Berpendapat Bijak dan Beretika dengan Melihat dari Berbagai Sudut Pandang

Jangan sampai pendapatmu justru memancing keributan ataupun merugikan orang lain

Dewasa ini, banyak peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran setiap orang dalam penerapan nilai Pancasila. Seperti semakin maraknya orang yang berkomentar tidak baik dan memicu perseteruan yang mengakibatkan perpecahan dari berbagai pihak. Ada pula yang membeda-bedakan suku atau ras, warna kulit, dan lain lainnya untuk di jadikan bahan candaan.

Advertisement

Bila dilihat dari berbagai sudut pandang, orang-orang yang melakukan perbuatan tersebut akan beralasan bahwa itu hanya candaan atau itu hanya masalah sepele, tapi jika dilihat dari sudut pandang korban, perbuatan tersebut dapat mempengaruhi psikologis dari korban sendiri yang menimbulkan rasa trauma dan takut terhadap lingkungan. Perilaku tersebut sangan tidak sesuai dengan nilai dari sila yang kedua, yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” yang merupakan cerminan dari hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap individu. Kebebasan berpendapat memang sangat diperlukan dalam kemajuan suatu negara, tetapi harus tetap sesuai dengan norma dan tetap menghargai berbagai pihak. Berpendapat diperbolehkan tetapi harus tetap mengutamakan tata krama dan penggunaan kata yang tepat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Dalam perkembangan teknologi terutama internet dan media sosial, semakin banyak orang yang gemar mengemukakan pendapat mengenai berbagai macam hal juga saling bertukar informasi. Banyak sisi positif yang dapat dapat diambil dari semakin banyaknya orang yang gemar mengemukakan pendapat melalu sosial media, tapi banyak juga sisi negatif yang timbul akibat perilaku tersebut. Sebagian besar orang berkomentar tanpa berpikir mengenai nilai-nilai yang terkandung dari kata-katanya.

Pada sila ketiga yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, seharusnya mencerminkan kesatuan dalam keberagaman suku, ras, agama, dan bahasa yang ada di Indonesia. Tapi pada kenyataannya, belakangan ini banyak yang menjadikan perbedaan tersebut menjadi pemicu dari perpecahan. Pada zaman dahulu, orang-orang bergotong-royong untuk saling membantu dan membangun persatuan bangsa tanpa melihat dari perbedaan-perbedaan.

Advertisement

Semua individu menginginkan keadaan lingkungan yang tentram dan nyaman tanpa ada perseteruan. Tetapi saat ini justru banyak orang yang menyebarkan isu-isu yang memicu perbedaan pendapat sehingga terjadinya perpecahan. Kebebasan berpendapat dimedia sosial, mungkin ada individu yang berniat untuk mengemukakan pendapatnya, namun kurang tepat dalam pemilihan kosa katanya sehingga menyebabkan salah satu pihak tersinggung, dan menimbulkan masalah yang lebih besar.

Dari pembahasan kedua Sila tersebut dapat di lihat bahwa semakin kesini, orang-orang lebih mengutamakan berpedapat tanpa memikirkan sebab dan akibat yang dapat menimbulkan kerugian dari berbagai pihak. Perlunya kesadaran bahwa semua yang kita perbuat harus sesuai berdasarkan norma dan tidak lupa untuk menghargai hak-hak asasi manusia sebagaimana terdapat dalam nilai Pancasila.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE