Cyberbullying; Kematian Di Balik Layar. Saatnya Harus Dihentikan!

Cyber bullying yang berkepanjangan dapat mempengaruhi rutinitas kehidupan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama yang mengakibatkan pelaku dapat mematikan rasa percaya diri seseorang, selalu merasa gelisah dan depresi karena tidak mengetahui bagaimana mengatasi gangguan yang menimpanya sehingga menutup diri dari lingkungan dan yang lebih parah lagi dapat membuat korban untuk melakukan bunuh diri.

Advertisement

Karakteristik cyberbullying biasa dikenali dengan sifat anonim, dan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Contoh perilaku cyberbullying yang umum berupa berulang kali mengirimkan pesan tidak pantas dan berisi penghinaan dan penyanggahan tanpa dasar yang kuat menggunakan bahasa kasar dan menghina. Motivasi pelaku biasanya karena memiliki rasa sakit hati, ingin marah atau ingin balas dendam tetapi tidak mampu mengeluarkan amarahnya secara langsung kepada orang yang dia tuju.

Tetapi, ada juga yang melakukannya karena merasa bosan, ingin cari perhatian dan menjadikannya sebagai hiburan untuk dirinya sendiri. Pelaku sendiri biasanya adalah orang yang ingin berkuasa atau senang mendominasi. Pelaku merasa bahwa dirinya akan selalu aman melakukan bullying di balik layar karena mereka berfikir bahwa tidak akan ada yang mengenalinya dan pelaku mudah mengganti data pribadinya dan menjadi orang lain lagi.

Terdapat banyak kasus yang telah terjadi, salah satu kasus cyber bully yang terkenal pada pertengahan tahun 2017 dialami oleh seorang remaja yang berumur 15 tahun, yakni Amanda Todd yang mengakhiri hidupnya dikarenakan kasus cyber bully yang tiada hentinya.

Advertisement

Semua itu berawal ketika Amanda berkenalan dengan seorang pria di dunia maya dan menunggah foto yang menunjukkan buah dadanya. Saat itu Amanda masih sangat lugu dan tidak mengerti akan bahayanya dunia maya. Setahun kemudian, pria itu membuat akun dan mengunggah foto tersebut untuk dijadikan foto profilnya. Hal itu diketahui teman-teman di sekolahnya dan membuat Amanda mendapat ejekan di sekolah dan lingkungannya.

Amanda dijadikan objek lelucon dan meme, bahkan banyak komentar yang menyuruhnya untuk mengakhiri hidup saja. Beberapa kali Amanda ingin melakukan percobaan bunuh diri dengan mengiris pergelangan tangannya tetapi orang tua Amanda seringkali berhasil menghentikannya dan memindahkan Amanda ke sekolah dan lingkungan baru. 

Advertisement

Namun, ternyata Amanda mendapat gangguan kembali di sekolah barunya yang berasal dari pria yang ia kencani di sekolah tersebut. Sumber mengatakan, seminggu setalah Amanda berhubungan badan dengan pria tersebut, di hadapan sekitar 50 teman sekolah barunya, sang pria dan 14 teman lainnya mencaci-maki Amanda dan mendorongnya hingga terjatuh, bahkan ada yang meninjunya. Amanda kembali melakukan percobaan bunuh diri, obat anti-depresian menjadi sahabat Amanda hingga overdosis dan dilarikan ke rumah sakit.

Beruntungnya Amanda masih sempat diselamatkan nyawanya, tetapi tetap saja Amanda berfikir bahwa salah satu jalan keluar adalah bunuh diri. Sebelum mengakhiri hidupnya, Amanda sempat menunggah sebuah video di Youtube yang berisi pesan dan kisah hidupnya yang menyedihkan. Video tersebut telah mendapatkan banyak perhatian masyarakat. Amanda ditemukan tidak bernyawa dengan menggantung diri di kamarnya setelah video tersebut telah beredar.

Dari kasus diatas, dapat disimpulkan cyber bully merupakan bentuk intimidasi yang paling berbahaya yang dapat berujung kematian. Beberapa korban berfikir bahwa mengakhiri hidup adalah cara yang tepat untuk mengatasinya. Bahkan dukungan banyak orang belum tentu dapat mengembalikan rasa nyaman nya para korban jika tidak mengetahui banyak informasi. Namun sebenarnya terdapat banyak cara untuk menghindarinya, yaitu dengan

Jangan Merespon

Para pelaku bullying selalu menunggu-nunggu reaksi korban. Untuk itu, jangan terpancing untuk merespon aksi pelaku agar mereka tidak lantas merasa diperhatikan. Merespon aksi pelaku juga dapat memperbesar masalah. Membalas apa yang dilakukan pelaku cyberbullying akan membuat korban ikut menjadi seperti pelaku karena hal yang dilakukan termasuk tindakan dari cyber bullying juga.

Berkomunikasi Dengan Orang Terdekat

Ketika mengalami intimidasi cyber bully, segera melapor kepada keluarga, sahabat, atau yang lainnya. Sebab jika korban diam saja dan memendam semuanya sendirian, dampaknya bisa berbahaya. Selain dapat mengamankan korban, tindakan ini akan membantu memperbaiki sikap mental pelaku. Namun perlu diketahui, sebaiknya hindari bercerita atau curhat di media sosial. Hal tersebut tidak akan memberikan pikiran tenang tetapi justru dapat memperparah situasi yang terjadi. 

Simpan Semua Bukti Lalu Blokir 

Alangkah baiknya jika sebelum memblokir, lebih baik menyimpan semua bukti aksi cyber bully ini karena aksi ini berlangsung di media digital, korban akan lebih mudah menyimpan bukti-bukti, yang bisa berupa pesan, gambar atau materi pengganggu lainnya yang dikirim pelaku, untuk kemudian menjadikannya sebagai barang bukti saat melapor ke pihak-pihak yang bisa membantu.

Selalu Berperilaku Sopan

Media sosial pada zaman sekarang selain kegunaannya yang berdampak positif juga dapat berdampak negatif jika tidak menggunakannya secara baik dan benar. Perilaku buruk yang dilakukan, seperti membicarakan orang lain, bergosip, atau memfitnah, dan menghina orang akan meningkatkan risiko seseorang menjadi korban cyberbullying. Sebaiknya kita berfikir terdahulu sebelum bertindak, apakah tindakan kita dapat membuat orang lain merasa tertekan atau tidak, apakah dapat mencelakakan seseorang atau tidak. 

Jangan Hanya Jadi Penonton

Ikut meneruskan pesan fitnah atau hanya diam dan tidak berbuat apa-apa akan menyuburkan aksi bullying dan akan semakin menyakiti perasaan korban cyber bully. Membantu korban cyber bully untuk mengetahui pelaku dan menenangkan dirinya adalah salah satu cara untuk menghindari dampak yang tidak diinginkan. Beritahu pelaku untuk menghentikan aksinya atau laporkan kasus tersebut ke pihak berwenang. Kini media sosial sudah ada fitur “Report Abuse” yang memudahkan korban untuk melaporkan kasusnya jika mengalami intimidasi di media sosial.

Konsultasi

Jika semua upaya telah dilakukan untuk menghentikan aksi cyber bullying tidak membuahkan hasil, alangkah baiknya berkonsultasi kepada yang ahli seperti psikiater. Untuk meminimalisir kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan.

Dari Informasi di atas, korban harus mendapatkan penanganan yang baik dan dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar, sehingga mampu mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dan menghindari terjadinya peristiwa cyber bullying terjadi kembali. Dengan bantuan dan informasi yang tepat, korban dapat mengatasi peristiwa penindasan dunia maya yang terjadi. Begitu pula dengan kita sebagai masyarakat yang melihat jika peristiwa itu terjadi, lebih baik kita melakukan sesuatu seperti menegur atau melaporkan aksi pelaku kepada pihak berwenang dari pada hanya diam saja. Karena hal itu merupakan salah satu bentuk kepedulian kita untuk mengurangi cyber bully yang sering terjadi.

 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE