Kamu Nggak Usah Maksa, Pantes Jadinya Ribut Melulu!

Maksa. Kampung Pulo direlokasi ke tempat yang lebih enak, kita ribut. Berisik. Kabareskrim diganti rame. Reshuffle kabinet juga berisik. Segala apalah kita gak berhenti komentar. Ribut, berisik. Sama sekali tidak produktif. Gak mutu buat saya ….

Advertisement

Entah sudah berapa lama. Bangsa kita jadi doyan ribut. Doyan berisik. Atas nama demokrasi, kita menghalalkan berbagai cara untuk mencari 'perbedaan". Atas dalih demokrasi, kalo bisa berisik ngapain gak berisik. Kalo bisa ribut ngapain adem-adem aja.

Ada apa dengan kita?

Sungguh karena kita selalu ingin memaksa. Memaksakan apa saja. Ini bukan soal institusi, bukan lembaga. Tapi manusianya. Orangnya. Iya kita ini. Orang ini, orang itu.

Kenapa orangnya?

Lha iyalah, orang yang sok berkuasa bawaannya pengen “maksain” kehendak. Sok kuasa atas negara, maksain diri. Sok kuasa di kepolisian, maksain nangkep orang. Sok jadi penegak hukum, seenaknya netapin orang jadi tersangka. Welah dalah, ora ono yang bener. Sopo? Orangnya hehehe.

Advertisement

Sobats, hidup ini cuma sebentar. Ujung-ujungnya juga kita semua akan mati. Masuk ke kuburan. Karena itu, HIDUP gak usah maksa. Gak usah maksain diri, Gak usah maksain wewenang. Gak usah maksain kehendak. Itu saja cukup. Ayo dong eling …..

Terus terang aja, segala sesuatu yang dipaksain itu gak akan bener. Milih orang dengan cara maksain kehendak kita, gak bener. Nangkep orang, seenaknya dan cepet banget, gak bener. Orang tua yang maksain kehendak ke anak juga bakal gak bener. Kerja dipaksain juga gak baik. Berubah kalo dipaksa juga gak ada manfaatnya. Pokoknya semua yang dipaksa gak efektif deh. Setuju gak? Gak, ya udah.

Advertisement

Sekali lagi, gak usah maksain diri. Itu saja. Sesuatu yang dipaksa, biasanya menimbulkan LUKA. Memaksakan diri pasti berujung penyesalan. Coba aja pikir sendiri. Gak akan ada yang beres kalo kita maunya maksain diri.

Gak usah jauh-jauh. Hidup keseharian kita saja. Pikir saja, keinginan dan perilaku yang kita paksakan akhirnya jadi penyesalan. Punya uang sedikit, tapi maksa beli barang yang mahal, pasti nyesel ujungnya. Maksain diri pengen punya pacar yang sesuai kriteria, ujung-ujung kecewa. Maksa pengen kerja di kantor yang bagus, dikasih kerja yang biasa aja ditolak. Abis itu gak punya duit, nyesel lagi. Udahlah, hidup yang baik itu hidup yang gak maksain diri. Lakukan saja sesuai kemampuan kita, sebisa kita. Itulah yang disebut apa adanya.

Lagi-lagi, gak usah maksa. Kita bakal capek sendiri. Lelah. Ribut gak abis-abis, kayak di negeri ini. Ribut melulu. Maksain diri untuk apa aja, kalo udah dikerjakan tapi nyatanya gak sesuai harapan orang banyak pun akhirnya jadi frustasi, kecewa. Maksain niat baik malah jadi ribut. Mikir dong, kita ini sebenarnya mau ngapain sih?

Kalo diri kita gak suka dipaksa sama orang lain, maka kita juga tidak usah memaksakan apa yang kita inginkan kepada orang lain. Itu namanya fair, objektif. Jangan mau “ngencingin” orang lain, tapi gak mau “dikencingin”. Gitu aja kok repot ….

Ingat lho, Allah Yang Maha Tahu saja tidak pernah memaksakan kehendak-Nya atas hidup kita. Kita diizinkan-Nya memilih apa yang kita inginkan. Padahal, Allah itu Maha Tahu atas semua kondisi kita. Lalu mengapa kita harus memaksakan kehendak dan keinginan kepada orang lain? Pusing, pusing, pusing.

Kalo gitu apa dong yang harus kita lakukan?

Nah, nanya lagi. Pikir aja sendiri. Gak ada yang HARUS kita lakukan. Karena kalo HARUS berarti kita sedang memaksakan diri. Ada pepatah Arab yang bilang, “likulli maqaamin maqaalun”. Artinya, setiap keadaan itu perlu perkataan yang tepat. Jadi, kita tidak usah maksain diri. Itu saja sudah cukup.

Sobats, gak usah maksa. Baik memaksakan atau dipaksakan. Santai saja. Kalo kita gak bisa turun tangan, gak usah komentar yang berlebihan. Mengkritisi silakan tapi sekalian juga dong terjun tuk ikut beresin. Okehh, jadi gak usah maksa ya.

Ingat aja, There are two problem, YOU and YOUR ACT – Hidup ini cuma ada 2 masalah, KAMU dan ULAHMU.

Udah ahh, males jadinya baca dan dengerin ribut-ribut melulu. Cek aja di dinding FB atau Twitter masing-masing. Berapa banyak orang yang berkeluh kesah, merasa kecewa, galau? Itu semua terjadi karena mereka maksain diri agar keinginannya bisa tercapai atau terpenuhi. Terlalu susah menerima realitas, itu aja.

Inget ya, gak usah maksa deh. Gak ada gunanya. Karena memaksa ujungnya jadi masalah, jadi luka dan penyesalan. Salam untuk tidak memaksakan diri …..

#BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

CLOSE