Hanya Dua Kata, Selamat Tinggal

Tak usah khawatirkan aku lagi. Aku bisa menjalani hidupku dengan baik.

Entah mimpi apa aku waktu itu. Hingga aku bisa melihat wajahmu dengan jelas. Maafkan aku, tapi aku rasa aku mulai lupa dengan wajahmu. Bahkan aku masih merasa tak percaya dengan semua yang aku lihat pada malam itu. Aku tahu ada yang berbeda dari senyum itu. Ada kesedihan yang sangat mendalam di sana. Itu terlihat dari sorot matamu. Tapi aku tak bisa melakukan apa-apa. Aku juga tidak ingin melakukan apapun untukmu. Karena aku tahu, tidak akan ada lagi diri ini di hatimu. Tidak ada gunanya lagi aku memperjuangkanmu. Dan tidak ada yang berubah walau aku melakukan sesuatu untukmu.

Aku dan dirimu seperti siang dan malam. Sampai kapanpun tidak akan pernah bersatu.

Kau dan aku telah berbeda. Kita mempunyai kebahagiaan yang berbeda. Aku telah berpikir lama demi keputusan ini. Aku tidak pernah menyesal dan tidak akan menyesal dengan semua keputusanku. Itu hakku. Dan kau tidak berhak menghalangi semua yang ku inginkan.

Kini kau telah bersamanya. Dan mulai sekarang, kau tak usah berharap lagi padaku. Aku hanya bagian dari masa lalumu.

Kau tak perlu lagi menoleh atau datang lagi padaku. Aku tahu aku bukan siapa-siapa untukmu. Sejak kejadian itu terjadi, aku telah melepaskanmu. Jangan berharap banyak padaku. Karena aku juga tidak akan menyia-yiakan hidupku untuk lelaki sepertimu. Setidaknya hidupku akan jauh lebih tenang.

Kau menginginkan dia dan dia juga menginginkanmu. Kalian saling mencintai. Aku hanya tembok pemisah di antara kalian. Aku tidak akan mengganggu kalian. Seperti yang kau katakan dulu, kau ingin memperjuangkannya kan. Silahkan. Aku tidak akan menghalangimu. Aku tidak berhak untuk kau perjuangkan. Hanya dia yang terbaik untukmu.

Tapi setelah kau bersamanya, jangan pernah kembali kepadaku. Seperti waktu itu. Jangan pernah kau mengeluh atas apa yang dia lakukan kepadamu. Aku memang telah memaafkanmu. Walau semua kesalahanmu itu terlalu menyakitkan untukku. Tapi aku mencoba untuk tetap bertahan meski beban itu tak tertahankan. Aku tidak mungkin kembali padamu. Itu mustahil. Sama seperti berharap melihat bintang di siang hari.

Kini aku telah menjadi seperti burung yang terbang bebas di angkasa tanpa ada yang menghalau.

Kau mencintainya kan? Aku hanya ingin kau bahagia dengan pilihanmu sendiri. Aku uga bahagia dengan pilihanku. Sejak kejadian itu, hanya ini yang ku inginkan. Ucapan itu yang telah ku tunggu darimu. Kini kita benar-benar sudah berakhir. Semuanya sudah tidak berarti lagi. Dan kau sudah tak berhak atas apa yang ku inginkan. Ini jalan hidupku. Jangan pernah mencoba untuk menghalau lagi. Ingat dia yang telah menunggumu di rumah. Jangan pernah ingat aku lagi.

Kau berhasil menghancurkan semua rasa cinta itu. Demi dia. Perih sekali. Setelah bertahun-tahun kita bersama, dan ini yang ku dapatkan dari semua perjuanganku. Tidak ada gunanya. Semuanya hancur sia-sia. Tapi tak mengapa, asalkan kau jangan kembali padaku. Hanya dia yang ada di matamu. Hanya dia yang kau cintai. Aku hanya sebagai perusak hubungan kalian.

Tidak ada yang berbeda dengan hidupku. Aku telah terbiasa tanpamu. Selama kau tak di sisiku, aku masih tetap hidup. Walau kau tak ingin bersamaku lagi, hidupku akan terus berjalan. Dan kau pasti begitu. Jangan pernah untuk memikirkanku, walau hanya sedetik. Karena aku tidak punya hak atas dirimu. Aku tidak pernah merasa sendiri. Setidaknya masih ada manusia lain yang menyayangiku. Setidaknya alam masih setia menemaniku.


Kita masih punya masa depan sendiri. Tapi tidak bagi AKU dan KAU.


Semua kenangan kita, biarkan saja terkubur. Terkubur dan tersimpan rapat-rapat. Aku tidak akan membukanya lagi. Karena tidak semua kenangan kita indah. Jika kau ingin mengingat kenangan kita, itu terserahmu. Itu hakmu.

Biarkan aku sendiri menikmati hidup ini. Jangan hiraukan aku lagi. Jangan pernah berpikir untuk kembali padaku lagi seperti yang lakukan dahulu. Itu menyakitkan untukku. Kau hanya kepingan ingatan dari masa laluku. Tidak lebih.

Hanya dua kata, selamat tinggal. Selamat tinggal untuk dirimu yang pernah menghisi hidupku dulu.

Terima kasih untuk segalanya. Aku tidak akan pernah bisa untuk melupakanmu. Tapi kau hanya bagian dari semua kenanganku. Setidaknya kau pernah memberikan warna pada hidupku meski kelabu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka makanan enak, penyuka musik accoustic dan selalu menyempatkan untuk melihat langit walau hanya sebentar.