Izinkan Aku Memantaskan Diri Terlebih Dahulu Sebelum Bersanding denganmu

Memantaskan diri sebelum menikah

Tidak setiap waktu kita bisa bertatap muka, tak setiap saat pula kita mampu berbagi cerita. Namun, denganmu aku merasakan bagaimana hubungan akan dibawa ke tingkat yang lebih dewasa. Meski belumlah lama kita saling mengenal. Bersamamu, cinta jelas tujuannya, aku tahu kemana harus melangkah tanpa takut kehilangan arah. Iya, karena kamu pria dengan pemikiran dewasa yang pernah kuajak menjalin kisah.

Namun, kumohon jangan terburu-buru Sayang, kita masih punya banyak waktu untuk menuju ke pelaminan. Masih banyak hal yang perlu aku perbaiki, masih banyak kekurangan yang perlu kubenahi, dan juga tak semudah itu menjadi seorang istri. Saat aku sudah menjadi lebih baik dari saat ini, dan saat kesiapan sudah ada di diri ini, silahkan genggam tanganku dan bawa kemanapun engkau mau. Pegang ucapanku.


Sebelum nanti kita saling bersisihan, masih ada serentetean mimpi yang ingin kulunaskan sendirian


Pernikahan memang menawarkan gambaran yang membahagiakan, namun aku tak ingin terburu-buru dalam megambil keputusan. Bukan karena aku meragukanmu, bukan, malah aku percaya kecakapanmu sebagai pasangan, aku tak pernah sepercaya ini perihal masa depan kepada siapapun, namun denganmu aku mampu menitipkan masa depan tanpa harus takut akan kamu abaikan. Tapi, mari kita pahami, kau dan aku tak harus menikah saat ini bukan? Karena masih banyak mimpi yang ingin kulunasi. Dan itu membutuhkan waktu, Sayang.

Aku ingin melanjutkan pendidikan, menuntut ilmu lebih tinggi. Mengejutkan diriku sendiri bahwa ternyata aku tidak “sebodoh” yang kukira selama ini, ternyata masih banyak hal yang bisa kupelajari, dan masih banyak tempat yang ingin ku kunjungi (sendirian). Tentunya kamu ingin seorang istri yang cerdas bukan? Aku ingin pasangan yang menghargai jalan pikiranku, tak semata hanya terpukau pada senyumanku. Dan aku menemukan itu pada kamu, terimakasih untuk itu.


Aku tahu, hidup akan terasa lebih baik saat dilalui bersamamu. Namun, tak ada yang lebih baik dari tidak terburu-buru.


Keinginan untuk bersanding denganmu tentulah ada, namun aku tahu, masih banyak kekurangan dalam diriku. Dari pada terburu-buru, aku ingin menambal kekurangan-kekuranganku terlebih dahulu. Memperbaiki kualitas diri. Dan menjadi lebih baik dari saat ini. Percayalah arah yag aku tuju adalah dirimu, selagi kamu bersedia untuk menungguku. Akan kujanjikan versi terbaik dari diriku untukmu – nanti.


Kumohon, jangan gentar dengan pertanyaan “Kapan?” yang kerap menghampiri. Kita akan menikah karena keinginan sendiri, bukan karena lelah ditanyai.


Bersabarlah Sayang, biarlah orang lain sibuk dengan pertanyaan “Kapan?” Kita akan menikah karena keinginan kita sendiri, toh kau dan aku saling tahu bahwa kita sedang memantaskan diri dan berusaha agar bisa menjawab pertanyaan mereka dengan sebuah undangan dan tanggal yang telah ditentukan.

Denganmu, aku ingin membina rumah tangga dengan kita yang sama-sama telah dewasa menghadapai segala realita kehidupan. Karena aku tak ingin semuanya berantakan hanya karena ego kita begitu erat kita genggam.

Jangan khawatir Sayang, aku tidak meragukanmu. Bersanding di sisimu kusiapkan dengan tuntasnya kelayakan diriku.

Kuharap kau memahami, keputusanku untuk tidak buru-buru menikah tidaklah diambil karena aku meragukanmu. Justru sebaliknya, aku mengagumi sosokmu dan ingin diri ini mampu mengimbangimu. Tak akan ku biarkan kamu malu memiliki seorang pendamping sepertiku, akan kubuat kamu bangga memiliki pendamping hidup sepertiku.

Maka dari itu, beri aku waktu untuk melunasi segala mimpiku sendirian. Demi kehidupan bersama yang tak hanya manis di awal, demi sisa hidup yang tak pernah kita lupakan. Bersabarlah Sayang, tunggu aku sebentar.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Gadis yang lahir di Kota Soto, pada tahun 1997 silam :)

Editor

Not that millennial in digital era.