Apakah Kebisingan Mempengaruhi Tingkat Stres Pekerja?

Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, mengganggu kenyamanan serta dapat menimbulkan ketulian. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesa No PER.13/MEN/X/2011 niilai ambang batas (NAB) kebisingan ditetapkan sebesar 85 dBA.

Advertisement

Sektor industri di negara maju maupun berkembang tidak akan lepas dari masalah kebisingan. Kebisingan disebabkan dari penggunaan mesin dan peralatan dalam proses produksi. Suara kebisingan biasanya diakibatkan oleh benturan atau tumbukkan peralatan kerja yang umumnya terbuat dari logam.

Pada sebuah industri, kegiatan produksi terjadi setiap hari yang mengakibatkan para pekerja terpapar kebisingan setiap hari. Seseorang yang terpapar kebisingan dapat terkena berbagai gangguan terutama gangguan pendengaran. Selain gangguan pendengaran, ganggguan lain yang akan timbul salah satunya adalah gangguan psikologis. Gangguan psikologis yang akan timbul akibat dari paparan kebisingan di atas 85 dB adalah stres yang dapat mengakibatkan susah tidur, mudah emosi dan gangguan konsentrasi sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Gangguan psikologis dapat terjadi walaupun intensitas kebisingan tidak terlalu tinggi.

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stres yang diakibatkan kerja dapat muncul jika tuntutan lingkungan kerja melebihi kemampuan pekerja untuk mengatasi atau mengontrolnya. Sumber penyebab stres adalah dari pekerjaan, emosional atau mental pekerja. Dalam lingkup ketenagakerjaan, stres kerja merupakan masalah bagi kesehatan tenaga kerja. Stres menimbulkan risiko kecelakaan kerja yang akan menimbulkan banyak kerugian materi dan mampu menurunkan produktivitas pekerja.

Advertisement

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Oktarini (2010) di perusahaan penggilingan padi, persentase pekerja yang mengalami stres kerja di dalam ruangan penggilingan padi dengan intensitas kebisingan 87 dB selama 8 jam sebesar 100%. Artinya bahwa semua pekerja yang bekerja di dalam ruangan penggilingan padi dengan intensitas kebisingan yang melebihi ambang batas memilki risiko untuk mengalami stres kerja yang lebih tinggi.

Gelombang yang ditimbulkan dari suara bising akan merambat melalui udara atau penghantar lainnya, mengaktifkan sistem saraf simpatis dan pusat hormonal di otak seperti katekolamin, epinefrin kortisol (hormone stres) dan lainnya. Sistem Hipotalamus-Pituitary-Adrenal (HPA) merupakan bagian terpenting dalam sistem neuroendokrin yang berhubungan dengan terjadinya stres. Kelebihan hormon kortisol dapat merusak fungsi di bagian prefrontal korteks yaitu pusat emosional.

Advertisement

Jika pekerja dihadapkan pada pekerjaan yang melampaui kemampuannya maka akan berisiko mengalami stres kerja. Salah satu sumber stres pekerja adalah dari lingkungan kerjanya seperti lingkungan kerja yang tidak nyaman. Kebisingan pada lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab lingkungan kerja yang tidak nyaman.

Stres dalam lingkungan kerja yang disebabkan oleh kebisingan dapat dicegah atau diatasi dengan menggunakan manajemen stres. Manajemen stres bukan hanya mengatasi stres, tapi juga melakukan proses pembelajaran mengenai bagaimana cara menanggulangi stres secara adaptif dan efektif seperti dengan melakukan monitoring terhadap lingkungan kerja, memberikan peredaman bunyi, perawatan mesin, penyediaan APD, dan juga dari pihak pihak perusahaan mungkin dapat melakukan penerapan sistem shift kerja bagi para pekerjanya agar tidak terpapar kebisingan terlalu lama.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE