Ibu, Secantik Apa Dirimu Sekarang?

Aku tidak tahu entah sudah sampai dititik mana aku berdiri sekarang. Jujur aku benar-benar kehilangan pribadi yang selama ini memeluk erat tubuhku saat hari terasa berat untuk dilalui. Tak pernah terlintas sedikitpun dipikiran akan sesingkat itu waktu yang disediakan Sang Pencipta untukku bisa memanggil dirimu "Ibu". Dari rahimmu aku datang kedunia dan dari kepergianmu aku semakin mengenal surga. Terima kasih bu…

Ini bukan sekedar tentang waktu, tapi tentang sebuah cinta yang tak pernah habis masanya walau tubuh telah terpisah.

Dahulu celotehanku selalu menjadi semangat hari-harimu, sekarang alunan lembut suaramu menjadi kerinduan didalam doa-doaku. Aku masih dan akan selalu jadi putri kecilmu walaupun waktu mengajakku untuk tumbuh. Genggaman tanganmu masih kurasa hingga detik ini dan tak pernah ku temukan jiwa selembut engkau ada diantara mereka. Maaf jika akhir-akhir ini aku sering kalah dengan rasa itu. Dia begitu besar, sekuat apapun aku meredamnya tetap saja air mataku jatuh.

Aku pernah mendengar cerita mengenai bidadari surga, dan saat ini wanita terindahku telah menjadi bagiannya.

Banyak yang ingin ku ceritakan tentang dunia yang selama ini telah mendewasakanku semenjak kepergian ibu. Tentang impian yang selama ini ibu ajarkan sekarang mulai ku gapai, tentang kebahagiaan yang selama ini aku perjuangkan mulai menemukan siapa pemiliknya. Apa ibu tertarik mendengarnya? lalu bagaimana caraku menyampaikannya? Apa selama ini rindu yang ku titipkan kepada Sang Pencipta telah sampai dipangkuan ibu? Aku tahu Dia lebih mencintaimu tapi semoga tidak salah jika aku yang masih menginginkanmu dihidupku.

Aku ingin tumbuh secantik rupamu, setulus hatimu dan sekuat jiwamu. Kehendak Sang Pencipta memilih aku menjadi putrimu adalah kebahagiaan sejatiku.

Kelak ketika aku menikah, aku sadar tak akan adalagi engkau yang mengecup lembut keningku. Tapi aku pasti akan mengajarkan pada putriku nanti bagaimana lembut dan tangguhnya wanita yang mengandung ibunya ini dan akan ku tunjukan pada pendamping hidupku bahwa aku sanggup mencintai ibunya seperti mencintai ibu, bukan untuk menggantikan karena percayalah ibu, engkau tak akan pernah terganti.

Bu ada salam dari ayah katanya rindu teruntuk cinta sejatinya dan salam dari saudara laki-lakiku rindu teruntuk cinta pertamanya.

Rindu dari dunia teruntuk engkau wanita penghias surga

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

gadis yang tingginya gak semampai dan kulitnya juga cokelat pekat.