Jika Kamu Bertanya Siapa Pengagum Rahasiamu, Itulah Aku

Cinta itu seperti angin, menyelinap tanpa permisi lalu berhembus pergi tanpa pamit. Cinta itu seperti angin, datang memberikan kesejukan lalu pergi meruntuhkan dedaunan. Cinta itu kamu, datang membawa cinta kemudian pergi secara tiba-tiba. Cinta itu kamu, saat damai itu datang kemudian kamu runtuhkan dinding hati yang menggores luka.

Advertisement

Mencintaimu adalah patah hati yang paling disengaja, begitu kata Wiranegara dalam distilasi alkenanya.

Perkenalkan, aku adalah pengagum rahasiamu yang saban waktu mencoba mencuri dan memungut setiap senyummu yang jatuh. Aku yang mengagumimu secara diam-diam dan sesekali mengintaimu dari balik jendela saat itu.

Entah kenapa ketika berada di dekatmu aku seakan membisu, tak mampu berkata dan ingin berpaling dari binaran matamu itu.

Advertisement

Kamu tahu bagaimana rasanya ketika Tuhan mempertemukan aku denganmu? Ah, rasanya itu adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidup. Tapi apakah kamu tahu bagaimana rasanya ketika saat itu kamu mengatakan akan pergi? Aku seperti kehilangan separuh semangatku yang baru saja kamu ciptakan, hidupku mendadak tanpa gairah. Mungkin kamu melihatku biasa saja, yah karena aku berusaha menyembunyikan kesedihan itu, kekecewaan itu, kegelisahan itu. Di balik kesedihan itu aku selipkan doa-doa yang kelak akan membawamu dalam kehidupan yang lebih baik.

Saat aku dan kamu masih bersama, aku sangat menikmati setiap detiknya saat itu, sampai akhirnya aku tak sadar bahwa setiap detik itu terlalu cepat hingga Tuhan menakdirkan aku dan kamu untuk berpisah sementara.

Advertisement

Tuhan, jika Engkau mengijinkan, bolehkah aku memutar waktu kembali pada waktu itu dan memperlambat setiap detiknya agar aku bisa bercengkrama dan melihatnya lebih lama.

Mungkin akan ada lagi waktu di mana aku dan kamu akan dipertemukan kembali, namun rasanya tak akan sebahagia saat itu.

Kamu adalah orang yang hebat dan menakjubkan yang memberikan warna baru dalam hidup, sampai akhirnya aku terjebak dalam mimpi untuk bisa mendapat perhatianmu, bercengkrama denganmu sambil bercerita tentang perjalanan yang kita lewati. Tapi aku rasa semua itu hanya sebatas mimpi, mimpi yang membawaku pada gerbang penantian, yang masih menantimu dari jauh.

Untuk sementara biarlah aku sendiri yang menderita, menyimpan semua rasa yang telah ada. Biarlah aku menunggu sendiri, menunggu sebuah balasan kasih.

Dan biarlah aku mengagumimu dari jauh, karena kamu seperti senja yang tenggelam, sangat menakjubkan jika dilihat dari kejauhan.

Untukmu yang terhebat, akan ada doa-doa yang selalu aku sampaikan melalui Tuhan, aku di sini hanya sedang memantaskan diri. Semoga suatu saat Tuhan mempersatukan kita, aku yakin suatu saat kamu akan membaca tulisan ini. Tunggulah aku!

Pengagum rahasiamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE