Berpindahlah Tempat Duduk, Nanti Kamu Akan Mengerti

Inilah ego. Maka jangan heran ketika banyak yang mulanya tertindas justru tak lagi terdengar suaranya.

Suatu ketika kamu datang ke sebuah tempat fotokopi. Seorang karyawan melayanimu dengan raut muka yang kurang menyenangkan. Atau dia tetap berusaha ramah, tetapi melakukan kesalahan beberapa kali. Mungkin kamu akan kesal dan bahkan menggerutu, merasa buang-buang waktu, dan sebagainya. Bagimu pelanggan semestinya mendapatkan pelayanan paripurna.

Advertisement

Hingga jalan hidup membawamu menjadi seorang tukang fotokopi. Percayalah, berada di posisi baru akan membuat pandanganmu  berubah jauh. Kamu akan menemui berbagai jenis pelanggan, mulai dari yang sangat sabar hingga yang berani terang-terangan menyela antrean. Terkadang mesin fotokopi macet saat sedang banyak-banyaknya orang. Terkadang kembalian tidak cukup dan kamu harus pergi menukar uang.

Lalu apa? Kamu mendapat sudut pandang baru. Hal-hal di luar kendalimu itu kemudian menyadarkan betapa menjadi tukang fotokopi tidak sesederhana bayanganmu sebelumnya.

Begitulah sebenarnya proses yang membuat kita mengerti lebih banyak hal. Begitulah proses yang membuka mata dan pikiran bahwa untuk memahami orang lain kita perlu memakai mata mereka.

Advertisement

Tetapi masalah tetap akan muncul ketika ego menjadi yang terdepan. Masih soal tukang fotokopi tadi. Bayangkan bahwa setelah kamu mengerti bagaimana tekanan dalam pekerjaan itu, kamu justru mengubah sudut pandangmu seratus delapan puluh derajat. Kamu hanya memakai matamu sebagai tukang fotokopi dan melupakan bagaimana caramu memandang ketika masih menjadi pelanggan.

Kamu menjadi benci terhadap pelanggan yang kurang sabar atau cerewet dan banyak maunya. Kamu mengeluh di dalam hati bahwa seharusnya mereka memahami kamu sedang banyak pekerjaan.

Advertisement

Inilah ego. Maka jangan heran ketika banyak yang mulanya tertindas justru tak lagi terdengar suaranya setelah duduk di posisi strategis. Atau mungkin ada yang mulanya di atas angin. Lalu ketika jatuh mulai berteriak dan menuntut kesejahteraannya, tanpa mau mengingat bagaimana tekanan pekerjaan pada posisi tinggi. Dengan pengalaman berada di posisi berlawanan, sudut pandang mereka semestinya bertambah, bukannya berubah.

Tidak semua orang memilki kesempatan berada di posisi berbeda. Jika kamu tidak seberuntung itu, masih ada cara untuk bisa melihat menggunakan mata dan sudut pandang orang lain. Kamu masih bisa menggunakan empatimu. Pikirkan bagaimana rasanya menjadi mereka, bagaimana jika sebuah perlakuan yang ingin kamu berikan itu berbalik orang lain berikan kepadamu.

Jika jalan hidup mengantarkanmu berada di posisi yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, gunakan itu untuk memperkaya sudut pandangmu, bukan mengubahnya. Kalau pun akhirnya dalam membuat keputusan kamu dituntut untuk lebih banyak menggunakan sudut pandang baru, tidak apa-apa. Setidaknya kamu berusaha bijaksana dengan tidak melupakan cara pandangmu yang dulu.

Oh iya. Kasus tukang fotokopi itu cuma contoh kok. Ada ribuan peran yang bisa dilakoni orang-orang di dunia ini. Yang perlu kita lakukan hanyalah tetap berempati dan terus menebarkan kebaikan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE