Apa Yang Membuat Cerita Sastra di Indonesia Berbeda Dari Zaman ke Zaman?

Kedua karya sastra tersebut mempunya plot cerita yang menyenangkan dan sesuai dengan realita, dan dapat dibandingkan dengan kehidupan remaja masing-masing itu tersendiri.

Sastra, sepertinya hal yang sangat disukai oleh banyak kalangan remaja pada zaman ini, tidak hanya remaja, namun orang-orang yang sudah tertata status nya menjadi senior di kehidupan masih menyukai karya sastra. Tidak hanya menikmati karya sastra dalam satu bentuk namun bentuk yang lain.

Advertisement

 

Datang dari seorang remaja sendiri, saya mengobservasi teman-teman, remaja seumuran saya sangat menyukai karya sastra dalam bentuk film, banyak dari teman saya mengatakan, sangat gampang untuk dimengerti jika karya sastra dibuat menjadi karya sastra film, pesannya lebih dapat, emosinya juga. Ada juga yang memang mengatakan bahwa mereka lebih menyukai karya sastra dalam bentuk film karena malas membaca karya sastra dan lebih suka melihat dan mendengar visualisasi imej dan audio dari karya sastra tersebut.

 

Advertisement

Salah satu tema yang sering diangkat oleh banyak sekali sastrawan ketika membuat karya sastra adalah tema cinta. Ya, tema yang simple namun bisa dibuat rumit. Ceritanya bisa berkepanjangan. Dengan kesempatan ini, kita akan membahas bagaimana tema cerita cinta dalam karya sastra berubah seiring waktu ke waktu. Hari ini kita akan membandingkan dua cerita sastra yang berbeda dan keduanya mempunyai bentuk karya sastra yang berbeda. Yaitu Novel buku “Dear Nathan” dan film “Ada Apa Dengan Cinta?”

 

Advertisement

Kedua cerita ini sering dipuji karena mempunyai alur cerita yang menarik dan menggambarkan ciri khas masing-masing era. Novel “Dear Nathan” terbit pada tahun 2016 dan banyak sekali remaja zaman sekarang yang menyukai plot buku tersebut, dan tentunya didukung dari film “Dear Nathan” yang baru dirilis pada tahun 2017.

 

Film “Ada Apa Dengan Cinta” dirilis pada tahun 2002. Film ini merupakan salah satu film yang bersejarah dan mengubah industry perfilman di Indonesia untuk menaikkan tingkat level industry perfilman negara. Tokohnya yang menarik, alurnya yang jelas, belum lagi didukung oleh para kru yang senantiasa membantu semua orang yang membutuhkan dalam pembuatan film “Ada Apa Dengan Cinta.”

 

Kedua karya sastra tersebut mempunya plot cerita yang menyenangkan dan sesuai dengan realita, dan dapat dibandingkan dengan kehidupan remaja masing-masing itu tersendiri.

“Dear Nathan” bercerita tentang seorang murid perempuan pindahan kota Bandung, Namanya adalah Salma. Ia merupakan anak yang cerdas, cantic dan sangat aktif dalam organisasi. Salma bertemu seorang murid laki-laki bernama Nathan. Nathan merupakan murid yang sangat nakal dan selalu mengeyel pada semua perkataan guru-guru, orangtua dan bahkan temannya sendiri, sosok keras kepalanya dalam buku tersebut dapat divisualisasikan dengan jelas. Nathan berusaha mengejar Salma yang sangat susah untuk didekati, namun pada akhirnya keduanya memunyai perasaan yang sama dan pada waktu yang tepat, faktor-faktor yang lain juga semakin memper-erat

 

Karya sastra berevolusi dari tahun ke tahun, tidak ada salahnya dengan berevolusi, namun alangkah baiknya jika para remaja zaman ini tetap melestarikan karya sastra dalam bentuk apapun dan membuat karya sastra yang dapat dibanggakan dan membawa nama Indonesia ke jalur internasional.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE