Bersama Jarak, Kita Fokus Menyiapkan Diri Jadi Pendamping yang Paling Pantas Diperjuangkan Hingga Nanti

Aku menemukanmu lewat hal-hal yang sama sekali tak berjarak, hingga akhirnya Tuhan kasih jarak ini diantara kita supaya kita dapat fokus lebih dulu kepada hal yang urgentsi di masa depan.

Tuhan Maha Baik, Maha Mengatur Segala Kesempurnaan.

Andai kata harus marah dengan adanya jarak, kuharap kita justru sudah terlalu lama berdamai dengan hal satu ini.

Sudah hampir dua tahun suatu hubungan yang dipertahankan ini menelusuri bagian keping dari hari ke hari, minggu ke minggu hingga bulan ke bulan. Aku dan kamu bertahan hingga kini. Andai saja kadang harus menyerah, aku rasa untuk bertahan lebih besar daripada sebuah kata menyerah yang hanya dapat mematahkan apa-apa yang telah lama diusahakan. Bagaimana tidak, mulai dari pendekataan ala-ala anak remaja hingga duduk di perkuliahan masih mampu kita pertahankan sampai detik ini. Kurasa benar, daripada harus sebal dan bebal dengan jarak ini, rasanya justru kita telah lama berdamai dengan satu kata yang satu ini.

Rasanya tak ada lagi yang perlu terlalu diperumitkan, sejatinya hubungan ini sudah jelas penuh komitmen

Hubungan yang dengan berani menanggung resiko jarak dimana keduanya saling jarang untuk bertatap muka bahkan kontak fisik atau sekedar diam dan meraba apa kata hati lewat jendela mata, rasanya sudah jelas bahwa hubungan jarak ini telah penuh dengan komitmen. Komitmen dari hal-hal kecil seputar cerita harian yang selalu dengan spontan rasanya harus dibagikan antara satu dengan yang lain, kegiatan baru yang jadi hobi baru untuk mengisi keseharian agar selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya di masa muda, bahkan cerita sedih yang rasanya sudah harus jadi agenda wajib sebagai cerita perjalanan hidup yang jelas berliku.

Hubungan ini semakin jelas tujuannya akan kemana

Kamu sering bilang padaku untuk selalu bersabar atas kedua gelar sarjana yang sedang kita tempuh bahkan tak jarang kamu yang sering kepayahan dengan segudang kegiatan ekstramu dan kepalamu yang belum cukup umur untuk bercabang seperti aku. Aku sering kali jadi asistenmu dengan keadaan jarak diantara kita. Bukankah sudah jelas bahwa hubungan ini hanya sedikit saja sebentar lagi akan menuju garis finish dan menemukan tujuannya akan dibawa kemana?

Aku berharap, harapanmu padaku tetap utuh bersama rapalan doa dari kedua kita.

Harapan akan terus bersama dalam jarak hingga tiba saat benar-benar bisa bersama adalah suatu rapalan doa paling panjang yang rasanya tak pernah habis kusebutkan lewat atas sajadah. Setiap hari, setiap ibadah bahkan banyak waktu ketika mendapati kabar diantara masing-masing kita tak sedang baik-baik saja. Aku dan kamu selalu mengingat bahwa jarak ini bukan selamannya pun apabila sudah tak ada jarak tak akan selamanya pula. Masing-masing kita tahu bahwa hidup hanyalah perputaran roda yang harusnya kita maklumi seperti adanya siang dan malam. Aku berharap ucapanmu untuk selalu membuat aku tetap bersabar pun melekat juga dikepala dan hatimu. Kita bersabar dalam rapalan doa yang sama hingga akhirnya semoga tiba saat yang tepat.

Bersama jarak, aku harap kita tak layu dan tetap fokus jadi pendamping yang terbaik untuk diperjuangkan

Bersamamu hingga kini dan hingga akhirnya dihadapkan dengan jarak demi tercapainya suatu harapan yang lain, aku tak ingin membuatmu berjanji sedari saat kita duduk di bangku SMA. Aku hanya berharap, apa-apa yang kita lakukan sembari mengisi jarak ini tak lantas hanya ada untuk menyesatkan nyali kita pada tujuan awal. Aku harap kita tidak layu dan tetap fokus berusaha untuk menjadi pendamping yang paling baik dan terbaik serta layak diperjuangkan. Bersamaan dengan banyak hal yang telah kita lalui, jangan menjadi lelaki yang makin bebal untuk dinasehati ataupun sulit menerima masukan sebagai suatu perubahan yang terbaik untuk menjadi pribadi yang layak diperjuangkan hingga nanti.

Saya tahu, kamu pun tahu. Jarak ini perlahan pasti sudah mendewasakan kita

Tanpa kita sadari, kedewasaan sudah masuk dan membumbui hubungan ini lewat jarak yang kita hadapi. Harapan dan rapalan doaku tetap sama, tetap jadi lelaki baik yang sadar bahwa kita sudah mendewasa dengan adanya jarak ini. Maka jangan patah atau layu, karena kita saling tahu bahwa suatu cobaan yang dihadapkan Tuhan teruntuk hambanya sebelumnya Tuhan sudah berikan pada kita kesanggupan untuk menghadapinya dengan sebaik-baiknya penghadapan. Saya tahu, kamu pun demikian. Jarak ini merubah sisiku yang sangat posesif dulu jadi perempuan keibuan seperti yang kamu citakan dan merubahmu menjadi laki-laki yang lebih matang.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Senang sekali menulis untuk mengemasmu dari puing lupa efek usia dan isi kepala.