Curahan Hati Freelancer: Bekerja di Rumah Sudah Jadi Makanan Keseharian

#WorkFromHome Sudah Jadi Kebiasaan

Jumlah kasus virus Corona semakin banyak saja. Semula memang hanya 2 saja, tetapi tambah lama semakin bertambah hingga kini berjumlah 686 orang (tolong koreksi jika data ini kurang tepat). Bukan hanya rakyat sipil saja, pejabat menteri dan kepala daerah pun  sudah ada yang terjangkit! 

Advertisement

Beberapa daerah bahkan sampai ada yang meliburkan sekolah, meliburkan kantor, menutup pusat perbelanjaan, menutup berbagai destinasi wisata dan  melarang warganya untuk beraktivitas keluar rumah. Bagi sebagian orang jelas ini sangat mengganggu. Pekerjaan yang dilakukan mereka tidak lagi efektif menurut pandangan mereka.

Bukan hanya sebagian kepala daerah yang merumahkan warganya, Pak Jokowi pun juga memerintahkan hal yang kurang lebih sama. Walaupun bukan 100% lockdown, tetapi pada intinya beliau memerintahkan seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap tinggal di rumah dan melakukan pekerjaan dari rumah saja.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi, Tjahjo Kumolo juga memperbolehkan sebagian ASN untuk bekerja dari rumah dan tetap mendapatkan tunjangan kinerja. Aturan tersebut tertuang didalam Surat Edaran Kementerian PANRB Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah. Hal tersebut disampaikan Tjahjo Kumolo ketika menggelar virtual press conference mengenai kebijakan pencegahan Covid-19 bagi ASN di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, pada hari Senin 16 Maret 2020. Wow, mulai dari pegawai kantoran hingga para ASN kini mulai bekerja dari rumah.

Advertisement


"Kami, para freelancer sudah terbiasa dengan hal tersebut, Pak Jokowi!"


Saat mendengar pernyataan resmi dan Presiden Joko Widodo jujur saya sebagai freelancer merasa biasa saja dengan pernyataan tersebut. Tak ada yang istimewa, karena ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi saya.  Mungkin perasaan ini juga mewakili perasaan teman-teman freelancer yang lainnya.

Advertisement

Sebagai seorang freelancer, kami terbiasa kerja dari rumah. Istilah kerennya sih kerja remote. Bahkan sebenarnya kami pun tak pernah bertatap muka langsung dengan bos kami. Berkomunikasi lewat email adalah pekerjaan sehari-hari yang kami lakukan. Sebenarnya kami bisa bekerja dimana saja. Di kafe, di taman, di restoran, dan dimana pun yang kami mau. Namun, rumah tetap menjadi tempat terbaik yang paling dirindukan. 


Lantas, bagaimana suka duka menjadi freelancer?


Kami berbeda dengan pekerja kantoran. Bekerja secara mandiri tanpa jaminan kerja. Kerjanya serabutan tak tentu, kadang seminggu full dapat kerjaan, namun pernah juga sampe 2 minggu ga ada job sama sekali. Para freelancer juga tidak mengenal gaji bulanan, penghasilan kami dibayarkan setelah pekerjaan selesai dilakukan. Itupun terkadang telat dibayar bahkan ada juga freelancer yang tidak dibayar sama sekali. Ini yang bikin sedih dan kesal, namun kami tak bisa apa-apa karena bekerja sebagai freelancer tidak ada kontrak kerja. Para pekerja lepas terlihat seperti pengangguran, itulah yang tetangga lihat. Bagi mereka-mereka yang tidak mengenal tentang profesi abad 21 seperti content writer, designer grafis, web design, translator, seo specialist, dan lain sebagainya.


Mas, sudah lulus SMA ya?

Iya Alhamdulillah.

Kuliah dimana sekarang?

Hmm… belum pak, saya kerja aja dulu buat bantu-bantu orang tua.

Oh iya bagus kalau gitu, memangnya kamu kerja dimana?


Dan terkadang inilah yang membuat para freelancer bingung! Sebab masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak tau bahwa ada beberapa profesi tertentu yang bisa dijalankan tanpa harus memiliki ataupun pergi ke kantor. Dituduh melihara tuyul adalah hal yang biasa kami dapatkan sehari-hari. Tetapi percayalah, pak, bu, mas, mbak, adek kami ini freelancer, bukan seorang dukun.


Sebagai Seorang Freelancer Kami Tetap Bangga…


Meskipun katanya pekerjaannya engga jelas, serabutan, bahkan sampai dikira tidak bekerja namun sebagai freelancer kami tetap bangga dan bersyukur dengan apa yang kami lakukan. Di saat yang lain masih sibuk mencari pekerjaan kesana kemari, kami bisa menghasilkan uang sendiri tanpa harus membebani orang tua. Penghasilan kami memang tidak setinggi para pejabat, namun masih cukup untuk memenuhi kebutuhan perut. Kami nyaman bekerja seperti ini, karena kami bekerja sesuai hobi dan passion yang dimiliki. Sesulit apapun pekerjaan yang nantinya didapatkan, insyaallah kami bisa melewatinya. Dan kami pun berharap, pemerintah juga memperhatikan kesejahteraan kami para freelancer. Paling tidak dengan memberikan memberikan perlindungan hukum yang lebih kuat kepada kami semua. Thanks~

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang freelancer content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media.

CLOSE