Jika Benci Setidaknya Jangan Mengajak Orang Lain untuk Turut Membenci

Kamu bebas membenci, tapi bukan berarti harus mengajak orang lain untuk membenci

Terkadang orang yang membenci kita, sebaik apapun kita bersikap baik kepadanya dia tidak akan pernah melihat kebaikan yang telah kita lakukan. Pasti dia masih saja membenci dan terus-terusan menyalahkan kita atas semua penderitaan yang dia rasakan. Bahkan jika dia semakin membenci kita, diapun akan mengajak teman-temannya untuk ikutan membenci kita, padahal kita tidak seburuk yang dia katakan. Bahkan, kemungkinan dia akan menyalurkan kekesalannya dengan cara mem-bully dan membuat kita merasa buruk dihadapan orang lain. Apalagi jika alasan dia membenci kita dengan alasan yang tidak masuk akal dan terdengar hanya mengada-ada.

Advertisement

Tidak ada satu orangpun di dunia ini hidup tanpa dibenci oleh orang lain. Di manapun kita hidup dan tinggal pasti akan selalu kita temukan orang yang membenci diri kita. Ada yang membenci karena iri padamu, tidak suka padamu, merasa tersaingin dan berbagai macam alasan lainnya serta membenci karena memang hatinya busuk.

Dalam pembahasan ini, kita bisa melihat ternyata kasus tersebut merupakan kasus privasi dalam etika komunikasi yang mungkin kita pernah alami sebagai sesuatu hal yang memang seringkali menjadi masalah. Salah satunya mengenai etika komunikasi. Saat kita bicara soal etika, kita pasti akan langsung mengidentikkannya dengan hal yang baik dan tidak baik. Setidaknya memang itu adalah pemahaman mendasar yang perlu kita tanamkan dalam pola pikir kita.

Saat seseorang berkomunikasi tetapi tidak mengindahkan etika, tentu saja ini bisa menimbulkan permasalahan. Jika dilihat dari sudut pandang etika komunikasi tersebut, membenci orang lain merupakan pelanggaran etika antar pribadi di mana ketika kita memberitakan orang lain mengenai hal-hal yang negatif, tidak menutup kemungkinan seseorang bisa mengalamai persekusi dan bisa saja menimbulkan fitnah, di mana ketika informasi yang berhasil disebarluaskan dari seseorang yang membenci kita dan kemudian disebarkan lagi dengan orang lain dengan cara dan bahasa yang berbeda. Ini bisa memicu terjadinya fitnah.

Advertisement

Fitnah yang berasal dari informasi yang salah merupakan kasus privasi di mana kaidah etika komunikasi benar-benar sudah tidak diperhatikan. Dalam hukumpun terdapat pasal yang berlaku tentang mengujar kebencian, pada  pasal 28 ayat 2 Undang-Undang No 11/2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik di mana dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Aturan tersebut terkait dengan perilaku menyerang kehormatan atau nama baik (pencemaran) serta menimbulkan permusuhan, kebencian individu dan atau kelompok masyarakat tertentu (SARA). Pelaku ujaran kebencian terancam pidana 6 hingga 4 tahun penjara serta denda maksimal Rp 1 miliar bila terbukti melakukan perbuatannya. Persoalan ujaran kebencian pun diatur dalam produk hukum negara lain.

Maka dari itu bila kamu membenci seseorang, biar saja itu menjadi urusanmu dengannya. Mulai sekarang berhentilah untuk menyebarkankan berita yang tidak pasti kebenarannya. Jika kalian membenci seseorang, janganlah mengajak orang lain untuk membencinya juga.

Advertisement

Kita boleh membenci siapa pun yang menyakiti diri kita, kita berhak memberi maaf dan tidak memberi maaf. Terkadang memang ada orang yang melakukan kesalahan saking beratnya rasanya sulit untuk memberikan maaf kepadanya, dan rasanya itu sering dirasakan oleh kebanyakan orang. Bila memang berat memberikan maaf kepadanya, akan jauh lebih baik untuk diam saja atau hanya cukup kamu yang membencinya. Dan lebih baik mendiamkan dan memilih bodo amat atau bisa juga memutus semua hubungan atau lebih baik menghindari semua hal yang berhubungan dengan orang yang kamu benci ketimbang mengajak orang lain untuk membenci.

Sesalah apapun orang itu sama kamu dan sebesar apapun kesalahan dia sama kamu, tetap saja kebencianmu adalah urusan pribadimu sendiri. Jangan pernah libatkan orang lain untuk turut membencinya. Ketika kamu membenci seseorang karena perilaku atau perkataannya, sadarilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Memang sulit menjadi sempurna, tapi ada baiknya kamu menyadari bahwa dia memang masih banyak kekurangan. Kalau perbuatan, perkataan, dan perilakunya masih mengecewakan, ada baiknya kamu pergi meninggalkan.

Ya, membenci itu melelahkan. Jangan terbiasa mencaci, jangan sisakan ruang di hati untuk membenci. Mulailah memaafkan. Mulailah dengan berdamai dengan dirimu sendiri. Sebab, hati kita berhak akan kedamaian. Hidup kita akan bahagia bial mengingat kebaikan orang lain, bukan sebaliknya. Setidaknya kalau kita bisa memaafkan, kenapa kita harus tetap membenci? Kalau kita bisa mentoleransi kesalahan orang lain, kenapa kita harus mendendam? Cobalah melupakan rasa sakitmu dengan menyibukkan diri pada hal-hal positif, dan berkumpul dengan orang yang yang mencintai kita. Kamu tidak perlu menghabiskan banyak tenaga untuk mengurusi orang yang menyakitimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE