Efek dari Pembakaran Hutan Bagi Lingkungan Sekitar

Efek pembakaran hutan

Tahukah kalian apa yang terjadi jika adanya kegiatan pembakaran hutan? Ribuan jenis binatang kehilangan tempat tinggalnya, kadang hingga kehilangan nyawanya. Banyak tanaman yang memerlukan beberapa tahun untuk tumbuh tinggi yang juga kehilangan kekuatannya dan mengalami berbagai macam kerusakan dalam tubuhnya.

Advertisement

 

Pembakaran hutan sering kali terjadi di negara-negara tropis. Biasanya, mereka memiliki beberapa tujuan untuk membakar hutan tersebut. Meskipun begitu, kita tidak boleh seenak itu untuk membakar hutannya, karena itu akan merusak sebuah lingkungan. Perlu kita ketahui juga, hutan adalah tempat sosial bagi hewan untuk berkumpul dan mencari mangsanya. Tetapi jika kita merusak lingkungan mereka, itu akan merusak kehidupan mereka.

 

Advertisement

Pada awalnya, teknik pembakaran hutan adalah teknik untuk membuka lahan baru, dimana lahan tersebut dapat digunakan untuk hal lain. Kemudian, teknik ini diadopsi oleh perusahaan-perusahaan zaman sekarang, dimana mereka akan membakar hutan untuk menjadi lahan/tempat kantornya. Teknik ini sudah mulai membuat banyak masalah dalam kehidupan kita.

 

Advertisement

Menurut jurnalbumi, “Secara teoritis, kebakaran hutan terjadi karena ada interaksi antara bahan bakar, oksigen, dan panas pada kondisi tertentu. Bila ketiga unsur tersebut bertemu maka kebakaran akan terjadi.” Hal ini sering dilakukan oleh pengusaha-pengusaha baru yang ingin membuat kantor, biasanya ia akan mencari tempat dinegara yang tropis. Karena negara tropis memiliki banyak hutan dan tanaman. Dan salah satu negara tropis di dunia ini adalah negara Indonesia.

 

Indonesia merupakan negara yang terletak dinegara tropis, dimana banyak perpohonan yang tumbuh dipulau-pulaunya. Dan tidak lama ini, dalam debat calon presiden tahun 2019, Joko Widodo menyebutkan beberapa hal mengenai kebakaran hutan, seperti “Luas hutan yang terbakar pada tahun 2018 sebesar 194.757 hektar, yang ternyata naik dari tahun sebelumnya yaitu hanya 165.528 hektar”.

 

Dari kutipan ini, kita dapat mengetahui bahwa lingkungan hutan di Indonesia mulai dirusak oleh manusia. Dan seperti yang kita ketahui, hutan di Indonesia itu sangat luas, dan dapat berdampak ke negara tetangga. Kasus ini pernah terjadi, pada tahun 2015, dinyatakan bahwa polusi udara yang disebabkan oleh Indonesia mulai membahayakan warga Singapura. Polusi udara tersebut disebabkan oleh pemabakaran hutan di Sumatra Selatan.

 

Ada kasus terbaru juga dimana kebakaran hutan di Riau mulai meluas. "Kita mengajukan bantuan ke BNPB. Bantuan yang dibutuhkan kita minta peralatan, pompa, helikoter untuk `water bombing dan pendampingan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, di Pekanbaru, sebagaimana dikutip dari Antara, Kamis (21/2/2019).

 

Selain itu ada kasus lagi yang diberitakan oleh BMKG, dimana mereka memantau periode kemarau pertama akan dialami di Pesisir Sumatera bagian Tengah dan Kalimantan bagian Barat, serta adanya potensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan di Riau. Mereka juga menganalisis bahwa di Riau, tidak akan ada hujan selama 21 hingga 30 hari. Hal ini dapat menyebabkan adanya potensi kebakaran hutan dan lahan.

 

Perlu diketahui juga, lingkungan yang kita rusak adalah lingkungan hewan. Banyak hewan-hewan liar yang akan terbunuh dan rantai makanan dari hewan-hewan tersebut bisa terusak. Rantai makanan sangat diperlukan bagi hewan-hewan untuk memakan mangsanya, tetapi jika kita semua merusak lingkungannya dan membunuh mereka, bagaimana mereka bisa hidup? Walaupun kita menggunakan kayu-kayu tersebut sebagai kebutuhan kita, kita harus peduli dengan lingkungan mereka. Karena kita juga membutuhkan hewan hewan tersebut sebagai maanfaat lainnya (makanan, dll).

 

Baru-baru ini, ada berita mengenai cara menyelesaikan masalah kebakaran hutan, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) “Cara paling mudah untuk memberikan informasi terkait dampak kebakaran lahan dan hutan, dan beberapa upaya yang bisa dilakukan masyarakat saat peristiwa itu terjadi adalah dengan menyebarkannya di sosial media”. Dengan BMKG membuat sebuah informasi di sosial media, itu akan membuat masyarakat waspada terkait dampak buruknya.

 

"Harapannya masyarakat lebih mudah memahami informasi yang kami sampaikan dari tampilan yang interaktif, dan menginformsikan tindakan apa saja yang dilakukan jika terjadi kebakaran hutan," ujar Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/8/2018). Mulyono adalah Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG.

 

Ada banyak informasi yang diberi oleh BMKG terkaik dampak kebakaran hutan, diantaranya adalah pemakaran hutan dapat mendapak ekosistem hewan, polusi udara, dan penyakit. Ekosistem hewan akan dirusak jika kita membakar hutan. Kemudian, kebakaran hutan akan menimpulkan efek polusi udara, yang bahkan dapat membuat penyakit bagi tubuh kita jika dihirup. Pembakaran hutan dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas atau dikenal dengan ISPA. Infeksi ini dapat menyebabkan beberapa penyakit pernafasan, seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronik. Tidak lupa juga kalau, polusi udara yang disebabkan oleh kebakaran hutan dapat memicu adanya pemanasan global dan perubahan iklim. Selain itu, jika hutan sudah mulai tumpul dan gundul, maka hutan terebut tidak dapat menampung air saat musim hujan.

 

Namun, kita sebagai orang yang peduli dengan lingkungan, kita harus mengingatkan bagi seluruh masyarakat agar tidak melakukan hal ini lagi. Kita dapat menyebarkan informasi mengenai kebakaran hutan lewat sosial media, chat online, petisi untuk peduli lingkungan, hingga membuat kampanye yang dipresentasi kan didepan masyarakat Indonesia. Rasa peduli kita juga akan berdampak bagi hewan-hewan liar disana. Mereka juga mempunyai hak untuk tinggal bebas dan pergi berjelajah ke territorial lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE