Ekonomi Pas-pasan, Ruth Sahanaya Terancam Putus Sekolah

Berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan membuat nasib Ruth Sahanaya tidak seberuntung penyanyi terkenal. Orang tua yang bekerja sebagai penoreh karet hanya mampu menghasilkan Rp100 ribu setiap minggunya. Dengan keadaan seperti ini, Ruth pun harus berjuang keras mencari cara mewujudkan mimpinya sebagai seorang guru.

Advertisement

Ruth (11) tinggal di desa terpencil di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat yang letaknya jauh dari pusat kota. Anak pertama dari dua bersaudara ini kerap mengisi kegiatan hariannya dengan bermain dan bersekolah. Sayangnya, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi hampir kandas akibat biaya dan ketiadaan guru di sekolahnya.

Setiap hari Ruth harus berjalan setidaknya satu kilometer untuk mencapai sekolah. Ia sudah terbiasa dengan hal ini dan Ruth tidak pernah mengeluh.

Sekolah Ruth hanya memiliki dua orang guru untuk enam kelas. Satu di antara dua orang tersebut adalah kepala sekolah. Keduanya merupakan guru yang dipanggil dari desa sebelah tempat Ruth bermukim. Satu kelas di sekolah tersebut biasanya diisi oleh lima hingga sepuluh orang anak.

Advertisement

Hati Ruth seringkali sedih saat menghadapi kenyataan bahwa tidak ada guru yang mengajar di pagi hari. Hal ini kerap terjadi saat hari hujan, sehingga para guru tidak bisa menembus jalanan kecil dan berlumpur di desa tempat Ruth tinggal.

Ruth memiliki keinginan yang kuat menjadi seorang guru, hanya saja harapannya hampir kandas di tengah jalan akibat kondisi financial dan jarak desa yang jauh.

Advertisement

"Mungkin ini jadi hari terakhirku sekolah," ujar Ruth sedih.

Perekonomian yang pas-pasan membuat Ruth dan keluarga juga harus tinggal di rumah yang sederhana. Toilet pun tidak tersedia di rumah tersebut.

Sehari-hari, Ruth, adik dan orang tuanya harus berjalan kaki jika ingin mandi di pagi dan sore hari. Mereka harus melalui medan yang cukup sulit untuk bisa sampai di sungai tempat penduduk desa biasa membersihkan diri.

Jika ingin minum, Ruth cukup mengambilnya dari mata air. Namun, baru-baru ini, rumah Ruth telah mendapatkan program pipanisasi yang membuat air bersih lebih mudah didapatkan langsung dari rumah. Sehingga, sehari-hari, Ruth dan keluarga tinggal menampung air dari sumber pipa yang tersedia.

Jangan jadikan ini beban bagi Ruth. Mari bantu Ruth untuk terus melanjutkan mimpinya, dengan bergabung dalam Program Sponsor Anak Wahana Visi Indonesia. Klik: http://bit.ly/hariterakhirkusekolah

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Wahana Visi Indonesia adalah yayasan kemanusiaan Kristen yang bekerja untuk membuat perubahan yang berkesinambungan pada kehidupan anak, keluarga, dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. WVI mendedikasikan diri untuk bekerjasama dengan masyarakat yang paling rentan tanpa membedakan agama, ras, etnis, dan jenis kelamin.

CLOSE