(Bukan) Nasihat Merencanakan Pernikahan

Karena yang menikah bukan hanya kamu, tapi juga keluarga kamu dan dia (ciee...)

Selamat Lebaran!

Jadi, kebagian ditanya "kapan nikah?" Dari sanak famili meski jodoh belum tampak? Atau ada yang sedang merencanakan pernikahan jadi bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudahnya seperti mengerjakan ujian yang sudah ada kunci jawabannya?

Menurutmu, apa yang paling sulit dari merencanakan pernikahan?

Mengumpulkan uang? Jelas.

Menentukan vendor? Sulit, tapi bisa diatasi.

Menentukan warna kain? Susah juga, apa lagi kalau banyak warna lucu. *Dasar perempuan.

Menyatukan dua keluarga? ….

Menurutku, yang terakhirlah yang paling sulit. Untuk bersatu dengan pasangan saja, kita membutuhkan toleransi dan banyak kompromi. Apalagi dua keluarga? Jumlah kepala lebih banyak, jumlah mulut juga berlimpah.

Bersyukurlah, kalau keluargamu dan keluarganya sungguh dekat dan kenal satu sama lain seperti halnya Doraemon dan kantong ajaibnya. Bukan berarti perbedaan tak ada. Tetap ada, tapi lebih mudah diredam dan diatasi serta ditemukan jalan keluarnya. Penyelesaiannya tak sesulit menemukan jarum dalam tumpukan jerami.

Bersyukurlah, kalau keluargamu dan keluarganya cuek bebek terhadap rencana pernikahan kalian. Mau kalian resepsi pake rok pendek, mau kalian makannya liwetan aja, atur aja. Nanti tinggal bilang habis berapa. Widihhh, sikat brooo! Nggak usah baper. Ambil hikmahnya.

Bersyukurlah, kalau keluarganya nuntut ini itu dan ina inu, pasanganmu dengan tulus ikhlas lahir batin memasang badan dan berkata ke keluarganya, "Mama, ikutin maunya dia aja, ya. Pilihannya pasti bagus." Kamu benar-benar tak salah berniat menikahinya.

Bersyukurlah, kalau pasangan kamu dan keluarganya nggak ikut campur sama urusan pernikahan kalian. Jangan dulu ngomong, "Ini yang nikah aku doang emangnya?" Coba berpikir positif, siapa tahu dia kaya keluarga SBY yang super sibuk. Atau siapa tahu seleranya jelek? Lagian, kalau begini, kamu bisa sesuka hati menentukan sesuai keinginan kamu.

Bersyukurlah, kalau kamu dan pasanganmu nggak terlalu punya dana yang cukup. Sebab, percayalah, dengan pilihan yang sedikit akan muncul perasaan mawas diri (((mawas diri))) dari kedua belah pihak yang hendak bersatu.

Bersyukurlah, kalau kamu dan pasanganmu ditambah keluargamu punya dana yang lebih dari cukup untuk menggelar pesta pernikahan yang nggak usah pusing mikirin dana keluar. Ya, kalau nggak bersyukur sih nggak tahu diri namanya.

Bersyukurlah, kalau keluargamu nggak tahu adat istiadat meskipun kamu ingin banget menikah adat. Nikah adat biasanya lebih mahal. Bersyukurlah, kalau keluargamu tak terlalu memusingkan apa penilaian orang lain. Sebab, kadang baik keluarga dan kita sendiri suka lupa kalau kita sedang merencanakan pernikahan, bukan perlombaan adu panco.

Bersyukurlah, kalau keluargamu dan keluarganya nggak peduli sama urutan undangan siapa yang mau ditulis duluan. Bebanmu, beban pasangan, dan beban tukang cetak undangan nggak makin berat karena harus nunggu kata sepakat dari keluarga yang nggak kunjung sepakat.

Bersyukurlah, kalau kamu dijodohin sama anaknya teman bapak ibumu. Banyak di luar sana yang susah nemu jodoh sampai harus kelimpungan sana-sini pas Lebaran gini karena takut ditanya, "Kapan nikah?" Lagian, kalau dijodohin, kedua keluarga udah hafal busuk-busuknya kelakuan masing-masing. Nggak kaget lagi, udah banyak maklumnya.

Bersyukurlah, kalau pasanganmu terkesan mengutamakan keluarganya dalam perencanaan pernikahan ini. Itu tanda bahwa dia nggak mau ngecewain keluarganya, apalagi kamu nanti? Lagian, kan ini hanya sampai rencana pernikahan kalian dieksekusi. Sebab, ketika nanti dia telah menikah denganmu, prioritasnya harus berubah menjadi kamu. Biarkan dia menjadikan keluarga sebagai prioritasnya di detik akhir kehidupan lajangnya.

Merencanakan pernikahan emang kelihatannya menyenangkan saat segala keputusan berada di tangan kedua calon pengantin. Begitu sudah harus melibatkan keluarga, semua tak seindah bayangan yang terlihat di TV atau bahkan tak seindah waktu HANYA kalian berdua yang merencanakan. Yaaa, kecuali kalau ini pernikahan antara Keluarga Aburizal Bakrie sama Keluarga Hary Tanoe.

Yaa, pada intinya hidup emang harus banyak bersyukur kan? Bahkan dalam keadaan paling tidak mengenakkan. Karena kata seorang teman, kebahagiaan itu kita yang ciptakan bukan datang dengan sendirinya. Nggak nyambung sih ini, meski maksudnya baik. HAHA!

Terima kasih sudah membaca artikel nirfaedah ini. Mumpung masih lebaran, mohon maaf atas segala omongan melantur dalam laman ini. Jadi, ada saran buat orang yang mau nikah tapi bingung undangannya mau nama siapa duluan? Temen saya kasihan. Udah setahun lebih masih galau mau nama siapa duluan di undangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis