Kalau Disederhanakan, Mungkin Harga Kesetiaan Itu Gratis Tapi Bukan Murahan!

Konsep kesetiaan yang mau aku bahas kali ini adalah melalui perspektif seorang perempuan. Dan well, aku akan memulainya dengan ilustrasi sederhana ini.

Kopi Tubruk VS Americano

Tom adalah seorang penggemar kopi, dulu dia hanya bisa nyeruput kopi tubruk di warung-warung kecil, bukan di café dengan jaringan internasional.Seiring dengan perkembangan pekerjaan, Tom makin punya uang dan kesempatan untuk menikmati kopi di tempat-tempat yang bagus, dan ternyata Americano memang lebih enak dari kopi tubruk. Tak ada ampasnya,” begitu pikir Tom.

Americano adalah minuman kopi yang dibuat dengan mencampurkan espresso [sari pati kopi] dengan air sejumlah air panas. Berbeda dengan kopi tubruk yang menyisakan ampas di bagian bawah, kita bisa menyesap Americano hingga tandas.

(Sumber: https://ributrukun.com/post/merasa-salah-memilih-pasangan-setelah-menikah-inilah-5-penyebab-utamanya )

Bukan hanya soal selera kopi Tom yang berubah, seleranya tentang perempuan juga berubah. Konsep perubahan itu pun berlanjut dengan serangkaian keluhan tentang istri, yang menurutnya tak lagi bisa mengikuti perkembangan gaya hidupnya. Mulai dari soal berpakaian, make up, selera makan, dan lebih lagi, cara berpikir. Kesimpulannya?

Semakin seseorang berkembang dalam karier dan pergaulannya, terbuka kemungkinan berkembang pula seleranya terhadap lawan jenis. Apa yang dulu dianggap cocok, kini terasa banyak kekurangannya. Terus mau apa? Apakah kita yang telah menjalani pernikahan merasa perlu berganti pasangan tiap periode waktu tertentu?

Aku membaca tulisan ini beberapa bulan yang lalu dan membuatku berpikir. Terlepas dari selingkuh itu benar atau salah, berapa sih harga sebuah kesetiaan? Dulu aku berpikir kalau seseorang setia kepada pasangannya dan melakukan semua kewajiban-kewajibannya dengan benar maka bisa dipastikan pasangannya juga akan melakukan hal yang sama. Tapi apakah benar sesederhana itu?

Faktanya, banyak orang yang sudah setia dan berusaha untuk mengerjakan semua kewajibannya dengan sempurna tapi tetap diselingkuhi. Banyak istri yang sudah melakukan semua kewajibannya dan berusaha untuk menjadi istri yang sempurna tapi pasangannya justru berselingkuh. Ironisnya, seringkali selingkuhannya itu tidaklah jauh lebih baik dari pasangan sahnya. Sebaliknya, banyak juga perempuan yang seolah “tidak becus” menjadi istri, tapi pasangannya tetap ada dan selalu setia di sisinya.

Kita tidak bisa menjaga pasangan kita 24/7 bukan? Dan sekalipun bisa, hati orang siapa yang tahu? Apakah dengan fisiknya yang selalu ada disamping kita berarti hatinya ada bersama kita juga? Belum tentu! Sekali lagi aku tegaskan, hati orang siapa yang tahu? Jadi kalau aku harus menjawab berapa sih harga kesetiaan?

Tak terukur. Yap, kesetiaan bukanlah sesuatu yang mempunyai nilai tukar. Tidak sesimpel kita “membayar” dengan sesuatu lalu berharap dapat ditukarkan dengan kesetiaan. No, kesetiaan itu datang dari hati masing-masing pribadi, tidak ada yang dapat memaksa seseorang untuk memberikannya. Itu adalah hak mutlak tiap pribadi. Dan kabar buruknya, tidak ada tutorial atau cara pasti yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan kesetiaan dari orang lain.

Kalau disederhanakan, mungkin harga kesetiaan itu GRATIS TAPI BUKAN MURAHAN. Hanya orang-orang dengan integeritaslah yang bisa berkomitmen dan memberikan kesetiaannya pada pasangannya. Daripada sibuk memaksa pasangan kita untuk setia, lebih baik kita lakukan yang terbaik yang menjadi bagian kita sembari memohon pada Sang Penulis hidup untuk menjaga hati dan kesetiaan pasangan kita.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini