Jika Engkau Terganggu dengan Kehadiranku Disisimu, Baiklah Aku Akan Pergi

Aku Tidak Akan Mengusikmu Lagi

Cinta itu adalah fitrah, dan menyukai lawan jenis juga adalah fitrah manusia, saat ini rasa itu benar-benar telah menancap tajam di lubuk hatiku yang terdalam, entah bagaimana rasa itu bisa sampai ke tempat itu bagiku ini adalah fitrah.
 
Jangan kamu suruh aku untuk mematikannya bahkan hadirnya aku tak tahu apalagi menghapuskanmu di hatiku. Kau adalah temanku, namun mengapa engkau berbeda dengan teman-teman yang lainnya. 
 
Mencoba mengenalmu lebih jauh, namun tak ada kesempatan, mencari sedikit kesibukan berharap kita bisa bertukar informasi, sikap dinginmu, dan cuek tak mampu aku pahami bahkan bahasa lisan terlebih bahasa tubuhmu.
 
Semakin aku mengenalmu justru semakin berat pikiran ini. Aku tak mampu memendam rasa ini, semakin aku pendam semakin galau diri ini. Hingga kuberanikan untuk menyampaikannya kepadamu bahwa aku menyukaimu dengan berharap jiwa ini akan tenang setelah menyampaikannya.
 
Tanpa berharap engkau akan meresponnya dan tak sedikitpun aku takkan mengajakmu untuk pacaran, maafkan aku telah mengusik kehidupannmu, berharap engkau mengerti tentang perasaan ini.
 
Engkau adalah temanku tak bermaksud untuk menodai pertemanan, aku mengenalmu jauh dibandingkan teman-temanmu yang lain, karena aku ingin kita semakin dekat dan menjadi sahabat, namun sikapmu tetap dingin dan cuek terhadapku seolah mengisyaratkan untuk aku pergi dari hidupmu, maafkan aku telah mengusik hidupmu.
 
Via komunikasi, tegurku, bahkan hanya basa basi untuk menanyakan kabarmu, namun sikapmu tetap sama, semoga kamu masih mengingat secarik kertas yang telah terlukiskan untukmu. 
 
Mungkin bagimu itu sangat panjang membuatmu malas untuk membukanya, namun panjangnya tulisan itu adalah mewakili perasaan ini kepadamu, bahwa aku sungguh ingin mengenalmu lebih dekat.
 
Walaupun ku tahu takkan mampu bisa aku tuangkan segalanya ditulisan itu karena jiwa inilah yang bercerita. Sering diejek, dan direndahkan diri ini, bahwa kau tak pantas untuk mengenalnya, dia tidak menyukaimu.
 
Kini aku mulai berpikir mungkin aku telah mengusik kehidupanmu, engkau mengatakan fokus dulu dengan studymu dan semua teman bagimu sama tak ada yang spesial, dan jangan engkau menungguku.
 
Kata itu bagiku sebuah isyarat untuk menjauh, namun aku tak sanggup berbuat apa-apa rasa ini hadir begitu saja dan aku berharap yang menitipkan rasa ini cepat untuk mengambilnya kembali.
Advertisement
 
Sering aku terjatuh dan tertatih dalam mengahadapi banyak masalah studiku serta pencarian jati diriku. Masalah keluargaku dan aku berharap ketika aku terjatuh engkau datang untuk menarikku dan membangkitkanku lagi hingga kita bisa bersama-sama berjalan dan meraih mimpi-mimpi masa depan. 
 
Namun itu hanyalah sebuah ilusi buatku, untunglah masih banyak yang peduli tentang diri ini ketimbang untuk menunggumu menyapaku. Aku hanya mampu menceritakanmu diteman-teman terdekatku dan terdekatmu berharap sebuah wejangan untuk kepastian hidup apa yang harus aku lakukan.
Advertisement
 
Aku belajar tentang kebaikan dan arti sebuah kehidupan kini aku telah menyadarinya bahwa hanya ada satu obat bagi dua orang insan anak manusia ketika jatuh cinta yakni menikah, jika tidak maka baginya hanyalah dosa dan kemaksiatan yang tersampaikan.
 
Hingga kuputuskan rasa ini akan kupendam dalam diam biarlah takdir takdir Tuhan yang berkehendak, jika memang kita ditakdirkan bersama kelak maka akan selalu ada cara Tuhan untuk mempertemukannya kembali, begitu juga memisahkannya sangat mudah. 
 
Kini bagiku engkau tak spesial lagi engkau juga hanyalah teman biasa seperti engkau menganggapku, mencoba menjadi yang terbaik dan berharap akan menemukan seseorang teman hidup yang terbaik pula, namun jika tidak kita akan ditemukan seseorang yang terbaik pula, maafkan aku yang pernah mengusik kehidupannmu.
 
Aku tak tahu bahasa lisanmu terlebih lagi bahasa tubuhmu aku ingin menjadi sahabatmu, namun engkau tak memberiku kesempatan, tenanglah aku telah pergi dan mengikhlaskan rasa ini.
 
Ketika kita berpapasan hanya sebuah senyum yang tersirat di wajahmu pun di wajahku layaknya senyum yang kusampaikan ke teman-temanku yang lain.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Suka menulis, suka travelling, sama suka makan. Kalau suka kamu, emang boleh?

CLOSE