Gunung Parang, Tempat Uji Nyali Si Penakut Ketinggian

Mendaki gunung umumnya membutuhkan persiapan yang matang dalam hal persiapan alat mendaki, konsumsi, fisik dan mental si pendaki. Dengan persiapan matang para pendaki akan mengurangi resiko berbahaya yang bisa kapan saja terjadi saat di gunung. Menikmati keindahan alam dari puncak sebuah gunung, berada di atas awan merupakan kenikmatan yang hakiki bagi pendaki. 

Bagi kalian yang belum pernah mendaki gunung bisa menikmati sensasi berbeda dalam mendaki gunung, traveller tidak perlu menggendong tas keril besar di punggung dan tidak juga harus melakukan perjalanan berjam-jam untuk mencapai puncak, cukup siapkan mental dan juga konsumsi.

Namanya Gunung Parang, gunung yang berada di Purwakarta ini menyajikan pengalaman naik gunung yang berbeda dengan menggunakan Via Ferrata traveller bisa menaiki gunung lebih mudah. Via Ferrata adalah tangga yang dipasang di gunung untuk para pendaki bisa menaiki gunung dengan lebih mudah, terlihat mudah dan tidak menakutkan karena hanya menaiki anak tangga satu per satu traveller bisa sampai di puncak dengan mudah.

Namun nyatanya, semaikin tinggi dinaiki anak tangga via ferrata semakin mendebarkan jantung. Bagi traveller yang memiliki Acrophobia atau phobia akan ketinggian bisa menjadi tantangan tersendiri. Via Ferrata pertama di Indonesia ini memang sangat menakutkan bagi yang memiliki ketakutan akan ketinggian, namun jangan risau karena operator telah menyiapkan peralatan keamanan lengkap.

Peralatan keamanan yang tidak murah itu sudah disiapkan untuk meyakinkan traveller tetap aman selama pendakian. Selain peralatan, operator pun sudah menyiapkan guide yang sudah terlatih dalam pendakian, mereka sudah terlatih dalam pengoperasian alat dan juga tindakan apabila terjadi sesuatu selama pendakian. 

Pada ketinggian tertentu traveller dapat menikmati keindahan alam waduk Jatiluhur dari Via Ferrata, betapa mempesonanya waduk Jatiluhur dari ketinggian. Traveller dapat melihat apa saja yang ada di sekitar waduk dari atas, biasanya traveller hanya bisa melihat waduk Jatiluhur dari darat.

Berfoto dengan latar belakang waduk Jatiluhur menjadi kesan yang tidak bisa dilupakan traveller. Selain menikmati keindahan waduk Jatiluhur dari ketinggian, traveller pun bisa berkemah di atas Gunung Parang. Operator pun menawarkan paket berkemah di atas gunung parang yang keseluruhannya disiapkan oleh pihak operator.

Saat naik terasa mudah karena hanya perlu menaiki anak tangga yang sudah terpancang di tebing, berbeda dengan turun gunung parang traveller akan turun dengan teknik Rappelling yang dalam bahasa Perancis memiliki arti kembali ini traveller akan turun menggunakan tali karmantel.

Posisi traveller akan menghadap ke atas dan disarankan bergerak meloncat atau berjalan mundur untuk menuruni gunung. Dan lagi para pemandu sudah berpengalaman dan ahli menggunakan teknik ini. Disarankan untuk menggunakan pakaian yang nyaman saat ingin menaiki gunung Parang seperti celana panjang yang stretch (red: bisa melebar), sepatu dan sarung tangan.

Karena dari pengalaman, traveller bisa kemungkinan lecet pada kaki atau tangan karena terus menerus memegang tangga Via Ferrata yang terbuat dari bahan besi ataupun batu dan lainnya. Jadi, sarung tangan dan celana panjang bisa mengurangi resiko lecet atau tergores saat mendaki. 

Pengalaman menaiki Via Ferrata tidak hanya berkesan bagi yang memiliki Acrophobia, tapi juga yang tidak. Gunung Parang sendiri memiliki ketinggian hingga 700 meter, tapi operator memberikan opsi pendakian dari 150 meter atau hingga 700 meter. Wisata ekstrim yang menegangkan ini cocok bagi traveller yang suka menikmati tantangan di setiap perjalanannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Local traveller