Hubungan Gue dengan Dunia Film Seperti Hubungan on-off CLBK

Kalo Allah ketemu Nabi Muhammad di jaman sekarang, bikinnya film – Anisa - Cin(T)a

Hubungan gw dengan dunia film seperti hubungan on-off CLBK melulu. Kisah ini dimulai di awal 90an ketika seorang gadis kecil tau apa itu Gedung besar tempat orang kumpul yang ada layar besar di depannya dengan gambar dan cerita yang seru-seru. Ya itu Namanya Bioskop dan Victory Teathre lah. Bioskop lokal di pinggiran Kota Jakarta, di Serpong tepatnya yang pertama kali ngenalin dan membuat gw jatuh cinta pada dunia film selain tentunya bioskop rakyat bernama LAYAR TANJAP yang ramai kala itu.

Advertisement

Thanks Victory Theatre, berkatmu ku mengenal Suzanna, Warkop DKI, Rano Karno, Benyamin S, Si Ganteng Om Boy, Lupus hingga Barry Prima yang macho.

Sampai SMA gw anggap film adalah media eskapisme. Rasanya kalau nonton Film hilang semua galau dan masalah hidup walau habis nonton ada lagi deh. Beruntungnya saat itu TV Swasta sangat berbaik hati menayangkan box office movie hampir tiap malam. 

Saat SMA juga gw pernah bikin penelitian tentang sejarah film, ke PPHUI, PFN, ada ghiroh tersendiri yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Dimulailah long road journey gw di dunia perfilman, datang ke berbagai festival film luar, rutin datang ke workshop film. Jadi pelanggan tetap Kineforum, Forum Lenteng, nonton film-film bisu eropa sampai digigit nyamuk malam-malam karena, nonton film komedi Rusia di PKR yang satu Gedung ketawa dan gw ga paham itu karena apaan, Sampai nonton film Russian ARK, film sejarah rusia yang OTS (One Take Shot) tapi preparationnya mencapai 3 Tahun.

Advertisement

Lulus SMA udah berangan muluk masuk Fakultas Film dan TV IKJ ambil jurusan penyutradaraan eh terganjal titah Babeh yang bilang “Jangan Masuk IKJ, nanti kamu begajulan bukan bergaul”. Semangat tidak boleh padam meski jeans udah dirobek-robek dan sandal jepit selusin sudah dibeli buat outfit kuliah di IKJ, biar nyeni gitu loch maksudnya…

Jalan Tuhan memang yang terbaik. Tuhan memberikan yang kamu butuhkan bukan yang kamu inginkan. Finally gw diterima di Diploma Broadcasting UI, lumayanlah bersaing dengan 4 Ribu orang dan cuma 100 orang yang berhasil masuk jurusan Diploma paling favorit di Kampus Yellow Jacket itu

Advertisement

3 Tahun di Broadcast mungkin 3 tahun terindah dalam hidup gw. Mengejar passion sebagai seorang filmmaker, belajar tentang produksi film, berkenalan dengan Dosen-Dosen TV dan Dosen-Dosen Film dari IKJ dan saat bikin tugas karya akhir, gw beneran nekat ambil Dosen Pembimbing yang bukan kaleng-kaleng Dewa Dokumenter Indonesia, Lulusan Master Dokumenter Belanda. Nekats. But that’s life, gak seru kalo ga ada tantangan, bismillah aja, siapa takut hehehe…

Lulus dari Broadcast, jalan takdir masih membawa gw ke dunia film, jadi kru sebuah Production House yang isinya Senior-Senior di Broadcast UI mulai angkatan 97-2004 lengkap deh disana. Ya meski ga bikin film juga sih tapi bikin reality show semacam “Katakan Putus” wannabe. Lumayanlah pernah jadi pengabdi rating lewat program-program semacam “Backstreet SCTV”, “Masih Ada Kesempatan TVONE”, “Cari-Cari Pacar GlobalTV” dan  proposal yang gw buat juga pernah beberapa kali lah menang tender TV.

Hasilnya? Gaji 10 koma, belum tanggal 10 dah koma, sakit typhus 3 kali, jam kerja yang bikin anak perawan pulang subuh mulu dan dipelototin Babehnya.

So…I decide to move on

2009 Entah ada angin apa, Saya kembali ditakdirkan berjodoh di dunia film. Jadi wartawan film 21cineplex.com. The best job in the world. Kurang enak apa? Kerjanya Cuma nonton film gratis sebelum diputar di Bioskop dan interview sama aktris dan filmmaker. Kerjaan yang bikin teman-teman cukup iri hahaha….

Lulus kuliah lagi-lagi jalan Tuhan penuh kejutan, gue ditawarin jadi Head Channel sebuah channel film di TV Kabel dari China. Kerjanya ngapain tuch? Beli Film dan Nonton Film dong tentunya. Maka dimulailah saya bergaul dengan Produsen-Produsen Film kelas teri hingga kelas kakap.  Dari filmmaker indie hingga PH tingkat dunia semacam Miramax dan WarnerBros.

2015 Dunia film kembali menyapa gw….

Kali ini bentuknya lebih simple, platform video. Yup media bioskop dan TV kabel kini bukanlah lagi medium prioritas distribusi sebuah film. OTT Platform semacam Netflix menjamur dan membuat film kini lebih bisa dijangkau dari mana saja. Maka bekerjalah gw di platform video lokal bernama Vidio.com. 2 Tahun bekerja disana gw move on dari televisi, tiap hari kerjanya hanya nonton vidio.com dan sang competitor “Youtube”. Dan Alhamdulilah sempat merasakan juga produksi konten video Bersama para content partner, mulai dari bikin konten horor, stand up comedy santri, konten dakwah, hingga konten review alutsista militer.

2019….

Jalan Tuhan memang selalu terbaik, tidak pernah gue duga, kini ada beberapa kesempatan di dunia film yang kembali datang, mulai dari membangun komunitas perfilman dan mengurus distribusi film agar lebih merakyat, jadi publisis film hingga yang teranyar membantu membuat sebuah pusat kreatif perfilman di sebuah daerah! How amazing it is!

Dan 3 script film yang dulu terbengkalai, kini juga seakan melambai-lambai kepada gue, minta direalisasikan….

So, “Romansa Tanjung Intan”, “Anak-Anak Malaka” dan “Separuh Jalan”…. Mari kita realisasikan jalan Tuhan….

 

 

 

 



 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penikmat hidup yang apa adanya bukan ada apanya

CLOSE