Bangunlah dari Mimpi, Maka Kisah #BertepukSebelahTangan Akan Menjadi Lebih Indah

Terakadang idealis kita dan orangtua berbeda

Terakadang idealis kita dan orang tua berbeda, orang tua ingin melihat anakya sukses versinya. Sedangkan seorang anak apalagi kaum millenial serba maunya mengikuti perkembangan zaman. Termasuk aku saat menentukan pilihan masa depanku, ya masa depan yang sangat awal (memilih jurusan kuliah) bagiku kuliah adalah melakukan yang aku inginkan untuk menjadi orang besar, namun tidak bagi ibuku.

Advertisement

“Dewi, sebentar lagi kamu akan lulus SMA. Sudah tau mau melanjutkan kemana?” Tanya ibu disela makan malam kami berdua.

“Sudah bu, aku ingin kuliah di ISI dan mengambil jurusan tari. Aku ingin menjadi penari bu.” Jawabku bersemangat.

“Hahahaha.” Ibu tertawa mendengar jawabanku,tawa yang terdengar sedikit dipaksakan. “Kamu sudah ketularan ayahmu ya suka sama pertunjukan tari.” Kulihat perubahan pada raut muka ibu“ Mau jadi apa kamu nanti sayang? Penari itu penghasilannya receh. Mana bisa kenyang.”

Advertisement

“Tapi aku benar–benar ingin menari bu. Kalau aku bisa jadi penari profesional aku akan menerima penghasilan yang besar.”

“Pikiranmu belum dewasa sayang. Kamu pikirkan saja sekali lagi. Kalau ibu boleh saran ibu mau kamu masuk fakultas kedokteran. Tapi ibu tidak akan memaksa. Ini hidupmu sayang, pikirkan baik–baik ya.” Lalu ibu mencium keningku dan meninggalkan aku yang masih membisu.

Advertisement

Ditengah rintik hujan sambil ku meratapi langit langit kamar tidurku, kemudian aku terlelap begitu saja dan aku menemukan bunga tidur yang sangat indah

SELAMAT DEWI ANGGRA LOLOS SEBAGAI CALON MAHASISWA INSTITUT SENI INDONESIA PRODI SENI TARI TRADISIONAL

Setelah membacanya aku langsung sujud syukur membaca dan memanggil ibu untuk memberithukan kabar gembira ini “Ibu aku lolos” dan ibu menjawab “selamat nduk” sambil mencium pipi kanan dan kiri. Keesokan harinya aku harus pergi ke Jogja untuk mengurus daftar ulang. Aku diantar ibu dan kakakku.

Satu semester berlalu, aku ditunjuk oleh dekanat untuk menjadi delegasi dari Indoesia untuk membawakan taraian Gandrung di acara Pengenalan Budaya Indonesia di Rusia. Acara itu diikuti oleh seuruh negara di benua Asia. Rasanya bangga sekali dan aku pun pamit pada Ibuku untuk mengikuti acara tersebut. “Ibu doakan Dewi yaa, bulan depan mau ke Rusia untuk ikutan acara Internasional aku ditunjuk oleh dekanat bersama 6 temanku” ucapku via telepon pada Ibu, lalu ibu menjawab “sukses ya nduk, Ibu dokan lancar”. Rasanya lega mendengar semangat dari Ibu. Tiga  bulan berlalu mempersiapkan acaara untuk keluar negeri pagi, siang, malam kami berlatih dengan penuh keringat dan semangat demi memerikan yang terbaik untuk Indonesia di mata dunia.

JRENG JRENG….

Hari H untuk perform tiba. Dengan percaya diri aku dan 6 temanku bersiap-siap dibalik panggung sembari menunggu kami saling meyakinkan diri satu sama lain untuk percaya diri dan terus semanat demi nama baik Indonesia. 11.00 “Indonesia-Gandrung’s Dance”. Dean semangat 45 kami sigap dan siap berjejer masuk, melangkah satu persatu-satu dan membawakan tarian kebanggaan kami seketika semua mata tertuju pada lemah gemulai kami membawakan tarian yag indah, sungguh bangga bisa membawakan tarian ini di depan kepala negara dan jajaran sat itu. Benar-benar mimpiku terwujud.

TOK TOK

“Bangun Dewi sudah pagi” suara Ibu dari pintu. “ee Indonesiaa” kataku dengan setengah sadar. Lalu aku membuka mata dan melihat Ibu membawakan laptop. Disitu aku bngung rasanya baru tadi di Rusia lalu kenapa ada Ibu. Sambil kucek-kucek mata “aku dimana bu? Apa aku sudah pulang dari Rusia?”. Ibu menggelengkan kepalanya sambil bilang “jangan mimpi dehh, sini waktunya daftar SNMPTN”.

Di situ sudah lengkap biodata dan pilihanku FAKULTAS KEDOTRAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA.  Aku shock dan aku teriak Ibuuu aku ingin menjadi penarii. Tetapi aku tidak bisa apa-apa lalu kaka ku datang dan meng-klik tombol FINISH yang berarti tidak bisa diubah lagi. Saat itu pun hatiku tersayat dan merasakan #bertepuksebelahtangan.

Hari ospek pun tiba, aku tidak seperti anak lainnya yang begitu gembira untuk mengikuti hari pertama dikampus aku sangat lesu dan tak bersemangat. Acara demi acara ospek pun aku lalui dengan wajah murung, namun kemudian kmurunganku berubah karena ada tarian tradisional tampil dari salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa dan di terakhir penampilannya mengatakan “siapapun boleh gabung bersama kami, dan mempunyai kesempatan keluar negeri untuk mengikuti lomba bersama kami”.

Taraa, dari situ aku mulai mengerti semua sudah ada yang mengatur dan ini penengah dari kemauan Ibu dan kemauanku. Dari situ pula aku harus rajin belajar agar jadi dokter dan tak lupa mengikuti UKM Seni Tari untuk mencapai kelanjutan mimpi kemarin. 

 

.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE