Belajar dari Triumvirat Pengusaha Muda Indonesia dalam Politik Indonesia

Belajar dari Triumvirat Indonesia

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam setiap perpolitikan bangsa kita pasti selalu ada bumbu-bumbu politik, baik dari kubu pemerintah maupun oposisi pemerintah, yang sadar ataupun tidak sadar memberikan dampak bagi rakyat itu sendiri. Tak terkecuali Indonesia, sepertinya perang dingin didalam selimut negeri sendiri memang sudah terlihat jauh sebelum kemerdekaan bangsa ini berdiri. Hal ini memang terlihat memuncak disetiap perhelatan akbar pesta demokrasi rakyat Indonesia. Rebut-merebut, saling berkoalisi, sikut menyikut, bahkan sudah bukan rahasia umum juga bahwa pengusaha berusaha merapatkan barisan dengan calon pasangan yang akan menjabat untuk mengamankan akar gurita bisnisnya dinegri ini.

Advertisement

Ada banyak sekali hal yang penulis pelajari dalam perhelatan akbar 5 tahunan ini. Mulai dari isu-isu substantive yang dihadapi bangsa, petaperpolitikan nasional, polarisasi ideologi antar anak bangsa, strategi kampanye para paslon, dan lain sebagainya. Diantara banyak yang bisa kita lihat dan pelajari dari ‘drama’ perpolitikan itu, kita bisa belajar banyak dari Triumvirat Pengusaha Muda yang sangat berlian, cerdas, kaya raya, oportunis, dan bermain cantik dalam Pilpres kali ini. Tiga orang sahabat: Sandiaga Uno, Erick Thohir, dan Erwin Aksa. Sekarang bisa ditanyakan siapa dan mengapa kita belajar dari Triumvirat Pengusaha Muda ini?

Trio ini adalah pengusaha muda yang sangat cerdas. Sandiaga dengan Saratoga Investama dan Adaro Energy-nya, Erick Thohir dengan Mahaka Entertainment Group-nya, dan Erwin Aksa dengan Bosowa Group-nya. Mereka bermain cantik dan berbagi peran dalam perhelatan akbar Pilpres 2019 ini. Kelompok relatif muda yang mendobrak banyak hal. Melawan status quo senior-senior mereka.

Munculnya Sandi sebagai Cawapres luar biasa, di tengah antrian panjang yang menunggu keputusan Prabowo, sosok Sandi muncul dan dinilai pas menjadi solusi persoalan ekonomi. Kehadiran Erick sebagai ketua TKN juga tak kalah mengejutkan. Dengan brilian Jokowi mampu mengajak Erick untuk bergabung. Dan meski jarang terlihat didepan layar, dapat kita akui dalam 9 bulan ini Erick bekerja dengan baik. Lantas bagaimana dengan Erwin?

Advertisement

Erwin adalah anak dari Aksa Mahmud dan keponakan Jusuf Kalla. Ayah dan Pamannya merupakan pendukung utama Jokowi di Sulawesi. Bosowa Group dan Jejaring bisnisnya juga digerakkan untuk memenangkan Jokowi di Indonesia Timur. Lantas dengan latar belakang tersebut bagaimana dengan posisi Erwin ? Erwin sendiri memilih non-aktif dari DPP Golkar dan berbeda pilihan dengan pilihan ayahnya. Ia memilih berada disamping sahabatnya, Sandiaga Uno.

"Sandi ini sahabat sejati, dan di antara kami adalah persahabatan hakiki. Kami berjuang bersama di HIPMI dan Kadin, dan saya banyak membantu sandi kala itu," ujarnya. (celebesmedia.id, 19/03/19).

Advertisement

Sandi adalah Ketum HIPMI 2005-2008 sedang Erwin Aksa meneruskannya di periode 2008-2011. Sebagai Komisaris Utama Bosowa Group, Keputusan Erwin ini mengejutkan banyak pihak. Tapi ia membuktikan sering muncul di samping Sandi. Sampai disini apa yang bisa kita pelajari dari mereka ?

Persahabatan masa kecil antara Sandi-Erick sejak SD dan persahabatan dalam bisnis antara mereka bertiga harus dijaga dan dirawat. Selain itu, kita belajar dari karir ekonomi dan politik mereka. Ketiganya fokus membesarkan jangkauan jejaring gurita bisnisnya. Sandi dan Erwin masuk ke politik lebih dahulu, dengan Gerindra dan Golkar sebagai pelabuhan partai mereka. Sedang Erick dengan menjadi Ketua TKN merupakan karir pertamanya dalam ranah politik.

Sebenarnya, siapapun yang akan terpilih sebagai presiden nantinya, Triumvirat Pengusaha Muda ini tetap akan kebagian kue. Mereka memasang kaki di masing-masing kubu, mengamankan bisnis mereka. Dapat kita lihat bahwa cita-cita besar mereka bukan pada 2019 ini, melainkan masih bertahun-tahun kedepan. Dan tahun ini, memang dirasa pas bagi mereka untuk muncul unjuk gigi. Semacam pernyataan terbuka bahwa mereka bertiga layak untuk diperhitungkan, berani, mandiri, dan siap menggantikan landscape ekonomi Indonesia yang didominasi wajah-wajah lama senior mereka.

Di tengah banyaknya kritik kita terhadap praktik bisnis mereka (terutama pada sector bisnis ekstraktif dan eksploitasi SDA) kita bisa mendapat banyak pelajaran dari Triumvirat ini. Jadi cerdas dan brilian, membangun karir professional berintegritas, memajukan usaha masing-masing, saling kompak dan berkolaborasi, kemudia mempersiapkan dengan matang untuk mimpi bersama kedepan.

Tentu, kita bisa jauh lebih baik dari mereka. Kita bisa bangun karir profesional yang baik, kemudian berbisnis dan kaya tanpa perlu merusak alam dan menyengsarakan rakyat kecil. Tentu, kita bisa lebih baik dan lebih menarik kisahnya karena kita lahir dari keluarga yang tidak seberuntung mereka. Dan tentu, kita bisa menjaga betul persahabatan kita hari ini. Untuk kemudian jadi terbaik di bidang masing-masing dan persiapkan diri sebaik mungkin untuk mendisrupsi landscape Indonesia mungkin 110 tahun lagi, 20 atau bahkan 30 tahun kedepan, bahkan bisa jadi 5 tahun lagi.

Mari kita persiapkan dan berjuang lebih baik! Selamat Hari Kebangkitan Nasional!

Oleh: Chanddra Rio Maulana Akbar

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE