Hai, Terima Kasih Sempat Membawa Rindu Bertabur Harapan Palsu

Cinta, kasih sayang memang datang begitu saja tanpa ijin Dan permisi kepada siapapun rasa itu jatuh Kita tak bisa memilih bahkan kepada orang yang baru dikenal Dan sekali tatap. Itu yang aku rasakan 7 tahun yang lalu, Kau mengajakku berkenalan dengan sopan mendekat dengan perlahan, menatapku penuh ketulusan, ah begitu indah ketika menatapmu seakan keindahan pelangi berada di matamu. Namun, menyedihkan…

Rindu ini benar untukmu, sekalipun Kau tak mau

Aku Masih ingat betul, betul tergores Dan terkena dihati. Semoga ketika catatan kecilku ini disetujui, pembaca budiman sekalian tidak mengalami Hal yang sama denganku.

Kau selalu memberi untaian kata Manis Dan melankolis, yah seakan Kau benar-benar menaruh Hati untukku, aku memang mudah tertipu, bagaimana mungkin tidak Kita bercerita, bercanda layaknya sejoli yang penuh dengan Asmara, kau memujiku Dan menerbangkanku dengan itu.

Katanya Kamu rindu, Tapi tak hanya untukku

Awalnya… Memang aku tak berharap Banyak tentang perasaan ini, Tapi nyatanya Kau terus mengungkit Dan menumbuhkembangkan rasa ini, tiba saatnya Kau ungkapkan Dan benar-benar ingin memberi kepastian Dan aku hanya bilang memiliki rasa yang sama, kau juga bilang ingin menjadi kekasihku, Tapi Entah Apa yang ku katakan waktu itu yang ku ingat hanya setelah hari itu kau tak lagi memberi kabar untukku, aku hanya diam tidak ingin Banyak bertingkah.

Tanpa sepatah kata, kita sudah berada dikota yang berbeda

Memang aku tak Sabar bila harus menunggu, 1 minggu kemudian aku menuju rumahmu bersama kawanku, tak Ada sosokmu yang menjawab Salam dariku, yang keluar hanya sosokmu Perempuan jangkung yang lebih dewasa dari aku, ternyata itu keponakanmu. Aku segera menanyakan keberadanmu karena aku memang berniat mengambil suatu Barang yang memang Kamu bawa, Dan nyatanya Kamu sudah berlayar ke Kota untuk melanjutkan pendidikan disana, tepatnya tiga Hari sebelum aku datang, aku hanya terdiam Dan perasaanku tidak karuan.

Terimakasih sudah mengajarkan bagaimana mengikhlaskan

Beberapa minggu kemudian datang pesan yang mengajukan permohonan maaf, sudah lupakan saja aku tidak ingin lagi dirundung harapan yang menyesakkan Dan aku sudah memaafkanmu sebelum itu, namun maaf ijinkan aku mengikhlaskan Dan melumpuhkan perasaanku biarkan terpendam kembali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Debu Berterbangan