Hidup Sebagai Manusia yang Tak Sempurna dan Pernah Salah, Lalu Bagaimana Melihat Kesalahan Kita?

Membuat kesalahan adalah bagian dari kehidupan

Membuat kesalahan adalah bagian dari kehidupan. Siapa yang tidak pernah berbuat salah? Pelajar, orang yang sudah bekerja, pengangguran, guru, polisi, hakim, pejabat, presiden bahkan tokoh agama pun pasti pernah melakukan kesalahan. Sekali, dua kali, beberapa kali atau bahkan sering berbuat salah, takaran nya berbeda-beda.

Kita hidup sebagai manusia yang tidak sempurna dan pasti akan selalu berbuat salah. Seberapa ahli pun kita dalam sebuah bidang yang kita geluti, pasti satu atau dua kali kita akan gagal.

Mencoba menjadi sempurna adalah hal yang baik namun kita harus ingat, belajar menjadi sempurna berarti perjuangan seumur hidup. Belajar menjadi sempurna berarti sama dengan setiap proses usaha yang kita lakukan, aka ada banyak bebatuan yang menyandung langkah kita saat kita berjalan. Beberapa kali kita pasti akan terjatuh.

Pernahkah kamu merasa sedih sampai kepada tahap stress dan depresi ketika melakukan kesalahan dan mendapatkan banyak komentar pahit dari keluarga, teman dan orang-orang terdekatmu? Para ahli mengatakan rasa depresi dapat membuat kita melakukan kesalahan terus-menerus bahkan di saat kita seharusnya kita tidak melakukannya.

Depresi bisa membuat kita berpikir buruk terus menerus terhadap diri kita sendiri. Alhasil, bukan hanya orang lain tetapi kita juga ikut-ikutan menghakimi diri kita, bayangkan rasanya menjadi dirimu, sendiri menghadapi semua cacian tanpa seorangpun yang membela termasuk kamu. Pasti sedih sekali. Tidak ada jalan keluar karena pikiran “aku tidak mampu” mengerjakan ini dan itu. Pengelihatan kita hanya melihat kegagalan di masa lalu yang terus berulang.

Janganlah malu ketika berbuat salah, tapi lakukanlah segala sesuatu sebaik-baiknya sebelumnya. Tahukah kamu, kesalahan dan kegagalan ternyata punya keuntungan di baliknya? Membuat kesalahan dapat mengajarkan hal-hal yang tidak pernah kita pelajari sebelumnya. Kita menjadi lebih dewasa, kita diingatkan betapa kita harus lebih keras lagi berusaha dan kita menjadi waspada atau takut. Ya, takut.

Rasa takut itu buruk menurut sebagian orang, tapi rasa takut lah yang mememenjarakan diri kita dari bahaya. Tanpa rasa takut, orang tidak bisa disebut sebagai manusia. Rasa takut memberikan kita kewaspadaan, ketelitian dan keseriusan dalam melakukan sesuatu. Rasa takut adalah sebuah koin dengan dua sisi. Ia memiliki sisi negative tapi pada sisi yang lain, ada keuntungan yang ia tawarkan.

Dalam kehidupan ini, tidak ada kesalahan yang tidak bisa diperbaiki sebesar apapun kesalahan itu. Jika dunia tidak bisa mentolerir kesalahan itu, ingatlah ada 2 individu yang bisa dan selalu akan menerima. Mereka ialah Tuhan dan dirimu sendiri.

Jika kamu memang terlalu khawatir dengan perkataan dan anggapan orang tentang dirimu, mundurlah sejenak dalam diam. Alihkanlah pikiranmu kepada hal – hal lain yang menyenangkan. Lakukanlah kegiatan yang kamu sukai.

Memikirkan pendapat orang tentangmu hanya akan membuatmu tambah lelah. Janganlah hidup untuk memenuhi ekspektasi orang, karena yang namanya manusia itu pada dasarnya tidak pernah puas. Bahkan Keberadaan Tuhan dengan cinta dan pengorbanan-Nya sekalipun tidak pernah cukup untuk mereka, jadi apalagi kamu jika kamu mencoba hidup untuk ekspektasi mereka.

Buatlah hubungan yang baik antara kamu dan Tuhan. Lakukanlah selalu yang terbaik sesuai keinginanNya, Tuhan tidak akan pernah meninggalkanmu jika kamu berbuat salah, selalu ada pengampunan. Dialah satu-satunya yang secara genuine mencintai kamu. Biarkanlah hubungan ini hanya kalian berdua yang tahu.

Ketika pada akhirnya kamu telah menjadi orang yang berhasil menjadi orang yang menemukan kenyamanan dan keamanan dalam diri sendiri, janganlah menjadi seorang individualis. Orang-orang di sekitarmu membutuhkan bantuanmu juga, termasuk mereka yang berlaku jahat terhadap kamu. Bagaimanapun tindakan mereka terhadapmu ketika kau berbuat salah dan gagal, terimalah mereka apa adanya.

Mereka juga manusia yang sama seperti kamu, penuh dengan kekurangan. Jika kamu tidak sanggup memaafkan perbuatan mereka, lebih baik tetap diam, jangan mengatakan atau melakukan apapun yang bisa menyakiti mereka.

Saya ingin setiap orang bisa hidup berdamai dengan dirinya sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini