,mungkin telephone genggammu rusak maka tak dapat aku hubungi. Aku menunggu hingga petang hari. Kamu pun baru membalas pesan singkatku. Namun tak berselang lama kamu juga mengganti display picture dengan berfoto sama lelaki lain yang tak ku kenal dan tampak mesrah. Aku pun kaget,dengan hal itu. Aku yang minta penjelasaan darimu pun hanya kamu beri penjelasan sekedarnya. Aku bingung mau bagaimana. Di satu sisi aku juga sadar aku bukan siapa-siapa kamu dan tak punya hak untuk campur tangan mengenai hubungan kamu dan lelaki itu.

Hingga tibalah waktu wisuda itu. Kamu tak mengundangku,yang jelas-jelas dulu menemanimu bergelut dengan skripsi. Yang selalu memberimu semangat. Menemanimu saat berjuang.Namun lelaki itu yang kemarin menemanimu bermain seharian setelah skripsimu selesai. Lelaki yang datang di waktu semua telah tercapai. Lelaki yang tak menemanimu berjuang,namun menemanimu merayakan kebahagiaaan dan keberhasilan. Sementara aku yang menemanimu berjuang namun tak kau anggap. Kau acuhkan begitu saja.

Habis manis sepah dibuang

Begitulah kata pepatah bilang. Tak perlu ku jelaskan lagi bagaimana perasaanku saat itu. Namun taka pa mungkin semua ini sudah terencana oleh semesta. Tak perlu berlampau sedih ambil saja hikmah dari semua ini. Selalu terlantun doa dariku untukmu semoga diberi kebaikan selalu walau telah tak menghargaiku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pejalan yang menikmati riang & sunyi perjalanan

4 Comments

  1. Maia A Rohaeni berkata:

    Beriskap terlalu baik juga tidak baik. Rasa tulus untuk berjuang bersama hilang setelah ada yang terlihat baik yang dalamnya belum tentu baik. Semua akan kembali pada hal yang telah dilakukan dia berbuat dia menuai. Hanya untaian doa yang terselip untuk diberikan hal terbaik diakhirnya. mungkin inilah tanda bahwa yang baik pada akhirnya akan mendapatkan yang terbaik.