Badai Matahari, Fenomena Matahari Teraneh di Bima Sakti

Matahari adalah bintang terbuat dari gas yang menjadi pusat dari tata surya kita.

Matahari adalah bintang terbuat dari gas yang menjadi pusat dari tata surya kita. Setiap hari kita melihatnya terbit dan terbenam sambil Bumi terus mengitari Matahari. Sebagai sumber cahaya kita, dengan kasat mata tak pernah kita melihat Matahari berubah bentuknya, kecuali pada saat gerhana Matahari, di mana bintang ini ditutupi oleh bulan untuk waktu sementara.

Namun, kalau kita menggunakan teleskop dan peralatan khusus dan mengamati matahari untuk waktu yang sangat lama, terkadang kita bisa melihat fenomena aneh yang terjadi di permukaan Matahari. Fenomena-fenomena Matahari ini disebut dengan Solar Sunstorm, atau Badai Matahari. Badai Matahari dapat diartikan dalam beberapa fenomena Matahari yang dapat terjadi, yaitu sebagai berikut.

  1. Semburan Matahari (Solar Flare)

Semburan Matahari adalah kilatan mendadak peningkatan kecerahan Matahari, yang biasanya, namun tidak selalu, terjadi bersamaan dengan sebuah Lontaran Massa Korona. Saat semburan Matahari terjadi, Matahari bisa melepaskan 1020 sampai 1025 joule energi ke luar angkasa. Semburan ini melepaskan gelombang radiasi melalui korona Matahari, yaitu awan plasma yang mengelilingi matahari.

Semburan Matahari disebabkan oleh partikel-partikel yang berisi dengan energi yang berinteraksi dengan korona Matahari yang penuh dengan plasma. Partikel-partikel ini dapat terisi dengan energi karena rekoneksi magnetik, dimana energi magnetik diubah menjadi energi kinetik dan energi panas, serta mempercepat gerakan partikel-partikel.

Saat sebuah semburan Matahari terjadi, semburan tersebut mencapai semua lapisan atmosfir Matahari, dan plasma yang berada di korona dipanaskan menjadi puluhan miliyaran kelvin, sedangkan elektron, ion dan proton diluncurkan dengan kecepatan yang hampir secepat cahaya.

Sebagai tahap awal dari sebuah badai Matahari, Semburan Matahari dapat menyebabkan Lontaran Massa Korona dan badai geomagnetik yang mengenai magnetosfer, atmosfir bagian atas, Ini bisa membuat aurora borealis yang indah, namun juga bisa menganggu atau bahkan mematikan alat komunikasi dan jaringan listrik untuk waktu yang lama.

Semburan Matahari juga bisa menjadi bahaya bagi astronot dan pesawat ruang angkasa, karena aliran jumlah radiasi tinggi yang disebabkan oleh sebuah semburan.

  1. Lontaran Massa Korona

Lontaran Massa Korona adalah lanjutan fenomena yang biasanya terjadi setelah semburan Matahari, yaitu pelepasan plasma dan medan gaya dari korona matahari, yang biasanya diikuti dengan aliran angin matahari. Berbeda dengan semburan Matahari yang melepaskan radiasi yang biasanya berada di perbatasan atmosfir matahari, lontaran Massa Korona melepaskan jumlah plasma yang sangat banyak, dan ukuran Lontaran Massa Korona ini pun bisa menjadi lebih besar dari Matahari.

Namun, gelombang radiasi elektromagnetik yang dilepaskan semburan Matahari memiliki kecepatan tinggi, sedangkan plasma yang disemburkan oleh Lontaran Massa Korona memiliki kecepatan yang lebih lambat.

Biasanya untuk sebuah gelombang plasma yang dilemburkan matahari membutuhkan dua atau tiga hari untuk sampai pada atmosfir bumi. Karena Lontaran Massa Korona disebabkan oleh semburan Matahari, maka Lontaran ini juga disebabkan oleh rekoneksi magnetik, dimana energi magnet diubah menjadi energi listrik dan panas, serta mempercepat gerakan partikel. Plasma yang disemburkan dapat menyebabkan gangguan alat komunikasi dan mematikan aliran listrik.

  1. Badai Geomagnetik

Badai Geomagnetik disebabkan oleh Lontaran Massa Korona atau aliran kecepatan tinggi angin matahari yang bersal dari medan gaya magnet yang berada pada atmosfir Matahari. Gelombang plasma yang disebabkan lontaran atau angin matahari tersebut mengenai magnetosfer Bumi dan menyebabkan gangguan pada lapisan atmosfer tersebut.

Saat badai geomagnetik terjadi, plasma yang dibawa oleh sebuah angin matahari menekankan energi dan plasma yang berlebih terhadap magnetosfer Bumi, sehingga meningkatkan gelombang listrik pada lapisan magnetosfer dan ionosfer dari Bumi.

Saat sebuah badai geomagnetik terjadi, gelombang listrik pada magnetosfer bumi membuat sebuah medan magnetik yang mejauhkan perbatasan antara angin matahari dan magnetosfer. Ini dilakukan sebagai pertahanan dari gelombang magnetik yang dilepaskan semburan Matahari atau Lontaran Massa Korona.

Badai geomagnetik dapat menyebabkan gangguan pada alat komunikasi radio, menganggu navigasi dari kompas karena aliran magnetik, dan menyebabkan aurora yang dapat terlihat pada ketinggian yang lebih rendah dan lebih tersebar daripada biasanya. Badai geomagnetik yang kuat juga dapat menyebabkan gangguan distribusi listrik PLN, seperti yang terjadi pada Quebec pada tahun 1989.

  1. Badai Partikel Solar (Solar Particle Event/Proton Storm)

Badai Partikel Solar terjadi saat partikel proton yang dikeluarkan oleh Matahari bergerak lebih cepat karena berada di dekat Matahari selama semburan Matahari atau di luar angkasa karena Lontaran Massa Korona. Pada awalnya, proton-proton ini mengikuti arus angin Matahari.

Biasanya, proton Matahari tidak memiliki energi yang cukup untuk menembus medan magnetik Bumi, namun pada saat semburan Matahari sedang kuat, proton bisa mengandung energi yang cukup untuk menembus magnetosfer dan ionosfer Bumi sekitar kutub utara dan kutub selatan.

Proton-proton tersebut mengikuti arus magnetosfer Bumi karena medan magnet Bumi lebih kuat daripada medan magnet Matahari. Mereka kemudian diarahkan ke daerah berpolar di Bumi di mana kebanyakan garis medan magnetik bumi sering masuk dan keluar.

Sambil proton berenergi tersebut mengikuti arus medan magnetic Bumi, mereka bertubrukan dengan unsur-unsur atmosfir Bumi dan melepaskan energinya melalui proses ionisasi. Kebanyakan dari Energi ini dilepaskan pada bagian bawah ionosfir pada ketinggian 50-80 km.

Ini merupakan hal yang berbahaya karena pada ketinggian ini sebagian besar dari penyerapan sinyal radio terjadi. Ionisasi berlebihan yang disebabkan oleh proton yang melepaskan energinya mengakibatkan penyerapan berlebih di daerah ionosfir bawah dan dapat memblokir komunikasi radio ionosferik yang melalui daerah berpolar seperti kutub utara dan kutub selatan.

Badai proton yang lebih parah bisa menyebabkan gangguan pada jaringan listrik, meskipun bukan alasan mengapa terjadinya gangguan jaringan listrik. Hanya saja, jaringan listrik cenderung sensitif terhadap gejolak medan magnetik Bumi.

Secara keseluruhan, sebuah badai Matahari susah diprediksi dari jauh-jauh hari. Badai Matahari yang terbesar dapat terjadi kapan saja. Dengan peristiwa-peristiwa beruntun yang dapat menyebabkan gangguan pada alat komunukasi dan elektronik, dampak dari sebuah badai Matahari bisa menjadi parah di abad ke-21, seperti pada tahun 1859, di mana ratusan radio telekomunikasi mati akibat peristiwa badai Matahari terbesar yang pernah dicatat dalam sejarah.

Yang hanya kita bisa lakukan adalah bersiap-siap untuk lepas dari gadget kita ketika suatu saat badai Matahari yang lebih besar lagi menghantam Bumi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini