Apalagi yang Kau Cari Kawan? Tak Usah Terbuai Gaya Hidup!

Kawan, kamu lagi galau ya? Apa lagi sih yang kurang, apa yang kau cari? Belum cukupkah hari ini kamu bisa bernafas.

Tanyakan kawan, Apa lagi yang kau cari dalam hidup? Apa lagi yang kau mau?

Advertisement

Cari uang tapi gak cukup-cukup. Cari kerja tapi gak pernah senang hati saat bekerja. Cari pasangan tapi gak bisa terima keadaannya. Cari hobi tapi gak pernah puas. Cari nyaman tapi penuh keluh kesah. Bahkan cari kawan pun masih pilih-pilih. Apa lagi yang kau cari kawan?

Kawan, apa lagi yang kau cari?

Cari benda, ketemu benda. Cari jodoh, ketemu jodoh. Cari kerja, ketemu kerja. Cari dunia, ketemu dunia. Gak akan ada habisnya. Maka lebih baik cari Allah, kau akan ketemu Allah. Pertemuan yang gak akan ada tandingannya.

Kawan, berhentilah cari dunia. Berhentilah cari kepuasan mata. Berhentilah cari sanjungan manusia. Karena itu, semu semata. Gak akan abadi, terlalu sesaat.

Advertisement

Kawan, carilah Allah-mu. Temukan DIA dalam hatimu, dalam pikirmu. Dia tetap di situ. Dia selalu ada di dekatmu, gak kemana-mana. Jalan hidup pasti berliku, memang terjal dan penuh rintangan. Tapi Allah gak pernah meninggalkanmu. Dia ada untukmu. Dia bersamamu, saat kapanpun. Dunia ini terlalu kecil. Dan Allah amatlah besar. Jadi, apa lagi yang kau cari kawan?

Semuanya mau dicari, mau dikuasai. Kenapa? Zaman makin maju, wajar aja kalo gaya hidup kita makin keren. Gaya hidup, mungkin maksudnya “bergaya dalam hidup”. Emang gak ada yang salah sih dari gaya hidup. Cuma takut kita kebablasan aja. Kenapa? Ya karena sekarang kita lebih suka ngukur derajat orang cuma dari penampilan fisik, dari aksesorinya aja. Terbuai gaya hidup

Advertisement

Lha emang kenapa dengan gaya hidup?

Ya gak kenapa-kenapa. Biasa aja keles. Kita cuma takut kalo gaya hidup menyeret banyak orang ke standar hidup di luar kemampuan mereka. Apalagi kalo sampe hedonis, gaya hidup yang mewah. Hidup dengan kebiasaan dan aksesori yang mahal. Kalo kita punya uang dan kaya, gak masalah. Nah, kalo nggak punya gimana?

Sungguh, kita emang harus hati-hati ama gaya hidup. Hedonisme, gaya hidup yang hanya mencari kesenangan sesaat. Senang sesaat. Abis itu murung lagi hehehe. Coba lihat aja gejalanya? Gaya hidup yang hedonis itu, lebih senang menghabiskan waktu di luar rumah, lebih banyak bermain, senang pada keramaian, senang beli barang mahal, dan akhirnya selalu ingin jadi pusat perhatian. Seremm banget ci.

Gak banget deh ya. Masak kita bilang seseorang keren kalo “casing-nya” oke. Kayak iklan aja. Modis cuma di mata doang. Emang gimana sih, ngukur orang dari fashion, parfum, sepatu, mobil, terus dijulukin keren? Maaf ya, mungkin karena saya orang kampung jadi gak ngerti ya.

Katanya kita nganut pepatah "don't judge the book by its cover". Itu berarti, nggak semua yang luarnya baik, dalemnya juga pasti baik kan. Ganteng, eye catching, setelan esmud, plus potongan rambut klimis abis, ahh itu mah gak ngejamin “dalemnya” bakal sekeren tampilannya.

Sekali lagi, ngeri aja. Kalo gaya hidup akhirna merepotkan para korbannya. Ngikutin gaya hidup kan butuh modal gede juga. Iya gak? Kalo pengikut gaya hidup kantongnya cekak, akhirnya segala cara pun dilakoninya. Jual narkoba, maling, atau nipu orang. Ihhh serem banget ci.

Terus, emang salah ya kalau gue tampil keren dan oke?

Iya udah pasti nggak salahlah. Keren itu bagus kok. Asal kita gak menilai “kemuliaan” orang cuma dari penampilan fisik dan gaya hidup aja. Itu doang kok.

Karena gaya hidup dan penampilan itu cuma sementara. Gak berarti banget di hadapan Allah. Karena Allah, memang tidak menilai kita dari wajah, pakaian, atau penampilan. Apalagi aksesorinya. Allah hanya menilai dari HATI & TAKWA kita.

Lagian, keren dari tampilan aja mana cukup. Tapi juga oke dalam iman dong. Nah, itu ciamikk namanya. Hidup mewah, glamour, ngikutin trend sebenarnya gak bisa dibanggain. Buat apa kita cuma bisa sekedar tampil keren di dunia, tapi di akhirat gak?

Kita baru keren kalo bisa menukar segala kesenangan dunia dengan kemuliaan di hadapan Allah. Buat ngingetin aja, keren fisik pasti ada kadaluarsanya. Tapi keren iman dan akhlak bakal abadi sepanjang masa.

Emang apa pentingnya sih nginget soal gaya hidup?

Ya penting. Karena gaya hidup glamour dan konsumtif bikin orang gelap mata.Masih ingat kasus Melinda Dee yang ngebobol uang nasabah. Itu akibat gaya hidup yang berlebihan. Hasil riset bilang, 3 dari 10 orang sekarang jadi berperilaku negatif akbat gaya hidup yang konsumtif. Teruss, kita mau jadi apa nantinya.

Emang, gak ada abisnya kalo ngebahas gaya hidup. Udah ahh, yang penting kita tetap eling dan “apa adanya” aja. Gak usah pengen “ada apanya”. Gak usah terbuai ama gaya hidup. berhentilah untuk mencari yang gak karuan. Emang apa lagi yang kau cari kawan? #BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

7 Comments

CLOSE