#Jarakmengajarkanku Terpisahnya Raga Bukan Halangan untuk Saling Terkait

Resah karena terpisah raga adalah biasa, namun dapat tetap terikat adalah keajaiban

Dua tahun tepatnya Tuhan memberikanku ujian terbaiknya, pintu menyerah sudah lama ku buka untuk sewaktu-waktu aku berlari menuju ruang pasrah. Sakit yang bahkan ahli kesehatan tak mampu mengatasinya, bahkan peralatan medis tak mampu menghentikan sakit luar dan dalam yang kualami.

Hingga aku sampai berada pada titik di mana aku berpikir untuk meninggalkan semua cita-cita serta mimpiku selama ini.

Bahkan cintaku. Ku harus rela karena aku tak mampu menggenggam erat mereka lagi dengan keadaan sakit yang bahkan tak tahu akan bisa sembuh atau tidak.

Narasi ini kutulis bersama instrumen lembut acoustic guitar, hingga membuat bulir-bulir besar di mataku mulai terasa ingin turun kebawah mengingat kisah yang membuatku lebih kuat serta berani saat ini.

Lanjut ke cerita. Beberapa hari, minggu bahkan hitungan bulan berjalan, aku dan seseorang yang pertama mengulurkan tangan di saat aku butuh pertolongan atau bahkan terluka tak lagi kudengar kabar serta kehadirannya.

Hari demi hari kulewati terasa suram bagai mendung. Yang kunanti di daun pintuku hanyalah kedatangannya. Namun dia tak kunjung datang meski hati serta raga telah semakin tersiksa oleh sakit bercampur rindu.


Bahkan kehadirannya di sampingku, menggegenggam tanganku lebih kunanti dibanding kesembuhanku sendiri.


Terdengar bunyi telefon dari ayah perihal hubungan kami yang tak perlu dilanjutkan mengingat keadaanku yang mungkin tidak bisa diterima olehnya. Namun apa jawabnya, ia bahkan tak ingin melepaskan ikatan kasat mata kami yang seharusnya sudah ditinggalkan jauh-jauh hari. 

Mudah saja baginya untuk pergi tanpa perlu dan repot menanyakan kabarku lewat pesan singkat di ponsel ayah. Mudah saja ia mendapatkan cinta baru yang lebih sempurna serta sehat jiwa dan raganya. Namun tidak ia lakukan. Ternyata jarak tak membuatnya serapuh diriku tentunya.

Ternyata rindupun bukan candu yang menggerogoti jengkal tubuhku, namun rindu serta jarak itulah yang kemudian menyembuhkan, mendewasakan, menyempurnakan sayap-sayap indah kami untuk kemudian siap kembali mengepak berpetualang bergandengan dan yang pasti, terkait.

Nyatanya waktu memang penyembuh bagi jiwa-jiwa yang terlalu lama merasakan hampa. Ikatan tak kasat mata kami rupanya dikuatkan Sang Maha Bijaksana. Dengan kelemah lembutannya ia memisahkan raga kami agar tahan uji untuk jangka waktu yang masih jauh kedepan. Dan lalu raga dan jiwaku pulih dengan seizin-Nya. 

Ketakutan masih membayangiku akankah ketika kakiku kuat menapak berjalan, serta tubuhku telah mantap berdiri, tak lagi ada dia didepan menyambut diriku yang telah kembali seperti sedia kala. Ternyata memang ia tak pernah berada sejauh mata memandang kedepan. Namun ia berada di belakangku, bersiap menengadah pabila aku kembali terjatuh. Ia selalu berada di tempatnya tak pernah sedikitpun beranjak, tetap di sana mendoakanku serta memberiku semangat "kamu pasti sembuh sayang"

Dua tahun berikutnya kami masih bersama dan masih tetap menjadi satu kaitan tak kasat mata, dan lagi Tuhan kembali memisahkan kami untuk waktu yang tak jauh berbeda dengan waktu itu. Kesempatan emas datang padanya untuk menimba ilmu dan pengalaman. Aku masih dengan jiwa rapuhku merengek mengapa harus terpisah lagi, kenapa tak cari yang dekat saja. 

Ia berkata bahwa ini kesempatan yang bagus, untukku, untuk kehidupan kita juga nantinya. Dengan berat hati kuijinkan ia pergi. Baru beberapa hari ini sudah sedih rasanya, dan masih ada jutaan detik kedepan untukku mengecap kembali pahit terpisahkan. Namun kuingat bahwa


Jarak mengajakanku berpisah raga bukan halangan untuk kami tetap saling terkait.


Perihal doa yang selalu mengalir untukmu, sukses diperantauan, dilindungi setiap jengkal langkah, serta diberkahi setiap hembus nafas.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

a much learner