Jawaban dari Sebuah Ke-istikhorohan Hati

Terima kasihku untuk dia yang pernah menjajikan masa depan bersama.

Terima kasih untuk mimpi-mimpi indah yang juga pernah dia tawarkan.

Dan pada akhirnya apa yang pernah diperbincangkan melebur menjadi harapan semu.

Terima kasih ku ucapkan.

Terima kasih pada Tuhanku yang telah mengirimkan dia, meski hanya dalam hitungan hari.

Sahabat-sahabat di sekelilingku mengerti bagaimana keadaanku saat itu, dan mereka bertanya.

Kamu sakit hati? Tentu!

Kamu terluka ? Jelas!

Kamu dikhianati ? Pasti!

Kamu kecewa? Tidak!

Yakin? Ya. Sekali lagi; AKU TIDAK KECEWA!

——-

Ketika dia datang, sungguh aku terkejut bukan main, bahagia tak menyangka. Aku pun tak pernah terpikir, jika akan secepat ini akan mengakhiri masa lajang. Dia seseorang yang tak pernah ku bayangkan, tiba-tiba hadir memintaku berjuang bersama untuk melengkapi sepertiga agama, agar jalan menuju surga-Nya menjadi lebih dekat.

Niat baiknya pun ku terima dengan baik, apalagi berlandaskan karena-Nya. Lalu hari demi hari kita lalui dengan ta’aruf agar hubungan yang kita bina ini mendapat keridhoan-Nya, dan aku membagikan kabar baik ini ke para sahabatku. Support dan doa mereka berikan. Mereka pun bangga dan bahagia jika sebentar lagi aku akan lebih dulu mengakhiri masa lajangku.

Aku sungguh bahagia dengan kehadiran dia, banyak harapan-harapanku bersama dia. Namun aku berusaha menguatkan hati, untuk jangan mudah terbawa rasa yang ada.

“Berharap itu hanya pada-Nya, bukan pada manusianya karena Allah tak pernah ingkar janji”

“Melengkapi sepertiga agama itu adalah ikatan suci sehidup semati, jangan terbawa hawa nafsu yang ada jika pada akhirnya membawamu pada kesesatan”,

Dan hal itu membawaku pada keistikhoorohan hati.

Sejak awal dia datang dan memintaku hingga pada akhirnya kita ta’aruf, aku juga tak pernah berhenti mengistikhorohkan dia, karena aku sungguh-sungguh menginginkan dia yang bisa membawaku pada surga-Nya.

“Ya Rab aku manusia yang penuh dosa yang menginginkan surga-Mu dengan menyempurnakan sepertiga agamaku. Berilah petunjukmu. Jika dia baik & barokah untuk hidupku, lancarkan jalanku dengan dia. Tunjukan padaku segala kebaikan dan sifat-sifat keimanannya, jika dia mampu membawaku pada surga-Mu. Namun jika tidak, jauhkanlah aku dengan cara-Mu yang baik, tanpa ada yang tersakiti di antara kita, dan tunjukan keburukan-keburukannya yang menunjukan kalau dia tidak baik, pun tidak barokah untukku, agar aku tak merasakan kekecewan jika dia bukan jodohku. Aku begitu memohon petunjuk-Mu, Ya Rabb”

Janji-janji manis yang selalu ditawarkan dengan berjuta mimpi, menjadi perbincangan antara kita. Membawaku terbang penuh hayalan, berharap itu menjadi kenyataan, rasa yang adapun tak bisa disangkal, namun aku selalu coba kuatkan hatiku untuk berharap hanya pada-Nya.

Kemudian di tengah perjalanan hubungan ini, aku mulai merasakan ada yang aneh. Dia yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar. "Bagaimana kelanjutan hubungan ini?" "Kapan dia akan datang kerumah bersama keluarganya?"

Semuanya itu menjadi pertanyaan besar ketika dia menghilang tanpa pamit. Aku mencoba bersabar, mencoba berpikir positif “Mungkin dia lagi sibuk, bisa juga lagi menyiapkan sesuatu buat kasih aku surprise,” dan tak lupa berdoa dalam keistikhorohan hati.

“Doa adalah senjata ampuh bagi orang beriman untuk menguatkan hati yang sendu.”

“Doa adalah jawaban dan jalan yang pasti penuh kebarokahan dari segala pertanyaan, permintaan setiap hambanya”

Di sepertiga malam, aku berdoa mengistikhorohkan dia. Seusai ku panjatkan doaku, aku melanjutkan tidurku. Ketika Adzan subuh berkumandang, aku tersentak terbangun dengan tiba-tiba dengan perasaan kaget. Sungguh aku tak percaya, tapi ini nyata keajaiban dari kuasa-Nya. Seusai doa di sepertiga malam itu, Allah begitu menggambarkan secara jelas bagaimana dia seutuhnya, dan membuatku yakin jika dia tidak barokah untukku, tidak mampu membawaku pada surga-Nya.

Lalu dipagi harinya saat ku membuka ponsel, ternyata ada pesan dari dia.

“Assalamu’alaikum, maaf sebelumnya jika aku menghilang tanpa pamit ataupun kabar. Bukannya ku bermaksud memberi harapa palsu, aku memohon maaf sebelumnya. Jika sepertinya aku tak bisa melanjutkan hubungan ini.”

“Wa’alaikumsalam, ya nggak apa-apa. Mungkin kita memang belum berjodoh. Semoga kamu bisa mendapatkan jodoh yang terbaik untukmu.”

Kaget dan tak percaya jika semuanya berakhir begitu saja. Ya, saat itu aku merasa sakit, terluka, dan dikhianati. Dia yang datang memintaku, namun dia sendiri yang meninggalkanku.

Tapi, sesaat kemudian aku langsung teringat atas petunjuk-Nya dalam mimpiku semalam. Lalu rasa itu hilang, tak ada sedikitpun rasa kecewa. DIA BUKAN JODOHKU, dan AKU TIDAK KECEWA.

Aku merasa bersyukur dijauhkan dari dia, ketika aku tahu bagaimana dia dari apa yang Allah beritahuku lewat mimpi. Bersyukur sebanyak-banyaknya, karena aku hanya ingin dia yang bisa membawaku pada surga-Nya.

Dan kini bukan lagi istikhoroh yang ku lakukan, tapi hajat di sepertiga malamku.

“Ya Rabb, datangkan dia yang lain yang bisa mengingatkanku dan mampu menuntunku pada surga-Mu. Jadikan dia sebagai pelabuhan terakhir rasaku”

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang copywriter di perusahaan teknologi yang sedang belajar untuk jadi penulis hebat, yang bisa memotivasi dan menginspirasi banyak orang