Ayahku Masih Seperti yang Dulu

Ini kisah tentang seorang pria dengan segala keistimewaannya. Pria yang mengajarkanku mengenal Tuhanku, menuntunku menyusuri setapak demi setapak langkahku, juga selalu mendorongku menjadi gadis yang kuat. Dia yang mewariskan segala kesabaran dan kesederhanaanya padaku. Dia yang tak pernah bosan mengajariku memaknai hidup ini. Dia adalah Ayahku, yang selalu berusaha menciptakan kebahagiaanku. Selalu menjadi andalan dan kebanggaanku.

Advertisement

Di waktu yang dulu dia adalah sosok yang kuat. Bertarung melawan matahari, bergulat dengan lelah, pun berkawan dengan keringat. Demi terjaminnya masa depan si anak gadis satu-satunya ia hiraukan perih dan letih. Ayahku, dia yang tak pernah sedikit pun mengeluh tentang kerasnya hidup yang ia jalani. Selalu terlihat baik-baik saja dengan segunung beban di pundaknya. Akulah beban itu, anak gadis yang selalu menjadi prioritasnya.

Namun kini ia berbeda, terlihat kurus dan lemah. Dia tak sekuat dulu, sebuah musibah merenggut semua kekuatannya. Ya… kecelakaan yang tak pernah kami inginkan. Tentu saja ini menjadi pukulan yang teramat besar baginya. Bagaimana ia bisa membahagiakan anak gadisnya jika berjalan pun sudah menguras semua tenaga yang tersisa. Tapi Ayah tetap Ayahku yang dulu, yang selalu menjadi kebanggaan. Sedikit pun tak ada keluh kesah yang ia tampakkan. Wajahnya terlihat tegar meski matanya berkata lain. Aku tau betapa berat beban yang ia tanggung, betapa pusing ia memikirkan kelangsungan hidup keluarga kecilnya. Tapi satu yang selalu mebuatku kagum padanya, tak pernah sekalipun ia meninggalkan kewajibannya pada Tuhan. Aku ingin seperti Ayah, tabah dan tegar.

Terima kasih Ayah untuk segala yang telah engkau berikan padaku, anak gadis yang selalu saja merepotkanmu. Terima kasih untuk pelajaran hidup yang kau ajarkan padaku, tentang arti sebuah kesabaran dan ketabahan. Mungkin Ayah menganggap aku adalah anak gadis yang kuat di mata Ayah, tapi asal Ayah tau sesungguhnya betapa perih hatiku saat menatap wajah Ayah. Namun aku tak ingin Ayah tau, aku hanya ingin Ayah sedikit bisa merasakan kebahagiaaan di tengah penderitaan yang Ayah rasakan.

Advertisement

Maafkan anak gadismu ini Ayah, aku belum bisa melepaskan beban-beban yang ada di pundakmu. Aku masih saja terkurung dalam ketidakberdyaanku. Suatu hari nanti aku berjanji akan memberikan kebahagiaan yang besar untuk Ayah, aku akan membanggakanmu Ayah. Doakan anak gadismu ini agar tetap kuat sepertimu. Menghadapi segala halang dan rintang yang menghadang.

Dalam malam-malam sunyi aku berdoa pada Tuhan, semoga Tuhan senantiasa memberikan kesehatan dan umur panjang untuk Ayah agar kelak Ayah bisa menjadi saksi keberhasilanku. Semoga Tuhan selalu melindungi Ayah, menjaga Ayah, dan menganugerahi Ayah kebahagiaan.


Aku sayang Ayah bagaimana pun kondisi Ayah. Ayah tetap Ayahku yang dulu, Ayah kebanggaan anak gadismu yang tak pernah lelah berdoa untukmu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Ambifert, pluviophile, book lovers

CLOSE