Hilangnya Tenggang Rasa di Antara MRT

Tenggang rasa

Antusiasme warga, khususnya warga Jakarta, terkait penggunaan MRT telah terlihat sejak hari pertama uji coba yang diselenggarakan secara gratis. Warga terlihat berbondong-bondong mencoba MRT yang merupakan hal baru di Jakarta. Hal tersebut dilakukan baik sendiri, bersama teman, maupun keluarga. Mereka rela mengantre berjam-jam untuk dapat menjajal MRT. Bukan hanya sekedar menjajal, sebagian dari mereka menganggap uji coba ini sebagai tamasya keluarga.

Apalagi uji coba gratis ini juga dilaksanakan pada akhir pekan. Karena antusiasme yang tinggi, bahkan ada yang sampai membawa bekal untuk dimakan bersama-sama di ruang tunggu MRT. Banyak pendapat pro dan kontra terkait hal tersebut. Ada yang mengatakan bahwa itu adalah hal yang wajar, dan ada pula yang mengatakan itu bukanlah hal yang terhormat untuk dilakukan bahkan sampai menghina.

Hinaan bertubi-tubi muncul, apalagi di sosial media tempat masyarakat beraspirasi secara bebas bahkan membabi-buta. Poin pentingnya di sini adalah, haruskah ketidaksetujuan ditunjukan sampai melontarkan sebuah hinaan? Tentu saja tidak. Jika dilihat dari segi tata tertib, makan bersama layaknya piknik di ruang tunggu tentunya memang merupakan hal yang tidak etis untuk dilakukan. Kita semua sepakat terhadap hal tersebut. Maka dari itu perlu dilakukan edukasi dan kiranya memberikan peringatan kepada seluruh pengguna jasa MRT. Namun, peringatan yang patut untuk diberikan tentunya tidak berbau hinaan. Pada posisi yang benar ataupun salah, menghina jelas tetap merupakan hal yang tercela untuk dilakukan. Tidak perlu sampai ke pengadilan, hendaknya budaya tenggang rasa kembali dimunculkan. Ketika eskalator pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1898, tepatnya di pusat perbelanjaan Harrods, antusiasme masyarakat juga terlihat sangat tinggi.

Pengalaman naik eskalator dianggap hal yang luar biasa. Bahkan staf Harrods ketika itu sampai memberikan obat penenang untuk menenangkan syaraf mereka yang tegang sehabis menjajal eskalator. Hal tersebut menunjukan bahwa antusiasme terhadap suatu hal baru merupakan hal yang lumrah bagi setiap manusia, bukan hanya di Indonesia.

Pihak MRT telah menghimbau masyarakat agar menjaga tata tertib yang ada. Edukasi dan peringatan terus diberikan terhadap para pengguna jasa MRT dengan harapan masyarakat Indonesia, khususnya Jakarta, bisa tertib dan menunjukkan kebanggaannya kepada MRT. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden RI, Joko Widodo, bahwa adanya MRT adalah pesan menuju peradaban baru. Itu menunjukan bahwa saat ini Indonesia sedang berada pada masa transisi, di mana masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki seiring dengan berkembangnya negara.

Bersama-sama, mari kita jaga dan rawat MRT. Apabila menemukan perilaku yang menyimpang dari tata tertib, hendaknya dirangkul, ditegur secara baik bukan dihina. Karena bagaimanapun, menghina merupakan hal yang tidak perlu untuk dilakukan. Bukannya memperindah keadaan, justru malah akan memperkeruh. Maka dari itu marilah kita berkembang bersama, dengan menjunjung tinggi sikap tenggang rasa, untuk Indonesia yang lebih sejahtera.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis