Aku yang Tak Diharapkan

Namaku susanti, aku terlahir dari keluarga berada, apapun bisa aku dapat dengan mudah, tapi ada satuhal yang tak bisa kudapat dengan uang yaitu kasih sayang ibuku, sejak aku lahir aku tak tahu seperti apa rasanya kasih sayang seorang ibu, karena ibuku yang mengginginkan anak laki-laki.

Penderitaanku dimulai saat aku masih didalam rahim, waktu itu ayah dan ibuku melakukan USG, ibuku yang sangat berharap ada sesosok lelaki mungil didalam perutnya harus kecewa dengan kenyataan kalau yang ada didalam perutnya adalah sesosok bidadari kecil yaitu aku, aku yang tidak diharapkan oleh ibu.

Semenjak hari itu ibu bermalas malsan untuk makan, berolah raaga bahkan ibu pernah mencoba mengugurkanku, sembilan bulan perjalanankupun berlalu, hari itu hari kelahiranku ke dunia, disaat bayi lain mendapat pelukan hangat dari wanita yang dipanggil ibu aku jutru mendapat pelukan dari wanita yang aku panggil nenek, disaat bayi lain bisa merasakan rasanya air kehidupan(ASI) aku hanya bisa merasakan air susu botolan.

Tahun demi tahun berlalu, umurku menginjak 7th waktu itu ada peringatan hari ibu di sekolah, seseok wanita yang aku harapkan kehadiranya mau merayakan hari wanita hebat sedunia bersamaku tak datang kesekolah, wanita yang aku anggap ibu lebih memilih shooping.

Rumah yang katanya tempat kita pulang karena ada seseorang didalamnya yang merindukan kehadiran kita tak berlaku buatku, jangankan dirindu, kehadiranku saja tak diinginkan.

Sekarang umurku menginjak 18th tapi saya belum pernah merasakan seperti apa hangatnya pelukan seorang ibu, bahkan masakan ibupun aku belum pernah mersakan, sebentar lagi hari ualang tahunku yang ke-18, kalo boleh minta di hari ulang tahunku aku ingin sekali saja dipeluk dan dicium oleh ibu, wanita yang telah melahirkan kledunia.

Aku memang haus akan kasih sayang seorang ibu tapi ada sesosok hebat yang mau menerima dan mencurahkan kasih sayangnya padaku yaitu lelaki yang aku panggil ayah, dia yang selalu ada ketika saya butuh motivasi, dia yang selalu mau mengusap airmataku ketika kau iri melihat temen-temenku bermain bersama ibu, dia lelaki hebat yang mengantikan nenek setelah kepergianya.

Hari ulang tahunku pun tiba tapi apa yang aku harapkan tak aku dapatkan, tapi tak apalah masih ada ayah yang sayang samaku, aku hanya berharap suatu hari ibuku akan menyayangiku seperti ibu-ibu yang lain.

Ibu…. Aku sayang kepadamu, meski aku tak pernah berani bilang…

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini