“Hujan”, biarkanlah aku mencintaimu (lagi)!

Kemurnian air yang kupercaya adalah air hujan,

Advertisement

Entah kenapa, dan alasan kuat apa aku begitu mencintai hujan. Terlintas begitu cepat bahwa hujan pernah mengantarku untuk mencintai tanpa alasan pasti, bukan karena "hasrat" memiliki ataupun menemani terus waktu yang sebenarnya sangat singkat untuk dihabiskan tanpa kepastian.

Saat mengenal kata sayang hanya akan ada caramu untuk melakukan hal terbaik yang tulus datang begitu saja dari dirimu, melewati batasan logikamu sebelum kamu mengenal dia. Sayang dan Cinta seperti 2 sisi koin yang sebenarnya sama-sama memiliki makna dalam untukku,

Menjadi sisi manapun akan ada namamu di tiap doa-doaku. Bukan untuk memintamu untukku melainkan aku meminta Tuhan menjagamu untukku. Ada banyak caraku "dekat" denganmu tapi tak selalu harus tampak seperti kebanyakan orang yang selalu menginginkan kebersamaan.

Advertisement

Hujan mengantarkan doaku jauh lebh dekat padamu.

Aku adalah dia yang menjaga hakikatnya sebagai "tulang rusuk"

Advertisement

Menenangkan dan selalu jadi tempatmu mencurahkan gundah dan bebanmu, air matamu dan air mataku sudah banyak sekali tercurah. Bukan karena menyerah pada keadaan, tapi aku mengerti dan paham apa yang sedang terjadi bahwa ini adalah jalan Tuhan untuk kita.

Jalan Tuhan akan selalu indah, kerikil dan bebatuan sudah sama-sama kita lewati untuk itu kan?

Tahukah kamu akan janji kecil kita?
Hmm, mungkin janjiku. Janjiku untuk ada dan menemanimu sampai ke titik dimana kamulah yang memintaku berhenti. Berhenti menjadi sosok yang jauh lebih tegar, agar kamulah yang siap menjadi sadaran terkokoh yang kupunya, pegangan yang akan membuatku berani melangkah, serta suara yang akan menuntunku walaupun kelak akan menjadi gelap jalan kita.

Tenanglah, bahwa aku baik-baik saja dengan cinta ini.

Terasa sekali rindu ini untuk menjadi "teman" yang paling kau cari dan rinduku yang dalam ini mengalir seperti air hujan sore ini, deras sekali disambili petir yang seolah menjadi tanda aku merindukanmu.

Kita berkomunikasi lewat batin saja kalau begitu, seperti biasa yang kulakukan saat aku ingin sekali bertemu denganmu.

Tuhan mendengar doaku, entah kenapa beberapa hari dalam minggu yang sama aku memimpikan hadirmu walaupun aku harus menahan airmata karenanya.Tapi Tuhan membuatku juga bersyukur kembali bertemu dan masih bisa membuat lengkung senyuman itu walaupun mediaku adalah alam bawah sadarku sendiri.

Tepat ditanggal yang masih menjadi kenangan kita, kau kembali menyapaku tanpa kuminta dengan panggilan "hey"

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

pengagum hujan

CLOSE