Cinta itu Dari Hati bukan dari Hubungan Seksual

Usiaku sudah menginjak 20 tahun ketika aku mulai mengenal apa itu cinta. Cinta yang sebelumnya hanya aku dapat dari keluargaku. Aku tak mengenal apa itu pelukan hangat dari seorang laki-laki selain ayahku, aku tak mengenal apa itu ciuman mesra selain ciuman ayahku yang selalu dia berikan setiap malam padaku menjelang tidur malamku. Hingga pada saat aku pertama kali mengenalmu.

Masih kuingat waktu itu disaat aku sedang dalam perjalanan ke kelas dan tiba-tiba aku terjatuh karena ulah mahasiswa baru yang berlarian dan menabrakku. Kamu yang menolongku dan meenyentuh pergelangan tanganku menarikku hingga aku tidak jadi terjatuh.

menatapmu menimbulkan ritme jantung yang berdegup dengan kencang. nafaspun menjadi tak beraturan seolah tahu adanya ketidakstabilan di dalam jantungku berada didekatmu.

duniaku berubah sejak aku mengenalmu. Aku yang dulu anak rumahan kini lebih tau apa itu dunia luar. Bagaimana kondisi saat malam hari, tentang pergaulan anak muda jaman sekarang yang tak pernah kulakukan sedari dulu.

Kamu memberitahu apa yang tidak aku ketahui selama ini, tentang cinta yang datang dari lelaki, tentang kasih sayang dari seorang lelaki, tentang perhatian dari seorang lelaki, tentang kecupan hangat dari seorang lelaki yang tidak diberikan seorang ayah kepada putrinya. Dan tentang kemarahan yang luar biasa ketika aku melihatmu dengan gadis lain, yang kini aku ketahui bernama cemburu.

Namun, kamu malah melakukan hubungan intim yang seharusnya tidak kau lakukan.

Dan bodohnya aku, malah tak menyadari itu.

Hingga aku tau betapa besar kesalahanku saat kamu tiba-tiba meninggalkanku tanpa alasan. setelah kamu mengambil hatiku, membuatku merasakan apa itu cinta, memberikan semua yang aku miliki, dan kemudian kamu membuangku seperti sampah.

Seketika duniaku menjadi gelap, hanya kematian yang ada dalam pikiranku, betapa aku tidak bisa menjaga kesucianku sebagai seorang perempuan hanya demi sesuatu yang dinamakan CINTA

Aku mengutuk diriku sendiri, mengutuk kesalahanku yang telah kulakukan. Semua terjadi begitu cepat secepat alur cerita pada sinetron di televisi. Aku bersemayam dalam gelap. Aku tak dapat melihat apa-apa lagi selain rangkaian ceritaku yang memalukan.

Tentang dirimu semua kembali terbayang dalam otakku, masa depanku hancur, hidupku kurasa sudah tidak berguna lagi. aku merasa kotor, aku merasa jijik pada diriku sendiri. Jika pada cinta pertama saja aku telah melakukan hal yang hina, bagaimana dengan kisah cintaku berikutnya, bagaimana aku harus menjalani hidupku, mungkinkah ada seorang lelaki yang akan mencintaiku dan menerimaku begitu mereka tau tentang ketidakperawananku ?

aku hampir mati, namun aku bangkit lagi ketika Tuhan membisikkanku bahwa masih ada lelaki yang mencintaiku meskipun aku tak lagi perawan

Ya, aku harus bangkit! Tuhan masih mencintaiku. Aku percaya jauh disana masih ada lelaki yang mencintaiku tanpa memperdulikan keperawanku. Tentang cinta pertamaku dan kenangan pahitku cukup aku jadikan pengalaman untuk kehidupan cintaku kedepan, bahwa aku harus lebih berhati-hati pada laki-laki. Tak selamanya cinta itu harus saling beradu di ranjang. Tak selamanya cinta itu harus dibuktikan dengan bertemunya kedua kulit yang saling bergesekan.

Kini aku bangkit! Mengenangmu sama dengan mengorek-ngorek sampah kotor. Siapa dirimu aku takkan mengenalmu. Kehidupanku masih panjang, tentang keperawananku cukup aku dan Tuhan yang tahu.

dan untukmu lelaki yang telah merenggut keperawananku, semoga kelak kau jera dan tak melakukan kesalahan yang sama. ingatlah bahwa kau terlahir dari rahim seorang perempuan !

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pecinta white coklat, penggemar white coffe, dan penunggu pangeran berkuda putih, penyuka pink dan hijau... spesialis penulis sedih, sendu, baper, galau, kandas, pupus, dan yg mewek-mewek