Bath: The City of Dreamers

“Who can ever be tired of Bath” Jane Austen, Northanger Abbey

Advertisement

Inggris tak saja menakluk hati dengan keseruan olahraga sepakbolanya lewat Liga Premier Inggris – Yup, bahkan membuat saya terobsesi membuka warung kopi ‘Teh Talua’ di kawan Old Trafford.

Juga tak saja membuat kita jatuh cinta dengan keindahan arsitektur bangunan kotanya. Tapi, membuat kita seperti menemui seorang sahabat dimana segala rasa buncah ini ingin kita bagi. Yup, sebagai pencinta sepakbola, pengemar film dan penikmat bacaan, Inggris salah satu negara yang membangun impian indah dalam benak ini — tentang perjalanan yang menyenangkan.

Terutama saat terdampar diantara perpaduan bangunan kuno dan modernisasi kota yang memberi kejutan dalam setiap langkah ini melalui pemandangan indah dan atmosfer yang menyegarkan. Hal yang sulit terlupakan begitu saja ketika berada di salah satu kota kecil terindah di Inggris ; Bath City.

Advertisement

Kota kecil yang cantik itu bernama Bath City …

Terletak di Sommerset, Sout West England atau sekitar 156 km dari kota London, kota yang terkenal dengan ritual pemuja dewanya ini dapat ditempuh dengan kereta dari Paddington Stasiun di London dan berhenti di Bath City. Dan juga bus dengan masa tempuh kurang lebih 3,5 jam.

Advertisement

Sepanjang abad ke 18, kota Bath menjadi kota idaman para penikmat sumber mata air panas alami dan satu-satunya di Britania Raya. Bahkan kala itu, orang-orang lebih memilih untuk meminum air tersebut ketimbang dipakai untuk mandi. Begitu informasi mengenai Bath yang saya dapat di salah satu majalah perjalanan.

Adalah Roman Bath dimana kompleks pemandian air panas alami itu berada — saat itu kerap digunakan oleh para raja dan penduduknya di zaman Romawi kuno. Sungguh cerita yang menarik, apalagi menelusuri sejarah kekaisaran Romawi Kuno yang merupakan pendiri kota Bath pada tahun 43 M silam.

Awalnya Bath City bernama Aqua Sulis yang berarti kota Spa. Sulis sendiri merupakan nama seorang dewi yang dipuja bangsa Romawi. Aqua sulis berarti air yang berasal dari Dewi Sulis. Oh, ya reruntuhan bangunan kompleks Roman Bath dinobatkan sebagai salah satu Wold Heritage site UNESCO lho!

Seperti Negeri Dongeng …

Menempuh perjalanan dengan kereta sungguh memberi suasana romansa tersendiri. Apalagi jika melempar pandangan keluar. Yup, perjalanan yang memakan waktu sekitar 90 menit dari kota London, memyuguhkan layaknya negeri dongeng ; Spektakuler. Seperti terdampar di dunia Alice In The Wonderland dengan pemandangan hijau dan bangunan tua.

Kejutan tak saja berhenti di sepanjang jalan yang akan kita temui, tapi juga saat sepasang kaki ini menginjak stasiun Bath Spa, mata akan dimanjakan arsitektur kota nan menyenangkan.

Menelusuri Bath membawa kita pada khayalan tentang Romawi kuno dengan kekaisaran, prajurit dan… harta karun tentunya. Ah, yang terakhir saya benar-benar berharap saat menelusuri Bath City ; Royal Crescent, Pulteney Bridge, Holbourne Museum, Great Pulteney Street, Bath Abbey, The Romans Baths, Parade Garden, Victoria Art Gallery, entah dimana persisnya menemui harta karun sang raja.

Bangunan klasik, antik dan cantik serta pemandangan indah yang membuat kaki tak lelah melangkah. Apalagi tak kalah menyenangkan adalah street performer : musik , tarian dan atraksi ‘patung’ manusia.

Kota nya sang Pemimpi

Jane Austen, seorang penulis menjadikan Bath sebagai setting novelnya. Hal yang sama sempat saya lakukan ketika menemui cerita tentang Bath di majalah perjalanan dan cerita seorang di blognya tentang pengalaman mengunjungi Bath. Sebagai penikmat sejarah kuno, kota kecil ini menyuguhkan pemandangan yang megah dengan keindahan alamnya.

Saya menjadikan Bath sebagai setting cerita fiksi yang sempat saya tulis –sayangnya tak pernah kelar. Membayangkan tokoh utama seorang penikmat perjalanan mengabadikan keindahan arsitektur Romawi kuno yang masih terasa kental di kota Bath lewat sketsa postcard yang ia ukir kemudian ia kirim kepada kekasihnya. Romantis yang menyenangkan, bukan?

Pengalaman tak terlupakan

Menurut saya salah satu kegiatan menarik di Bath adalah ngeteh ala bangsawan kekaisaran Romawi Kuno. Vabio, penulis Indonesia dalam tulisannya tentang Bath, merekomendasikan sebuah tempat bernama Bea’s Vintage Tea Room di 6-8 Saville Row, Bath, BA12QP.

Ngeteh sekaligus menikmati kesegaran udara kota Bath. Bath tak saja menghadirkan kekayaan cerita sejarah kekaisaran romawi kuno lewat arsitektur ragam bangunan tua nya yang megah tapi juga keindahan alam khas pengunungan dengan landscape hijau berbukit.

Oleh-oleh ; Serba-serbi perlengkapan mandi

Rasanya salah satu hal yang wajib dilakukan saat melakukan perjalanan adalah membeli oleh-oleh untuk orang terkasih. Sebagai kota yang terkenal dengan pemandian sumber air panas alaminya, Bath menyuguhkan oleh-oleh khas yang berhubungan dengan ‘mandi’ . Yup, sepanjang pertokoan di Bath, dapat dijumpai seperti sabun, lotion, bahkan marmer kamar mandi pun.

Bath adalah kota terindah yang layak dikunjungi dengan kekayaan cerita sejarah romawi kuno lewat bangunan tua nya. Kota ini membuktikan bahwa wisata tidak selalu membosankan. #AyoKeUK #WTGB #OMGB

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang pencerita yang menyukai perjalanan ini dan penikmat tidur siang

CLOSE