Kamu Harus Paham, Gagalnya Kisah Cinta Bukan Berarti Hidupmu Sudah Gagal Juga

gagal cinta bukan gagal hidup

Sakit sekali karena ternyata di matanya kamu cuma sekedar teman. Sakit sekali ketika melihat matanya bersinar bahagia bukan karenamu. Sakit sekali melihat dia sudah menemukan kebahagiaan barunya tanpa kamu. Sakit sekali melihat dia kesulitan dengan pacarnya yang sekarang—oh, how you wish you were her/him karena kamu yakin bisa perlakuin dia jauh lebih baik.

Advertisement

Sakit sekali karena tiba-tiba intensitas pesan darinya berkurang tiap harinya. Sakit sekali karena kini kalian bukan siapa-siapa lagi. Sakit sekali karena rasanya kamu berjuang sendirian. Sakit sekali ketika dia memilih menunjukkan punggungnya padamu tanda dia menyerah. Sakit sekali harus melepasnya meski kamu tahu kalian masih saling cinta. Sulit sekali harus merelakan langkahnya menjauh karena kamu tidak merasa pantas jadi pengisi sela jarinya.

Patah hati itu menyakitkan, memang. Tapi jatuh cinta selalu bikin kita lupa soal sakitnya, ya? Sehebat itu cinta.

Tidak apa kalau kamu butuh waktu untuk bisa lepas dari bayang-bayangnya. Tidak apa kalau kamu memang merasa butuh lebih dari sehari untuk belajar melupakan dia dan menerima keadaan. Tidak masalah kok, menghabiskan banyak lembar tisu untuk menumpahkan kesedihan, kekecewaan, bahkan kemarahanmu. Tidak apa-apa timbangan sampai naik lagi karena sibuk menjejali perut karena kesedihanmu. Tidak apa-apa jadi agak kurus karena sibuk memikirkan apakah dia baik-baik saja tanpamu.

Advertisement

Tapi jangan lupa untuk menoleh. Entah ke belakang, ke kiri atau mungkin ke kanan.

Karena pada akhirnya masih ada begitu banyak yang sayang sama kamu, siap isi kekosongan karena dia pergi. Mungkin sahabat, orang tua, sepupumu, teman lamamu, orang asing yang kamu temui saat mengantri fast food malam-malam? Mungkin juga bukan orang, tapi anjing kecil. Oh, atau mungkin kucing manis milik tetanggamu? Bisa jadi hobi lamamu, menyanyi! Atau bermain piano? Atau mungkin recorder? Hey, mungkin kamu juga bisa ikut menulis atau malah travelling sendirian ke tempat-tempat impianmu!

Advertisement

Kisah cintamu mungkin sudah berakhir, tapi hidupmu masih akan terus berlanjut.

Satu pesanku, jangan biarkan dirimu terlarut dalam kesedihan dan kesakitan itu. Belajar melepaskan apa yang menyakitimu, meski itu adalah egomu sekalipun. Kamu layak dapatin yang lebih baik dan indah, layak untuk bahagia (dengan ataupun tanpa dia), layak untuk melanjutkan hidup dan jadi bersinar kayak bintang.

Ah, satu lagi!

Jangan takut untuk kembali jatuh cinta!

Tidak semua sama brengseknya dengan mantanmu. Tidak semuanya gemar tebar pesona seperti mantan gebetanmu. Tidak semuanya berniat jahat seperti dia dari masa lalumu. Tidak semuanya bodoh seperti dia. Tidak semuanya sebuta itu sampai tidak bisa merasakan hangat perasaanmu untuknya. Ga semuanya setidak peka dia. Ga semuanya berakhir menyia-nyiakanmu. Ga semuanya lebih memilih meninggalkanmu. Ga semuanya semudah itu untuk menyerah. Ga semuanya takut untuk berkomitmen.

Hari ini memang kamu pikir tidak akan lupa gimana perihnya sampai seumur hidupmu. Psh, itu wajar, kok. Tapi waktu memang obat terbaik dan love your self adalah vitamin terampuh. Setahun, dua tahun, nanti juga kamu akan tersenyum kalau ingat hari ini—teringat kepolosanmu dalam memandang cinta dulu dan tersadar kalau kamu yang sekarang sudah jadi lebih dewasa dan lebih siap untuk gelombang-gelombang lain yang disodorkan kehidupan.

Cinta itu privilege-nya manusia. Wajar kalau dalam prosesnya kamu menyakiti dan disakiti, mendapat luka dan menorehkan luka—karena cinta itu spesial. Itu bagian dari pembelajaran.

Tetaplah percaya kalau suatu saat, waktumu akan tiba. Dan saat itu tiba, pastikan kamu siap berperang lagi—siap disakiti lagi, siap tergeli-geli karena cheesy-nya gombalan dari dia, siap senyum ga jelas seharian karena pesan singkat darinya tadi pagi—

Siap mencinta lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pengelola personal blog sejak 2014

Editor

une femme libre

CLOSE