Hal yang Harus Kamu Lakukan Jika Tersesat Saat Mendaki Gunung

Tersesat di gunung

Mendaki gunung adalah kegiatan yang saat ini digemari para anak muda, baik kalangan yang notabene pecinta alam maupun hanya sedang mengikuti trending. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan mendaki gunung ini sering kali disepelekan para pelakunya, terlebih tentang “ah cuma naik gunung, gak usah membawa apa apa deh, nanti kalau lapar ya tinggal turun dan pulang”, ada lagi seperti ini "saya mau buka jalur baru ah, paling juga nanti sama saja sampai atas”. Celoteh tersebut mungkin pernah Anda dengar. Namun apa yang akan terjadi jika kita tidak selalu waspada. Alam tidak bisa untuk di tebak, sewaktu-waktu angin berhembus kencang, petir menyambar dengan ganasnya, terlebih hewan buas yang ada di hutan belantara dapat muncul sewaktu-waktu.

Advertisement

Pada pembahasan artikel kali ini akan dibahas tentang apa yang harus sebaiknya kita lakukan saat tersesat ketika sedang mendaki gunung. Tidak sedikit kita mendengar berita di Koran maupun Sosial Media tentang orang hilang di gunung. Belum lama ini, Ada pendaki yang hilang di Gunung Slamet saat berada di Puncak. Entah apa yang membuat pendaki ini hilang, yang jelas kita harus tetap mewaspadai hal hal demikian. Baiklah, jika artikel sebelumnya sedikit membahas tentang gejala mountain sickness, pada pembahas ini akan menuju ke hal hal apa saja saat kita tersesat saat mendaki.

Waspadai Suatu Hal Yang Menyebabkan Tersesat Saat Mendaki

Dalam Ilmu Fisika terdapat materi tentang sebab akibat, tapi dalam kehidupan normal atau sehari-hari kita juga sebenernya selalu melakukannya. Jadi apa yang kita lakukan, pasti akan ada akibat di waktu yang akan datang. Berbicara tentang tersesat saat mendaki, mungkin kita bisa berkaca kepada pendaki yang hilang di Gunung Semeru waktu silam. Ada yang selamat, bahkan ada yang tidak kembali. Mungkin ada beberapa faktor, entah kurangnya konsentrasi, ataukah hal ghaib yang membuat kejadian tersesat ini kerap pendaki. Berikut adalah beberapa hal yang mungkin dapat menyebabkan tersesat saat mendaki gunung.

Advertisement


  • Takabur dan Tidak Sopan Santun

Percaya atau tidak, kita hidup di Alam Semesta ini tidak sendiri. Ada makhluk Allah SWT lain yang sama halnya berakivitas seperti kita, itupun kita tidak bisa melihat dalam mata telanjang. Berada di Gunung tentu ada penduduk terdahulu yang mana selalu menjaga agar gunung tetap terjaga. Tidak menutup kemungkinan bahwa setiap gunung pasti ada “Penghuninya”. Takabur adalah sifat yang kura baik jika kita saat berada di alam bebas, sebab jika kita sembarangan berucap dan perlakuan kita tidak sopan, hal kecil ini dapat membuat kita tersesat ketika menyusuri alam bebas.

Advertisement


  • Tidak Mempelajari Jalur Yang Akan Dilalui

Memahami Jalur Pendakian Gunung yang akan kita lalui wajib hukumnya untuk di pelajari. Khususnya seperti gunung-gunung di Indonesia yang notabene masuk dalam Kategori Seven Summit, akan berbahaya jika kita hanya membawa bekal nekat saja. Rinjani, Binaiya, Latimojong, Kerinci, dan lain sebagainya bukanlah gunung yang semata mata mudah untuk di akses. Untuk itu, sebelum kita melakukan pendakian, gunung manapun, biasakan melihat peta pendakian terlebih dulu. Lihatlah Pos-Pos berada dan waktu tempuh dari Pos menuju Pos selanjutnya. Dengan ini persentase Anda tersesat akan kecil sekali.


  • Mencoba Tantangan Dengan Melewati Jalur Sendiri

Jangan sekali sekali keluar dari jalur yang sudah Rescue atau SAR Gunung tersebut dibuat. Artinya jika kita kita tetap memaksakan ego kita untuk melewati jalur dengan feeling sendiri, ini adalah tindakan yang sangat ceroboh dan haram dilakukan. Terkecuali jika kita tuan rumah, kita boleh saja mencoba tantangan ini karena mungkin sudah mengetahui seluk beluk tentang Gunung tersebut. Namun bila kita hanya Tamu, jangan melakukan ini.


  • Berpencar Dengan Rombongan Pendaki

Hal lain yang harus kita waspadai adalah berpencar dengan teman pendakian. Sebab jika kita belum menguasai situasi dan kondisi alam, kita akan tersesat dan belum tentu untuk ditemukan. Maka dari itu, bergerombol atau tetap bersama teman sependakian adalah penting. Terlebih jika cuaca sedang berkabut tebal, harus ada yang mengkomando antara Depan, Tengah, dan Belakang.


  • Berjalan Saat Cuaca Berkabut Tebal

Berjalan pada saat cuaca berkabut tebal tentu penglihatan kita juga terbatas akan jalur yang dituju. Untuk mengantisipasi tersesat di alam bebas, hindari melakukan perjlanan saat berkabut tebal. Terlebih di Gunung yang tinggi dan mempunyai track panjang. Tunggulah sesaat untuk kabut menghilang, jika sudah terang kembali lanjutkan perjalanan dengan hati-hati.

itulah sedikit faktor mengapa pendaki bisa tersesat di hutan belantara. Bagaimana langkah selanjutnya jika kita sudah dalam keadaan tersesat? Hal apa saja yang harus kita lakukan ketika tersesat? Melakukan kegiatan mendaki gunung tentu juga harus dibarengi dengan sedikit ilmu survival. Tentang bagaimana cara kita bertahan hidup dengan minimnya logistik. berikut ini hal hal yang harus dilakukan jika kita sedang berada dalam keadaan tersesat.

1. Jangan Panik, Tetap Dalam Fikiran Yang Positif.

Ketika kita sadar bahwa sedang tersesat dan keluar dari jalur utama pendakian, hal yang harus Anda lakukan adalah tetap dalam fikiran positif. Tidak menutup kemungkinan memang ketika sedang tersesat tentu fikiran menjadi kacau dan panik, bingun dengan keadaan. Langkah pertama yang Anda ambil adalah duduk, rileks, buang jauh-jauh hal negatif, dan tetap dalam kondisi stabil.

2. Hindari Perjalanan Malam Hari

Hal ini penting, ketika kita tersesat saat waktu malam hari tiba, janga dipaksakan untuk melanjutkan perjalanan. Carilah tempat yang datar untuk mendirikan tenda, dan istirahatlah dengan cukup untuk mengumpulkan energi esok hari. Perjalanan malam hari ketika tersesat mungkin akan berdampak semakin Anda jauh dari jalur utama, karena konsdisi malam hari yang gelap tentu membuat kita sulit untuk melihat sekeliling.

3. Jangan Lupa Membawa Alat Navigasi

Membawa alat navigasi seperti kompas dan peta adalah penting. Ketika kita tersesat, kompas bisa menunjukan arah kemana Anda akan berjalan.

4. Kembalilah ke Titik Awal Atau Menujulah ke Arah Puncak

Dua pilihan yang harus Anda lakukan ketika tersesat yakni kembali ke titik awal Anda tersesat, dengan catatan Anda harus dalam fikiran yang fress dan positif thinking. Atau pilihan yang kedua yakni berjalan menuju arah ke puncak. dengan cara ini Anda bisa kembali ke jalur pendakian yang benar. Tetapi itu bergantung kepada posisi kita sampai sejauh mana.

5. Membuat Tanda Jejak

Hal ini penting dilakukan ketika Anda tersesat. Membuat tanda jejak bisa Anda lakukan dengan menyusun batu dengan arah Anda tersesat atau memasang tali untuk tanda. Maka dari itu Anda harus belajar cara cara membuat tanda jejak terlebih dahulu mempersiapkan matang-matang sebelum melakukan pendakian.

6. Makanlah Dedaunan Muda, dan Jangan Memakan Semabarangan Buah Buahan

Pada fase ini, jika logistik Anda sudah habis ketika dalam keadaan tersesat, memakan daun daunan muda yang hijau akan membantu Anda bertahan hidup. Sebab dedaunan muda mudah untuk dicerna, dengan kata lain Anda harus mengetahui dahulu jenis jenis tumbuhan yang dapat di makan. Jika Anda mendapati buah-buahan yang belum Anda temui sebaiknya jangan dimakan terlebih dahulu. Sekedar informasi, dahulu ada pendaki dari Australia tewas saat setelah memakan buah-buahan yang biasa dimakan suku aborigin. Jadi ilmu survival Anda harus diolah secara matang terlebih dulu.

Mungkin itu saja sedikit informasi dan cara untuk bertahan ketika tersesat saat mendaki gunung. Pada intinya sebelum memulai pendakian, harus mempersiapkan dengan matang tentang estimasi waktu, mempelajari jalur, hingga kebutuhan pangan seperti logistik dan air mineral. Jadilah pendaki yang bijak dengan cara tidak menyepelakan alam dan diri sendiri. Dan satu hal yang memang harus di camkan, bahwa gunung bukanlah tempat sampah. Jangan membuang sampah sembrangan ketika mendaki, justru kitalah yang harus menjaganya. Salam Lestari!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE