Jodoh Nggak Jodoh Itu Urusan Belakang, yang Penting Bahagia Aja Dulu!

Artikel merupakan kiriman dari pembaca Hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Advertisement

Sepertinya judul ini akan terdengar egois atau bahkan seenaknya sendiri jika kutujukan pada kita (pun mungkin hanya aku yang menyatakan "kita", sedangkan bagimu tetaplah "aku dan kamu"). Terlebih lagi, janji setiamu pada gadis itu tak pernah bisa kau lepaskan. Maafkan aku duhai gadis manis di seberang lautan. Maafkan aku jika kau merasakan kehadiranku ataupun tak sengaja kau membaca tulisan ini.

Teruntuk kamu: Aku tak memintamu melepas janji pada dia. Dia gadis manis nan baik hati yang tak pernah menyerah padamu selama bertahun-tahun. Meskipun belum pernah menemuinya, aku yakin dia gadis luar biasa. Dia sudah paham bagaimana cara menghadapi pasang surut moodmu dan dia juga sudah lihai menguasai hati saat kamu tak kunjung memberi kabar. Sedangkan kita, ehh aku dan kamu, belum genap 12 purnama menghabiskan waktu bersama.

Awalnya, aku tak pernah menaruh perhatian lebih padamu. Secara fisik, kamu memang sangat menarik, namun tak cukup menarik hatiku yang selalu seenaknya sendiri. Kamu sama saja dengan orang-orang baru yang (memang harus) kukenal setiap tahunnya. Dan kala itu, aku sedang terjebak dua cinta. Mana mungkin aku masih sempat melirikmu?

Advertisement

Hingga sore itu, percakapan ringan yang tak sengaja terbentuk saat yang lain sedang berdiskusi. Aku dan kamu tenggelam dalam obrolan santai yang sesekali diselingi tawa. Matamu yang menyipit saat tertawa, masih jelas kuingat hingga kurangkai tulisan ini. Aku tak menyangka, pemikiranku yang seringkali dianggap aneh ternyata sama denganmu. Seperti puzzle yang akhirnya menemukan bagian lainnya, aku begitu tertarik dengan pemikiranmu. Saat itulah, untuk pertama kalinya aku tertarik padamu. Aku seakan sedang menemukan diriku pada kepribadianmu.

Waktu terus bergulir. Semesta seakan sedang berkonspirasi untuk menyatukan kita pada saat-saat (yang akhirnya) tak terlupakan. Selalu ada topik yang kau suguhkan saat kita berboncengan. Selalu canda yang kau selipkan saat kita kehabisan bahasan. Selalu ada omelan saat diriku mulai salah jalan. Selalu ada perdebatan di antara obrolan kita bahkan selalu ada cerita seusai kita bersama. Ketersesatan kita malam itu, misalnya, karena kita sama-sama tak tahu jalan dan membiarkan motor melaju sesuka hatinya. "Aku tak menemukan ekspresi sepertimu: selalu tertawa bahkan saat kita berdebat," ujarmu kala itu sambil mengunyah ayam krispi kesukaanku. Kau tau, aku tak mungkin lupa saat indah di saat hujan mengguyur kota yang dingin ini.

Advertisement

Hingga akhirnya kau membuka dirimu. Tentang dirimu dan gadis manis itu, tentang gadis lain yang diam-diam mencintaimu, dan tentang hidupmu yang katamu tak pernah kau ceritakan pada kekasihmu. "Apa gunanya cerita?" katamu. "Lalu, kenapa kau menceritakannya padaku?" batinku. Teruslah seperti itu hingga akhirnya aku terbiasa dengan rumah dan teman-temanmu. Hasilnya, aku melepaskan dua cinta itu dan kamu masih bertahan dengan kekasihmu.

Iya, ku akui aku mulai menyanyangimu. Namun sungguh, aku tak memintamu membalasnya. Aku takkan memintamu memilih aku atau dia, karena ku tau bahkan aku tak pantas disandingkan dengan gadis itu. Aku tak memintamu untuk selalu di sampingku, memperhatikanmu dari jarak seperti ini saja aku sudah bahagia. Aku juga takkan ingin kau meninggalkan kekasihmu lalu memilihku, sungguh aku tak ingin menjadikanmu pengkhianat. Aku bangga kau tetap memegang janjimu pada dia ? Itu adalah bukti bahwa kau memang pantas tuk dicintai.

Aku hanya meminta, biarlah seperti ini. Biarlah jarak di antara kita tetap konstan, tak menjauh dan tak mendekat. Biarkan aku menikmatimu dari sisi ini. Kau kan tau, cepat atau lambat aku akan meninggalkan kota ini. Selagi menunggu waktu, biarkan aku tetap mendengar cerita-ceritamu. Berpura-puralah kau tak merasakan apapun dariku! Berpura-puralah kita tetap bisa berkawan seperti biasa :)


Nanti, selepas kepergianku, sampaikan maaf dan terima kasihku pada gadis manismu. Maaf karena menyayangi kekasihnya dan terimakasih telah membiarkanku menyanyangimu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

184 Comments

  1. Rully Indy berkata:

    Karena ketika berbahagia lalu tak berjodoh, sakitx tk terkatakan..

  2. Anita Wulandari berkata:

    baru ajaaa kan Nur Isriyana Wahdaniah

  3. Irawati berkata:

    Urusan belakangan yg penting bahagiaa Febyora Dwi Rahmayani Mariani Harso Pangestu

  4. Nggak usah disampaikan ke gadis manis itu. yang ada dia yg sakit. meskipun mencintai itu hak semua orang, tapi jika cinta itu sudah dimiliki, cinta tersebut adalah keegoisan. ?

  5. Kenny berkata:

    Urusan belakangan? Buang2 waktu dong.

  6. Ya semoga kita berjodoh…
    Eeeh…?

  7. Fajar Yuniantoro berkata:

    Yang namanya bahagia ya diawal, kalo di akhir ya penyesalan

  8. Elitta Faradilla berkata:

    Nah baeu aja kita omongin Yunni Ratna Puri Riri Pratiwi

CLOSE