Hijrahku Penyelamat Keluargaku, Untukmu Ayah dan Ibu

Malam itu dengan gelisah kuiringi tidurku, tak tahu apa yg sedang menggelayuti pikiranku seperti ada yg sedang mengganjal dalam hatiku sesuatu yang sangat tidak biasa, sesuatu yang sangat menakutkan dan menyedihkan seakan merasa bahwa akan mati besok. Kukuatkan niatku untuk beranjak dari tempat tidur. Waktu menunjukkan pukul 01:30, ini artinya sudah hampir sepertiga malam dan aku belum larut juga untuk beristirahat. Padahal besok di sekolah aku harus bangun pagi karena akan menghadapi uji coba ujian nasional tingkat SMA.

Kuambil air wudhu untuk menenangkan pikiran dan hatiku lalu kugelar sajadah seraya beribadah malam serta mengadu dengan Rabbku atas apa yang aku rasakan. Entah sholat sunnah apa yang aku kerjakan, yang jelas aku ingin sholat di sepertiga malamku yang belum tertidur juga. Kupanjatkan do’a-do’a agar hati dan fikiranku tenang. Tak butuh waktu lama akhirnya rasa kantuk menggelayuti mataku, segera kurapihkan sajadah dan mukenahku lalu kurebahkan badanku seakan-akan mata ini tak sanggup untuk terbuka.

Kulihat di sekelilingku ada 7 orang yang berdiri menghadap kiblat mengikuti arah posisi tidurku. Mereka sangat tinggi wangi dan berpakaian serba hitam, akan tetapi satu orang yang berdiri tepat di hadapanku memakai pakaian yang berbeda. Putih seperti cahaya. Kulihat diriku sedang memakai pakaian yang panjang dan menjulur sampai tak ada satupun auratku yang terlihat dan putih serta bersih dan wangi. Aku bersyar’i ketika sedang tidur.

Kutanyakan siapa mereka yang sedang mengelilingiku dan apa tujuan mereka, salah satu dari mereka yang berpakaian putih menjawab dengan lembut serta penuh kasih sayang “bangunlah. Ini saatnya kamu beranjak dari dunia gelapmu serta selamatkanlah Keluargamu dari siksa api neraka”. Mendengar itu tanpa disadari air mataku mulai bercucuran dan aku menangis sejadi-jadinya. Lalu mereka pergi meninggalkan diriku jauh sekali menuju pintu yang penuh dengan cahaya yang sedang ada di sudut kamarku.

Aku terbangun dengan bantal yang basah dan mata yang sembab. Kulihat jam menunjukkan pukul 05:30 lalu kuberanjak dari tempat tidurku lalu bergegas ke kamar mandi lalu menunaikan sholat subuh. Hari ini tepat hari jum’at, apa yang ada di pikiranku seakan aku ingin berhijab pada hari itu. Kuambil hijab satu-satunya yang aku punya putih dan bersih. Cuma ada satu karena sebelumnya aku memang tidak berhijab sama sekali.

Kukenakan saat ke sekolah. Tak ada yang menyadarinya karena memang saat itu setiap hari jum’at memang diwajibkan setiap anak perempuan di sekolahku diharuskan untuk berhijab. Di sekolah pun pikiran semalam masih terbayang di benakku. Aku coba sms seorang teman dan meminta pendapatnya tentang keinginanku untuk berhijab. Ternyata dia memberikan masukan yang sangat bermanfaat bagi kehidupanku serta menguatkan tekad dan niatku untuk segera menutup aurat sejak dini.

Bel terakhir menandakan pelajaran telah usai pun berdering. Aku bergegas pulang dengan penuh semangat dan percaya diri. Sampai di rumah, kuberanikan diri keluar rumah dengan masih mengenakan hijabku. Banyak keanehan dari orang-orang di sekitarku yang memandangku seperti layaknya buronan yang sedang dikejar oleh polisi. Aku seperti orang aneh di mata mereka. Tapi alhamdulillahnya, keluargaku serta ayah ibuku memandangnya dengan arti penuh kebahagiaan dan mendukungku dengan penuh semangat . Satu kata yang aku ingat dari kedua orangtuaku “Seorang anak memang tidak akan pernah bisa membalas jasa kedua orangtuanya, tapi dengan cara ade behijab itu artinya ade telah mengajak ayah dan ibu menjadi penghuni Syurga-Nya , ibu sama ayah terus mendukung ade untuk berhijrah di jalan-Nya"

Kini kulalui hari-hariku dengan perubahan hijrahku, kurasa berhijab tidaklah susah hanya butuh niat keyakinan serta do’a dan dukungan dari orang-orang disekitar. Buktinya, dengan berhijab hidupku jadi lebih nyaman dan pastinya lebih terhindar dari segala macam godaan syetan. Dengan berhijab, aku merasa jadi lebih percaya diri, awalnya memang panas dan gerah tapi lama kelamaan hijab ini menjadi penyejuk saat matahari terik disiang bolong, menjadi penghangat sangat musim hujan datang, dan menjadi pengingat dzikir saat hati mulai gundah dan resah.

“Satu langkah anak perempuan yang keluar rumah tanpa menutup auratnya, itu sama saja ia telah mendorong ayahnya masuk kedalam neraka” Naudzubillah.

Artinya: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu`min, Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Teruskan perjuanganmu ukhti dan tetap istiqomah

By:AnisaNabilah

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

bagiku keluarga adalah segalanya , terutama kedua orangtua ...